Check video di atas untuk para castnya.
***Flashback Wind***
"Mulai hari ini kita nggak akan mengskip banyak adegan. Kita akan lebih mendalami hari demi hari yang Airi alami bersama teman-teman," ucap Gaara kemudian."Lalu kapan kamu akan membuang pengaruh Love Poison itu dariku?" tanyaku padanya.
"Kubilang tenang saja. Penyembuhan sihir semacam itu dilakukan di balik layar. Kamu tidak perlu tahu bagaimana caranya. Yang penting kamu harus tetap berdoa, oke?" kata Gaara. "Lagi pula semua yang kita temui ini juga akan menjurus ke sana pada akhirnya. Pekerjaan kamu sekarang cuma jadi penutur cerita saja. Itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini."
***Flashback Wind***
"Gue benar-benar sebel sama Bu Rita. Masa sih gue harus duduk di sebelah cowok kurang ajar macam Rai?" gerutu Violin saat jam istirahat di kantin.
"Masih mending juga lo duduk di sebelahnya," tanggap Airi. "Paling nggak, Rai nggak akan bisa ngintip-ngintip bra lo warna apa."
"Sekarang lo percaya kan kalau Miller masih mending daripada Rai?" kata Violin lagi.
"Yah, setidaknya Miller masih tahu adat walau urusan merayu cewek juara," sahut Airi ringan.
"Miller memang tampan sih," Violin tersenyum kecil.
Airi melirik temannya itu sebentar. "Lo suka sama Miller apa?"
"Nggak lah, gue cuma kagum sama penampilannya aja. Kalau ngomongin soal cowok, sudah ada kali cowok yang gue suka sejak lama," aku Violin.
"Oh, ya? Siapa?" tanya Airi sambil berhenti menyedot milk-shakenya.
Violin berdeham sebentar sebelum berbisik, "Gue suka Saputra. Gue suka banget sama dia."
Jelas saja Airi langsung terbatuk mendengar pengakuan Violin. "Lo... lo suka Saputra? Saputra dari SMP? Saputra yang dulu 9-B itu?" tanya Airi kemudian.
"Iya, Saputra yang itu," Violin membenarkan. "Kemarin kan gue satu kelas sama dia di kelas 10. Saputra nggak cuma keren. Dia baik dan menyenangkan. Menurut lo, Saputra gimana, Ri?"
Airi tampak sedikit canggung untuk menjawab pertanyaan Violin. "Dia memang sudah keren dari dulu," ucap Airi akhirnya. "Waktu SMP, sebenarnya gue juga sempat kagum sama Saputra."
"Apa?! Jadi lo suka Saputra juga?" Violin tampak terkejut sekali.
"Iya, tapi itu dulu, Lin. Itu cuma dulu, kok. Jadi lo tenang aja. Itu juga gara-garanya Saputra suka pinjam buku sama gue. Bukannya hampir semua cewek di SMP juga mengaguminya, ya?" terang Airi segera. "Tapi sekarang sudah nggak lagi, kok. Gue cuma kagum karena Saputra keren dan populer. Lagi pula setelah Saputra nggak sering pinjam buku lagi, gue sudah mulai suka orang lain."
"Orang lain siapa?" tanya Violin penasaran. "Apa dia melanjutkan sekolah di Harapan juga?"
"Sepertinya sih, iya," jawab Airi sambil menyembunyikan senyum.
"Aah, Airi nggak asyik main rahasia-rahasiaan soal cowok," gerutu Violin. "Kira-kira siapa cowok beruntung yang Airi suka, ya?"
"Itu pasti gue!" sahut seseorang tiba-tiba.
Secara refleks Airi dan Violin menoleh mendengar suara itu. Rupanya Miller. Ia datang bersama Andros, Dwi, dan Hanan. Geng preman kawasan Harapan sudah datang ke kantin untuk beraksi rupanya.
"Apa kabar, Bocah Cilik?" sapa Miller sambil tersenyum menebar pesona.
"Apa cuma pertanyaan itu yang lo punya?" sahut Airi heran. "Setiap kali kita ketemu, yang lo tanyakan pertama pasti kabar. Iya gue sih nggak masalah kalau kita jarang bertatap muka. Nah ini, dalam sehari aja kita bisa papasan sampai lima kali, lo masih tanya aja soal kabar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashback Wind
Mystery / Thriller[SELESAI] Awalnya Airi tak pernah merasa ada yang salah dengan hidupnya. Bahkan Airi selalu berpikir masa remajanya telah ia lewati dengan sempurna. Semua dimulai dari datangnya pria asing yang bisa membaca pikiran Airi dan selalu muncul secara tiba...