10. Anak Magang

55.5K 6.1K 133
                                    

Haji Ardhana alias Aris alias ayahnya Lala jelas murka saat menonton berita dan menangkap sosok anak semata wayangnya ada dalam kerumunan itu. Dirinya yang berprofesi sebagai salah satu anggota DPR sudah melarang keras Lala untuk  mengikuti kegiatan semacam itu dan bertingkah yang macam-macam. Apa jadinya kalau wartawan tahu bahwa anaknya ikut andil dalam menentang program pemerintah yang ia jalani.

"Ma, kalau Lala magang gimana?" Lala bertanya pada ibunya yang baru saja masuk ke kamarnya dan membawakan segelas susu hangat.

"Kamu memang bisa kerja apa? Tiap hari aja kerjaannya cuma main." Ayumi mengulurkan gelas itu ke arah anaknya yang langsung menyambut.

"Lala ditawarin magang di tempatnya Mas Ilham." jawabnya lalu meneguk susu dalam gelas di tangannya.

"Ya terserah kamu."

"Orang-orang pada liburan, masa Lala kerja sih." keluhnya. Ini akan menjadi liburan semester terburuknya.

"Yaudah kamu di rumah aja, bantuin Yuni." Mata Lala melotot lalu menggeleng keras. Bantuin Yuni sama aja kerja rodi menurutnya.

"Nggak mau. Lala mendingan magang."

***

Agam mengetuk pintu di depannya, lalu membuka daun pintunya pelan. Ia duduk di depan meja Ilham tanpa dipersilakan.

"Gue udah dapet anak magang buat lo." katanya. Laki-laki di depannya langsung mendongak.

"Bagus. Suruh cepet masuk deh." katanya.

"Nggak masalah kan, cewek atau cowok?"

"Nggak masalah."

Agam mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum. "Gue pilihin cewek khusus buat lo. Kali aja nyangkut." katanya sambil tertawa. "Gue suruh masuk minggu depan ya."

Agam melakukan tugasnya dengan cepat. Menghubungi Lala dan menyuruh gadis itu kembali ke kantornya minggu depan.

***

"Aku minggu depan mau ke Solo." kata Elisa. Memberitahu acara liburan semesternya.

"Yah, jangan pulang El, nanti lo jadi kampungan lagi." kata Made, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Lo jadi magang, La?" Wina menyendok es krim dari gelasnya dan menatap Lala yang mengangguk lesu.

"Nggak apa-apa. Kan bisa lebih dekat sama Masnya." Made mencoba menghibur.

"Tapi kalian tahu kan, dia sekali ketemu gue aja kadang emosian. Apalagi delapan jam ketemu gue, bisa jantungan itu orang."

Ketiga orang itu tertawa.

"Kamu mau ke mana, Mad?" Elisa bertanya pada satu-satunya laki-laki di antara mereka.

"Pulang kampung."

"Hah? Lo mudik ke Bali? Wah jangan lupa oleh-oleh ya." Wina tersenyum riang sementara Made mendengus.

"Enak banget sih kalian semua." Sekali lagi, Lala mengeluh kepada ketiga sahabatnya.

"Siapa suruh ikutan demo nggak jelas."

"Kamu dibilangin ngeyel sih."

"Harusnya kemarin lo pakai topeng." kata Made "topeng monyet." lanjutnya.

Gelegar tawa langsung menggema.

***

Suara alarm menggema di kamar itu. Lala ingat hari apa hari ini. Hari pertama liburan semesternya. Dia harusnya menghancurkan benda itu kemarin, supaya pagi ini benda itu tidak berdering dan mengganggunya tidur.

BiangLala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang