Part 24

18K 928 43
                                    

Hari-hari yang sekarang Aisyah jalani berbeda dengan yang dulu , semuanya terasa berbeda tidak seindah yang dulu.
Ia turun menuju lantai bawah rumahnya , ia memandangi sekeliling rumahnya , jelas terasa ada yang berbeda , warna cat dan semua perabotan dirumahnya masih tetap sama tapi suasananya lah yang berbeda.

Aisyah memejamkan matanya sejenak kemudian meneliti setiap sudut ruangan yang merupakan kenangan ketika masih ada almarhum ayahnya, tak terasa ia mulai menitikkan air matanya.
" Aisyah kangen papa " kalimat itu lah yang ia lontarkan.

Aisyah pergi menuju ruang tamu , ia memandangi foto berukuran besar yang terpajang diruang tamunya , di foto itu terlihat dirinya , ajil , dan mama , papanya tersenyum bahagia menghadap ke kamera. Bayangan masa kecilnya terkenang kembali , dimana saat ayahnya menggendongnya jika ia malas untuk bangun pergi ke sekolah , kenangan waktu ayahnya mengajarinya naik sepeda , dll.
Semua kenangan itu muncul satu persatu diotaknya.

" Aisyah masih butuh papa, Aisyah pengen sama papa terus! Tapi papa ninggalin Aisyah " batinnya miris.

" Pa setiap malam aku berharap banget kalau aku tidur tuh Aisyah bisa ketemu sama papa walau hanya dalam mimpi , tapi papa jarang temuin aku dalam mimpi aku! Papa gak kangen ya sama aku? " Aisyah berbicara sendiri memandangi foto ayahnya seolah-olah ia akan mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

" Aisyah " mendengar ada yang memanggilnya , Aisyah langsung menghapus air matanya.

Ia menoleh lalu berusaha tersenyum saat melihat mamanya menghampirinya.
" Syah kamu lagi ngapain? "

" Aisyah lagi liatin foto papa ma,ehm mama manggil Aisyah? "

" Iya,mama mau ngasih sesuatu sama kamu " Aisyah mengernyit ketika mama Aisyah memberikannya sebuah handycam.

" Handycam? Buat apa ma? "

" Kamu liat aja sayang "

Aisyah mulai melihat rekaman video didalam handycam itu " Papa? " Mama Aisyah hanya menggangguk.

" Aisyah sayang,maafin papa ya karna mungkin papa hanya bisa menemani kamu , Ajil, dan mama kamu hanya sampai di sini . Oh iya mama kamu udah cerita katanya kamu lagi dekat ya sama anaknya Om Herlan sahabat papa namanya Ari ya? Papa sangat senang mendengarnya karna papa sama om Herlan dari dulu udah berencana buat ngejodohin kalian berdua akhirnya harapan papa terpenuhi,sekarang papa bisa beristirahat dengan tenang karna papa percaya Ari bisa ngejagain kamu dia bisa jadi imam yang baik buat keluarga kalian nanti dan papa percaya Ari sangat sayang sama kamu. Aisyah sayang kamu jangan berantem sama kak Ajil ya kamu harus dengar ucapan kak Ajil jangan ngelawan ya sayang kalian berdua harus saling menyayangi,dan buat Ajil tolong jagain mama sama adik kamu ya. Sekarang tanggung jawab papa , papa serahin ke kamu. Papa sayang kalian,maaf papa harus ninggalin kalian "

Itu lah isi rekaman video tadi , video tersebut di rekam beberapa jam sebelum papa Aisyah menghembuskan nafas terakhirnya , seakan ia memang tau bahwa sudah waktunya dia pergi.

Aisyah membekap mulutnya agar tangisnya tidak kedengaran.
" Syah udah jangan nangis ya sayang, papa udah tenang dialam sana " Mama Aisyah berusaha menguatkan anaknya,walaupun sebenarnya dia sendiri ingin menangis.

" Kenapa papa ninggalin Aisyah ma? "

" Ini semua sudah takdir sayang "

Ajil yang melihat Aisyah sedang menangis langsung meghampiri Aisyah dan mamanya " Aisyah kenapa ma? "

Arina tidak menjawab pertanyaan dari Ajil ia hanya menyerahkan handycam yang Aisyah pegang kepada Ajil, Ajil pun melihat isi rekaman itu.
" Ajil janji pa, Ajil akan selalu jagain mama dan Aisyah! Ajil juga sayang sama papa " kata Ajil setelah melihat video tersebut.

Izinkan Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang