20. Mimpi buruk

5.7K 382 112
                                    

~Adele -  Send My Love~

~~~
Caca terbangun dengan resah, peluh menghiasi keningnya. Matanya melirik jam dan tak terkejut saat mendapati dia terbangun jam dua dini hari, lagi. Beberapa hari ini, tepatnya sejak pernikahan Senja dan Anya, Caca selalu mimpi buruk. Dia selalu resah dan takut untuk memejamkan matanya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka dan Caca melirik sekilas. Ilo berdiri di sana selayaknya suami siaga yang punya alarm tersendiri jika Caca butuh di saat dia terjaga seperti kali ini.

"Mimpi buruk lagi, Kak?" tanya Ilo berjalan mendekati Caca.

Caca mengangguk sekilas, menggeser posisinya dan membiarkan Ilo menempati sisi kosong di sebelahnya. Setelah itu Caca akan masuk dalam pelukan Ilo dan tertidur lagi, itu biasanya. Akan tetapi kali ini, Caca tak bisa memejamkan matanya, walaupun Ilo sudah mendekapnya.

"Nggak tidur Kak?" tanya Ilo menyadari jika Caca masih terjaga.

"Laper," rengek Caca pada Ilo.

"Terus?"

"Cari nasi goreng yuk," ajak Caca. Dia selalu merasa nyaman dalam pelukan Ilo, walaupun Ilo bukan ayah dari anak yang dikandungnya, tapi Ilo tak pernah lelah mengurusnya. Ilo selalu menuruti keinginannya, memanjakannya, dan dia sangat sabar menghadapi Caca. Hal yang seharusnya ditanggung oleh Senja. Memikirkan itu selalu membuat Caca meneteskan air matanya. "Kangen Senja," ucap Caca lirih dan mulai terisak.

Ilo sudah tak kaget lagi, hormon kehamilan Caca sangat mempengaruhi mood Caca. Dan karena Ilo sangat-sangat menyayangi Caca, maka dia rela menemani Caca walaupun Caca tak pernah merasakan perasaan apa pun padanya.

Caca masih terisak, dan butuh waktu beberapa menit hingga Caca tenang. Ilo tak akan mampu menghentikan tangis Caca, karena percuma baginya. Caca akan tenang sendiri dengan kemauannya.

"Ayo cari nasi goreng," rengek Caca, lagi. Nah kan, lihat. Caca memang begitu sejak beberapa hari yang lalu, dan Ilo mulai memahami kebiasaan baru Caca itu. Sebentar Caca akan menangis dan bilang kangen Senja, sebentar lagi dia akan kembali ceria dan manja.

"Aku gendong?" tawar Ilo, dan Caca langsung mengangguk.

Ingat? Ilo masih bocah berumur lima belas tahun, walaupun dia bisa memakai mobil, tapi ayahnya masih belum memperbolehkannya menggunakan mobil. Dia punya motor, tapi dia tak begitu suka naik motor, Ilo lebih suka naik transportasi umum jika pergi kemana-mana.

"Yaudah, yuk jalan," Ilo berdiri dan diikuti oleh Caca.

Setelah berjalan cukup jauh dari apartment, akhirnya Ilo dan Caca menemukan sebuah tenda pinggir jalan yang masih buka dan menyediakan menu nasi goreng. Segera Caca memesan dua piring sekaligus, untuk dirinya sendiri. Ilo hanya menghela napas saja melihat itu, sesekali dia tersenyun karena Caca kembali menempel padanya dan memulai aksi manjanya.

Ilo tak mempermasalahkan itu, karena dia suka Caca manja padanya. Walau dia tak akan dapat apa-apa sekali pun melakukan semuanya untuk Caca, tapi setidaknya Ilo bisa dekat dengan Caca dan bisa menjaga Caca. Hanya itu dan cukup untuk Ilo.

°•°°•°°•°

Caca baru saja memeriksakan kandungannya yang sudah menginjak minggu ke sebelas. Saat ini dia masih menunggu Ilo dan Kinan yang akan menjemputnya. Caca memilih rumah sakit yang kemungkinan kecil dijangkau Senja, untuk saat ini Caca tak ingin bertemu Senja. Dia terlanjur kecewa.

Mulai merasa bosan, Caca mengedarkan pandangannya dan mulai merasa muak saat seorang ibu-ibu hamil menggandeng tangan suaminya mesra. Kapan kira-kira Caca bisa seperti itu? Caca melengos tak mau melihat lebih lama.

Bad TemperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang