~LOCO, Punch - Say Yes~
~~~
Suasana hening memenuhi ruang tamu besar itu. Seakan memang tak ada yang berniat untuk bicara semua menutup mulut rapat-rapat.Salah satu dari mereka, seorang gadis bernama Caca dengan wajah menunduk tampak gugup, sejak tadi tangannya tak bisa diam, saling bertaut meremas tangan yang lainnya.
Bahkan saat wanita yang lebih tua di sampingnya menggenggam tangannya, dia tak mengangkat wajahnya sama sekali. Matanya lebih memilih melihat tangan di pangkuannya daripada melihat pemandangan di hadapannya.
Orang yang ada di depannya, seorang laki-laki dengan kemeja berwarna putih bersih, celana kerja berwarna hitam yang kontras dengan warna kemejanya, dengan rambut yang agak acak-acakan tampak melihat dia dengan seksama. Sebuah senyum miring perlahan terukir di bibir laki-laki itu.
"Ca, apa kabar?" akhirnya setelah sekian lama mereka terdiam tanpa tujuan yang jelas, laki-laki yang duduk tepat berhadapan dengan Caca bersuara juga. Walau begitu, Caca masih tetap tak mengangkat wajahnya sedikit pun.
Wanita yang lebih tua, yang duduk di samping Caca merasa tak enak hati hingga dengan cepat dia menanggapi laki-laki itu. "Aduh nak Senja, maaf ya Caca mungkin gugup," ucap wanita itu.
"Nggak papa tante, mungkin karena sudah hampir lima tahun kami tidak bertemu makanya agak gugup," ucap laki-laki bernama Senja itu.
Diam lagi, oh betapa awkward suasana kali ini.
Caca bergeser lebih dekat ke arah wanita tua itu. "Ma, aku mau ngomong sama Senja," bisiknya pada wanita yang dipanggil Ma tadi.
Wanitu itu mengangguk, perlahan, berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan dua orang itu di sana.
"Kamu cantik banget Ca," puji Senja dengan senyum lebar.
"Masih bisa pulang ternyata," sindir Caca.
Senja diam, dia maklum jika Caca marah. Lima tahun bukan waktu yang sebentar, dan Caca di depannya ini menunggunya selama itu, tanpa ada kepastian darinya dan kabar sama sekali. Senja seharusnya bersyukur karena Caca belum dimiliki oleh orang lain selama dia pergi.
"Aku udah bilang kan? Aku akan ngejar kamu, udah pasti aku akan pulang. Kalo aku nggak pulang gimana caranya aku ngejar kamu lagi Ca?"
"Ya siapa tau dititipin orang," ucap Caca asal.
"Apa lima tahun ini ngerubah perasaan kamu sama aku? Kalo iya, aku janji akan membuat kamu kembali sama aku." Caca memilih diam dan tak menjawab pertanyaan Senja.
"Ca, kamu nggak kangen sama aku?"
Caca ingin bilang tidak, tapi hatinya tak bisa berbohong. Dia sangat merindukan Senja. Apalagi Senja sekarang berbeda, Senja Retama Putra yang dulunya cungkring, setinggi tiang, dan sering sekali menjahilinya berubah menjadi laki-laki yang sangat tampan.
Masih tetap tinggi, dengan garis wajah yang lebih tegas, suara yang lebih berat, dan satu lagi beberapa otot yang tercetak di kemeja putih tipisnya. Senja cukup mempesona untuk Caca. Tapi mengingat bagaimana lima tahun dia menunggu tanpa kepastian membuat Caca kembali emosi.
Caca melayangkan tatapan tajamnya pada Senja dan dibalas tatapan meneduhkan milik Senja. Tatapan yang membuat Caca ingin menangis dan memeluk Senja.
"Kenapa dulu pergi nggak bilang-bilang? Kamu kira hidupku mudah setelah itu, kamu pergi tanpa pamit dan datang tanpa diundang, sadar nggak kalo kamu udah mirip jailangkung?!" tanya Caca emosi, matanya menyala dengan napas memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Temper
Random[SEQUEL 30 DAYS] [DIREVISI] Senja Retama Putra dan Raisa Inara Putri Mereka akhirnya di pertemukan lagi setelah hampir lima tahun tak bertemu. Caca seorang model dan Senja seorang dokter. Saat sebuah kejadian memaksa Caca berhenti dari dunia m...