•19• Curhat

1.9K 72 0
                                    

Setelah makan malam Nana dan Lina segera ke kamar, katanya Lina sudah pingin curhat.

"Nad, lo inget pas kita ke mall trus ketemu Abrar dan Lina?"

"Iya"

"Lo inget sikap aneh gue? Dari pas narik-narik lo, sampai gue yang langsung aneh pas Abrar dan Lita dateng"

"Iya, gue inget"

"Lo tau kenapa gue waktu itu narik-narik lo ngga jelas?"

"Engga. Katanya lo mau curhat, kenapa malah muter-muter sih ngomongnya?"

"Sabar lah Nad, ini juga bagian dari curhat"

"Oh, sori-sori, jadi kenapa lo waktu itu narik-narik gue?"

"Karena gue ngeliat Abrar sama Lita"

Alis Nana tertaut dan memandang Lina yang tidur disampingnya dengan wajah bingung.

Lalu Lina mulai bercerita kalau Lina, Abrar, dan Lita adalah sahabat dari kecil, dan saat berumur 10 tahun Lina menyadari ada yang berbeda saat ia melihat Abrar, saat Abrar memperlakukan Lita beda darinya, dan saat Abrar bercerita padanya kalau ia menyukai Lita, Lina merasa cemburu, tapi ia tak memperlihatkannya, ia masih setia menjadi tempat curhat Abrar yang sangat menyukai Lita, tapi Lita mengabaikannya. Karena Lita menyukai kakak tirinya, Alvaro.
Abrar dan Lita, hanya mereka berdua yang mau berteman dengannya waktu SD, dulu ia dibully, dan selalu dibandingkan dengan Lita yang lebih cantik, lebih pintar, dan kelebihan Lita yang Lina tak punyai. Sampai saat mereka smp mereka juga masih selalu dibanding-bandingkan tapi sikap Lita yang dulu selalu melindunginya mulai berubah, ia mulai tak peduli dengannya. Dan Abrar masih ngejar-ngejar Lita, dan akhirnya Lita mau jadi pacar Abrar waktu kelas 2 smp, sampai suatu hari Lita membaca diarynya dan mengetahui kalau ia juga menyukai Abrar, Lita sangat marah pada Lina dan ia juga memutuskan Abrar. Dan mereka bertiga kembali menjadi sahabat, kecuali Lita dan Lina, mereka sudah tak seperti dulu, Lita yang bersikap seperti memendam kebencian padanya dan Lina yang merasa sangat bersalah dan berhutang budi. Lalu saat kenaikan kelas 3 Abrar pindah ke New York, mereka lost kontak sampai akhirnya Abrar kembali ke Indonesia dan mereka bertemu lagi.

Mulut Nana mangap-mangap mendengar cerita Lina yang sangat-sangat tak pernah ia sangka. Mulai dari ia yang mencintai Abrar, sampai Lita yang menyukai Alvaro.

"Tunggu, tunggu, tunggu... Gue speechless. Oke, jadi sekarang lo juga masih suka Abrar?"

Lina membalasnya dengan anggukan.

"Dan Lita juga masih menyukai Abrar?"

Lina mengangguk lagi.

"Tapi kalu dilihat dari sikapnya, Lita juga kayanya masih suka Alvaro"

"Alvaro tau?"

Lina mengangguk "bahkan orang tua kita"

Nana melotot "trus, Alvaro nya gimana? Sebenernya dia suka Abrar ato Alvaro sih"

"Both. Alvaro bersikap seolah ngga terjadi apa-apa, ia tetep nganggep Lita sebagai ade"

"Eh, Lin, lo tau ngga kenapa sikap Lita tuh aneh banget sama gue?"

"Kalau menurut gue, karena lo lumayan deket sama Alvaro, dan-- Abrar keliatannya suka sama lo"

"Ngaco lo" kata Nana sambil terkekeh

"Iya Nad, lo ngga nyadar kalau sikap Abrar ke elo tuh beda, cara dia mandang lo, care nya dia, itu beda Nad"

"Itu penilaian lo, dan menurut gue dia tuh biasa aja, dia juga care sama lo, sama Lita, bahkan sama semua orang"

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang