Cinta Pertama

•33• Menyerah atau Bertahan?

"Dan gue bakal bilang, gue 6 tahun di Paris, gue baru pulang sekitar 3 minggu yang lalu setelah 4 tahun nggak pulang"

Alvaro terperangah

"Jadi kapan kita akan ke rumah Ratu?"

"Oh, ayo"

"Hmm, Clara boleh ikut kan? Dia partner ku saat di Paris, dia juga desainer"

"Paris? O-oh, Tentu"

"Nanti akan kuceritakan dirumah Ratu"

.

Rencana awal kerumah Ratu untuk membahas gaun pernikahan Alvaro-Ratu gagal, mereka malah bercerita tentang waktu yang telah lewat, walaupun Ratu yang lebih mendominasi percakapan. Mungkin jiwa Nana masih sedikit terguncang, atau sepenuhnya terguncang? Entahlah

Nana sudah pulang dari rumah Ratu 2 jam yang lalu, kini ia sedang mandi dan sudah sekitar 1 jam dia belum keluar juga

"Nadaa?"

"Hmm?"

"Apakah tanganmu belum cukup keriput sehingga kau belum berminat untuk keluar dari kamar mandi?"

"Diamlah Clara!"

"Okay, asalkan kau tidak mengisi bathup dengan air matamu"

Tak ada sahutan dari Nana, Clara yakin Nana menangis sepanjang ia mandi, dia sudah hapal betul hobi Nana yang suka menangis saat mandi kalau sedang sedih.

.

Nana menghempaskan tubuhnya di sofa lalu menyalakan televisi, tubuhnya terasa lelah, ia habis mengantar Clara ke bandara tadi. Nana meraba-raba isi tasnya setelah mendengar bunyi notifikasi dihape nya.

Kak Ratu
Nad lo sibuk nggak?

Nada
Ntar jam 2 mau ketemu client, kenapa kak?

Kak Ratu
Dianter siapa?

Nada
Abang

Kak Ratu
Kakak lo ke Bdg? Yahh, pdhal tadinya gue mau anter in lo, trus mnta tolong nemenin gue ke florist

Nada
Abang gojek maksudku😂

Kak Ratu
Wkwk makanya cari pacar sono! Yaudah bareng gue aja ya

Nada
Okee!
Ntar sambil bahas gaun kakak sekalian.

Gimana mau cari pacar kalo hati aja gue gak punya!? Hati gue udah dibawa orang, dan orang itu calon suami lo, kak! Batin Nana

Ia jadi teringat percakapannya dengan Clara tadi

"Clara?"

"Ya?"

"Emm.. apa menurut kamu aku harus berhenti sekarang?"

Klara menautkan alisnya

"Dan 20 tahunmu sia-sia?"

"Clara, dia sudah mau menikah!" Tess... air mata itu keluar bersamaan dengan suara Nana yang meninggi

"Mau menikah kan? Belum menikah! Dan apakah kau tidak berfikir ada peran takdir disini? Takdir yang selalu kau bicarakan dan kau semogakan. Ini semua nggak cuma kebetulan Nada, kau dipertemukan lagi dengan dia sebelum dia menikah"