6. Kejutan(?)

7.2K 497 108
                                    

~Twenty One Pilots - Ride~

Mulmed : Senja


🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆

Senja memijit pelipisnya yang berdenyut, sesekali dia menoleh ke samping kirinya dan masih menemukan pemandangan yang sama. Caca yang mengabaikannya dengan bibir manyun, dan mata memerah menahan tangis. Caci maki, sidiran, dan ucapan meremehkan dari Dokter Ana membuat Caca yang tadinya tampak biasa-biasa saja pada akhirnya tak kuat dan berkaca-kaca. Senja sudah mencoba menenangkan tapi sama saja, gadisnya begitu keras kepala.

Sedangkan di depannya, dokter sialan bernama Ana tengah tersenyum sinis ke arah Caca. Sejak tadi dokter itu terus menatap Caca dengan pandangan sinis dan jijik, dan Senja mulai bosan diam saja.

"Dokter perlu apalagi menahan kami di sini?" tanya Senja dengan malas. Bukannya menjawab, dokter Ana malah tersenyum lebar.

"Saya Cuma nahan kamu, saya nggak nyuruh orang ini di sini," ucap Dokter Ana sambil menunjuk Caca dengan jijik.

Caca diam saja, walau dia berani melawan tapi Senja sudah mewanti-wantinya untuk diam selama berhadapan dengan Dokter Ana. Dan kalian tau Caca tak bisa menolak, ingin sekali menolak, tapi dia juga sadar jika dia harus bisa menjadi gadis baik-baik di hadapan semua teman Senja. Agar orang lain bisa melihat dia sebagai model yang baik, bukan model dengan reputasi buruk.

"Apa alasan anda menahan saya? Kita tidak punya urusan, maaf jika saya lancang, tapi sikap anda membuat saya muak."

"Apa karena orang ini kamu menolak saya? Apa karena model ini kamu tak mau jadi suami saya? Saya juga bisa pamer perut seperti dia, perut saya juga semulus dia, walau bentuknya agak berbeda."

Senja melongo, sedangkan Caca mati-matian menahan tawa walau matanya masih memerah.

"Dia calon istri saya dokter. Saya akan menikah dengan dia, segera. Jadi saya harap jaga mulut anda karena saya tidak suka calon istri saya diremehkan, saya punya seribu alasan untuk menolak permintaan anda. Jika perlu saya bisa buat daftarnya agar anda mau mengerti."

Dokter Ana diam, matanya memicing tak suka. Tapi siapa yang peduli, Senja sudah muak menjelaskan semuanya pada Dokter Ana. Dia yang terlalu ganteng atau terlalu sial karena harus bertemu dengan dokter gila itu.

"Fine! Kamu boleh pergi!"

Senja menghela nafas lega, dia dengan cepat berdiri dari duduknya dan menarik Caca bersamanya. Caca masih manyun dan Senja sepertinya harus menyiapkan penjelasan agar semuanya tak jadi salah paham.

"Lelaki bodoh, ditawari yang perawan nggak mau. Lihat saja, saya akan pakai jampi-jampi supaya kamu mau sama saya."

Sebelum sampai pintu Senja masih sempat mendengar ucapan dokter gila itu. Tapi dia memilih mengabaikannya karena merasa lelah jika harus berbicara dengan dokter itu lagi.

Senja mengajak Caca ke taman di samping rumah sakit, di sana ada beberapa pasien yang sedang duduk di bangku taman, ada juga yang berjalan ditemani keluarga, tapi yang menarik perhatian Caca adalah seorang anak kecil yang bermain dengan beberapa pasien jompo dan sangat menarik perhatiannya.

Caca terus menatap anak itu hingga tanpa sadar dia telah berhenti dan tak lagi mengikuti langkah Senja. Dia melangkahkan kakinya ke arah anak perempuan itu. Begitu manis dan menggemaskan, dia jadi ingin punya anak.

Bad TemperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang