***Flashback Wind***
Dia membuatku begitu menyukainya, begitu mengharapkannya, membuat seluruh hatiku hanya untuknya, tapi dia hanya datang dan pergi ke dalam hidupku sesuka hatinya.
Aku tidak tahu apa yang dia rasakan sebenarnya. Apa dia memang menyukaiku? Apa aku adalah satu-satunya orang yang ada di hatinya? Jika ada banyak gadis lain yang seringkali muncul menggantikan posisiku, apa aku tetap yang menjadi yang teristimewa? Apa akulah orang yang paling berkesan di hatinya? Aku sungguh penasaran.
Kenyataannya, kini dia tak pernah datang lagi ke dalam hidupku. Aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Berminggu-minggu. Berbulan-bulan. Bahkan hingga tahun berganti. Padahal aku selalu merindukannya. Aku sangat merindukannya.
Meski ada banyak lelaki yang mendekatiku dan bilang suka padaku, tapi hanya dia yang aku tunggu. Hanya dia yang ada di hati dan pikiranku. Aku tak bisa menghilangkan dia dari seluruh tubuh dan jiwaku. Hanya dia yang kumau.
Entah atas dasar apa aku merasa dia memilikiku. Hingga pada akhirnya aku selalu mengabaikan semua perasaan cinta yang ditawarkan padaku. Kuputuskan aku hanya akan memberikan hatiku untuknya.
Untuk dia seorang yang keberadaannya begitu membekas di hati, aku akan menunggunya sampai dia datang dan mengatakan padaku bagaimana perasaannya.
Aku berakhir mengubur dalam-dalam sisi manis yang membuat orang mudah menyukaiku. Aku mulai membatasi pergaulanku agar tidak ada lagi makhluk bernama pria yang mendekatiku. Aku tidak ingin menolak lebih banyak pria lagi. Aku tidak suka membuat orang lain patah hati. Sungguh. Hatiku tertekan setiap kali melakukannya.
Aku mulai seperti kehilangan jati diri. Aku menghapus semua kontak nomor teman priaku dan mengganti dengan nomor baru, agar tak seorangpun bisa menghubungiku. Aku bahkan mulai membenci para pria yang memaksa untuk bisa dekat denganku.
Aku tak lagi suka tersenyum. Aku tak lagi suka berbaur. Aku lebih senang menyendiri. Aku lebih suka diam. Aku tak lagi merasa nyaman dikelilingi banyak orang. Aku bahkan menyembunyikan diri dari teman-teman, juga dari semua orang.
Aku menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dengan berada di kamar. Mendengarkan lagu, menulis buku harian, menjelajah internet sepanjang hari. Apa yang bisa kulakukan sendiri membuatku senang. Aku tak pernah merasa bosan. Di saat seperti itu kadang aku merasa aku tak butuh orang lain lagi. Aku tidak kesepian. Aku hanya perlu sabar menunggu waktu untuk bertemu dia lagi.
Hidupku menjadi begitu simpel. Aku mengucilkan diri jadi tak banyak kendala yang kuhadapi. Saat sudah mulai bekerja pun aku tak pernah menemukan masalah serius dalam hidupku. Aku tak pernah memikirkan banyak hal selain menyenangkan kedua orangtuaku dengan cara bekerja di tempat yang mereka inginkan. Aku tidak pernah merasa kesulitan.
Gadis dingin—entah mulai kapan telah menjadi sebutanku. Bahkan tak sedikit pria yang menganggapku sombong hanya karena aku tak pernah menanggapi mereka. Padahal aku bersikap abai hanya karena aku tak mau memberi mereka harapan. Percuma pura-pura baik bila pada akhirnya mereka akan aku kecewakan. Sayangnya sikap terang-terangan di depan selalu diartikan sebagai sebuah keburukan. Tapi biarlah. Lagi pula aku sudah tak peduli akan pandangan orang.
Aku benar-benar menjadi sosok yang cuek sejak saat itu. Aku sudah merasa puas dengan hidupku. Aku menikmati dan mensyukuri apa yang telah kumiliki. Aku tidak pernah iri dengan hidup orang lain. Aku hanya cukup fokus pada penyelesaian hidupku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flashback Wind
Детектив / Триллер[SELESAI] Awalnya Airi tak pernah merasa ada yang salah dengan hidupnya. Bahkan Airi selalu berpikir masa remajanya telah ia lewati dengan sempurna. Semua dimulai dari datangnya pria asing yang bisa membaca pikiran Airi dan selalu muncul secara tiba...