6. Princess Kayak Preman

53.2K 6K 90
                                    

Bagi Made, gadis menarik jelas dilihat dari wajahnya pertama kali. Cantik, putih, semampai, berambut panjang dan berkulit mulus.

Bagi Wina, gadis menarik bisa dilihat dari wajahnya yang pintar dan berpendidikan. Cerdas dan tahu banyak hal. Setiap wanita wajib tahu banyak hal, tidak hanya seputar aktor korea ataupun merk makeup keluaran terbaru.

Sedangkan bagi Elisabeth si putri solo, gadis menarik jelas harus punya inner beauty yang kuat. Terlepas dari itu, gadis itu harus sopan dan santun, bertutur kata lembut dan tahu tata krama sesuai dengan ajaran keluarga yang masih ada keturunan ningrat.

Masalahnya, Lala hampir tidak punya kriteria seperti yang teman-temannya katakan demi menjadi gadis yang menarik. Lala memang termasuk cantik meskipun tidak bisa dandan, hobinya pakai kaos dan jeans, omongannya blak-blakan dan cenderung nggak tahu malu. Jadi memang sepertinya untuk lelaki dewasa semacam Ilham, Lala pasti bukan tipenya.

"Haaahh... terus gue harus gimana?" Lala menjatuhkan kepala dilipatan lengannya di atas meja.

"Udah sama Bayu aja." kata Elisa sambil mengelus pundak Lala pelan.

"Nggak mau, ah." selaknya langsung. Menolak mentah-mentah.

"Panjang umur." kata Made. Lala langsung mendongak. Cemberut menatap Bayu yang tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya. Sudah tidak ada waktu untuk melarikan diri sehingga ia membiarkan Bayu duduk di depannya sambil menopang dagu.

"Kenapa mukanya begitu?"

"Lagi mules." kata Made

"Nahan pup." sambung Wina

"Lagi pusing dia." kata Elisa, memberikan pernyataan yang paling masuk akal.

"Pusing sambil mules karena nahan pup?" kata Bayu, merangkai jawaban teman-teman Lala. Tiga orang itu terkikik geli sementara Lala merengut.

Bayu tampak merogoh tasnya lalu mengeluarkan sebatang cokelat.

"Nih, biar nggak pusing." kata Laki-laki sambil menaruh cokelat itu di depan Lala. Mata Wina berbinar terang.

"Gue lagi nggak makan cokelat... aawww." keluhnya saat merasakan kakinya diinjak oleh Wina. Wina menatap Lala sambil nyengir penuh makna.

"Gue lagi nggak makan cokelat, tapi Wina mau." Ia mengambil cokelat itu dan memberikannya langsung pada Wina. Mata Wina melebar tidak percaya saat melihat Lala yang terlalu blak-blakan.

"Kan gue beliinnya buat lo, La." kata Bayu.

"Yaudah gue terima. Tapi gue kasih Wina nggak apa-apa kan?"

Bayu menghela napas lalu mengangguk pasrah.

"Ikhlas nggak nih?" tanya Wina seraya memastikan.

"Iya ikhlas. Demi Lala."

"Halah." keluh Made dan Wina bersamaan.

"Bayu, coba kamu lihat Lala." pinta Elisa pada Bayu yang langsung menoleh ke arahnya.

"Lihat Lala, bukan aku." jelasnya. Kali ini Bayu menatap satu fokus.

"Kamu naksir Lala toh?" tanyanya. Laki-laki itu mengangguk.

"Apa yang kamu suka dari anak ini?" tanyanya lagi.

Bayu tampak berpikir sejenak, menatap wajah gadis di depannya baik-baik.

"Gue suka cewek yang apa adanya." jawabnya mantap sambil tersenyum. Lala yang mendengar langsung cemberut. Jawaban macam apa itu. Nggak ada pujiannya sama sekali.

"Lo niat nggak sih suka sama gue?" tanya Lala sambil menatap Bayu lekat-lekat. Laki-laki itu kebingungan.

"Maksudnya?"

BiangLala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang