21. Kasih Aku Kepastian, La

67.3K 6.4K 475
                                    

Hujan deras turun saat mobil Ilham keluar dari parkiran.

"Ck... Pakai hujan segala lagi." kata Ilham. Lala menatap kaca ke jendela dimana muatan langit tengah tumpah membasahi bumi.

"Dikasih ujan ngeluh, dikasih panas ngeluh. Terus minta di kasih apa? Jodoh?" kata Lala.

Ilham menoleh dan melihat Lala tengah fokus menatap keluar jendela.

Itu mulut yak!!!

Macet ada di beberapa titik hingga akhirnya mobil itu berhenti di depan gerbang rumah Lala. Hujan sudah berhenti. Meninggalkan genangan air di beberapa tempat.

"Makasih, mas." kata Lala sambil melepas safety beltnya. Ilham melakukan hal yang sama.

"La..." panggilnya saat ia sudah menekan central lock.

Lala menoleh. Mata beningnya bersirobok dengan tatapan Ilham. Tangan laki-laki itu terulur untuk mengambil tengkuk Lala dan menariknya. Bibir Ilham menempel di bibir Lala yang lembab.

Ilham bisa melihat keterkejutan Lala dari bola matanya yang membesar. Tapi gadis itu diam saja. Ilham tersenyum dalam kecupannya. Hingga akhirnya kedua bibir itu terlepas.

Lala meraba bibirnya. "Astagfirullah, mas."

Lala menatap Ilham yang menatapnya tanpa ekspresi. "Kok enak ya." lanjut Lala. Ilham membulatkan matanya. Sebelah tanganya kembali terulur dan kedua bibir itu kembali menyatu.

Lala diam. Terpaku. Kaget saat bibir Ilham terasa membelai bibirnya. Mencecap tiap sudut bibirnya. Begitu lembut dan mencengangkan. Matanya perlahan terpejam saat melihat Ilham memejamkan matanya. Kedua tangan laki-laki itu menangkup wajah Lala.

Lala tidak bergerak. Tidak membuka bibirnya. Tidak melakukan apapun. Ia hanya diam. Membiarkan Ilham mencecap rasa manis dalam bibirnya. Membiarkan Ilham mendominasi.

Entah sudah berapa lama. Ilham melepas kecupannya. Lala membuka matanya dan melihat Ilham mengulas senyum manis. Detak jantung gadis itu menggila. Hingga akhirnya matanya kembali terpejam dan ia kehilangan kesadarannya.

"La, Lala..." Laki-laki itu kaget saat melihat tubuh Lala terkulai di jok. "Lala." tiba-tiba panik menyergap Ilham. Ia menggoyang-goyangkan lengan Lala untuk menyadarkan gadis itu.

Tapi gadis itu tak jua sadarkan diri. Gadis itu pingsan.

"Lala..." Ilham keluar dari mobil dan menggotong tubuh Lala ke dalam rumah.

"Lho, Neng Lala kenapa, Mas?" tanya Yuni yang sedang  menutup tirai. Wanita itu langsung mempersilakan Ilham untuk masuk.

"Lala kenapa?" Aris, yang kebetulan sedang ada di ruang tamu bersama Ayumi terpekik kaget melihat anak semata wayangnya ditaruh Ilham di sofa dalam keadaan tidak sadar.

"LALA KAMU APAIN?" kalau Ayumi langsung mendekat ke arah anaknya, Aris melotot pada Ilham dan membentaknya dengan keras.

"Eh... Itu... Om..." Ah, Ilham mengutuk diri sendiri karena bisa kelepasan kendali tadi.

"Pa, bisa nggak sadarin Lala dulu baru ngomel?" kata Ayumi dengan sinis. Tatapan Aris beralih pada Lala dan melihat sekujur tubuh gadis itu. Memastikan tidak ada sedikitpun luka pada tubuh anaknya.

Aris menyambar minyak angin yang diberikan Yuni dan ngusap- usap ke kening dan hidung gadis itu pelan.

"La... Bangun... La." kata Aris.

BiangLala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang