20. Over Protective

65.3K 6.4K 779
                                    

Pintu rumah Linda diketuk pagi-pagi sekali. Wanita yang sedang berada di dapur itu langsung berjalan cepat menuju pintu utama.

"Pagi, Tante. Mas Ilhamnya ada?" tanya Lala sambil tersenyum manis.

"Ada tuh di belakang, lagi jemur pakaian. Kamu mau berangkat kerja? Pagi-pagi banget." kata Linda sambil menggeser tubuhnya untuk membiarkan Lala masuk ke rumahnya.

"Iya, Tante. Jakarta kan macet. Jadi harus berangkat pagi biar nggak telat. Lala boleh ketemu Mas Ilham nggak tante?"

"Samperin aja di belakang."

Setelah mendapatkan izin dari si empunya rumah. Lala bergerak masuk, melewati dapur dan membuka pintu yang langsung mengarah ke taman belakang.

Jika sebelumnya Lala berjalan dengan tergesa, dua langkah saat pintu itu dibuka, ia terdiam. Tubuhnya mendadak beku melihat Ilham yang tengah membelakanginya. Dia tengah  melebarkan pakainnya di jemuran. Masalahnya, Ilham telanjang dada. Nggak pakai baju, polos, kulit kuning langsatnya kelihatan keren banget di mata Lala. Lala menelan ludah lalu memperhatikan Ilham dari atas sampai bawah. Laki-laki itu hanya memakai... kolor naruto.

Ya ampun... itu gambar kolor menganggu pemandangan aja sih. Udah tua juga, masih aja pakai kolor gambar begituan.

Mimpi apa sih dia semalem? Pagi-pagi udah dapet yang beginian.

"Lala?" Gadis itu tersentak saat tiba-tiba Ilham membalik badannya menghadap Lala. Aduh itu perut apa papan catur sih, bisa kotak-kotak gitu.

"Ada apa? Tumben pagi-pagi udah ke sini?" Ilham mendekat. Hampir aja Lala kabur kalau saja kakinya tidak terasa kaku. Ilham sudah berada di depannya dan tersenyum melihat wajah Lala yang sudah memerah. Laki-laki itu menatap penampilan Lala dari atas sampai bawah.

"Nah gitu dong. Kalau pakai celana kan, kamu mau manjat kek, kayang kek, salto kek, jungkir balik kek, celana dalam kamu nggak bakal kelihatan." kata Ilham. Wajah Lala kian memerah mendengar kalimat Ilham yang blak-blakan.

"Ih, yang Mas lihat itu bukan celana dalam Lala, tauk!!!" Ah, akhirnya ini mulut bisa terbuka juga.

Mata Ilham menyipit seketika. "Terus celana dalam siapa? Haji Ardhana?!"

Boleh nggak itu mulu Lala sumpel pakai batu?

"Bukan mas, itu celana ketat. Ya kali Lala pakai rok nggak pakai celana pendek lagi."

Ilham tampak mengangguk.

"Lagian, kenapa Mas lihat-lihat ke situ sih?"

"Lihat ke mana?" Ilham berkacak pinggang.

"Ke dalam rok Lala."

"Kebetulan aja pas kamu manjat kelihatan. Jangan salahin aku lah." Ilham berbalik. Lala mendengus lalu menarik pergelangan tangan Ilham karena merasa pembicaraan mereka belum selesai. Tubuh Ilham berbalik dan langsung menubruk tubuh Lala. Sebelah tangan laki-laki itu memeluk pinggang Lala untuk menjaga keseimbangan gadis itu.

Tubuh mereka rapat. Mata keduanya saling mengunci. Bulu kuduk Lala berdiri saat merasakan lengannya bersentuhan dengan lengan Ilham yang telanjang.

"Kamu kurus banget sih?" kata Ilham. Membuat Lala tersadar seketika. Ia berontak dalam setengah pelukan Ilham hingga terlepas. Gadis itu merapikan rambutnya yang terurai.

"Mas, ngambil kesempatan aja sih!!!" Mata gadis itu melotot tapi justru membuat Ilham gemas.

"Lah, yang narik-narik siapa?" Ilham tampak tidak mau kalah. Bibir gadis itu mencebik. Ia membalik badan lalu berjalan menjauh.

BiangLala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang