Sebelas Januari
° ° ° ° °
Terbangun di pagi hari dalam pelukan suami itu menurut Caca hal yang paling romantis. Seperti pagi ini, saat sinar matahari masih mengintip di balik bukit dia terbangun dan mendapati tangan berotot milik Senja melingkari perutnya.
Sangat jarang Caca bangun di pelukan Senja, karena biasanya dia akan sibuk mengurusi anak keduanya yang masih kecil dan sering rewel di pagi hari. Jadi tak ada waktu untuk sekedar menikmati pelukan Senja di pagi hari saat dia terbangun.
Hari ini dia bisa bebas karena kedua anaknya berada di rumah mamanya, sengaja Caca titipkan di sana agar dia bisa berdua dengan Senja hari ini.
Caca menoleh ke belakang dan mendapati wajahnya tepat berhadapan dengan wajah Senja yang masih lelap tertidur.
Caca memajukan wajahnya dan memberikan kecupan singkat di bibir Senja. Tak lama kelopak mata yang tadi terpejam itu kini perlahan terbuka.
"Pagi sayang," ucap Senja dengan suara seraknya. Caca hanya membalas dengan senyumnya.
"Bales dong," pinta Senja.
"Apa?" tanya Caca pura-pura tak tau.
Mendengar ucapan Caca barusan, Senja langsung mendatarkan wajahnya dan bangkit dari tempat tidur dengan tubuh yang masih telanjang lalu masuk ke kamar mandi. Caca yang melihat perubahan raut wajah Senja jadi bingung sendiri. Tidak biasanya Senja ngambek hanya karena ucapan selamat pagi.
Caca ikut bangun dan mengambil kemeja putih milik Senja lalu memakainya. Setelah memastikan semua sudah dikancingkan, Caca membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci oleh Senja.
"Ngapain masuk? Keluar!" Caca berjengit kaget saat mendengar suara Senja yang bernada dingin tak seperti biasanya.
Caca tak menghiraukan ucapan Senja, dia tetap melangkah mendekat ke arah Senja. "Kamu kenapa?" tanyanya pelan-pelan.
Senja mendengus, tetap menyelesaikan acara mandinya. Caca hanya bisa diam sejak tadi karena takut melihat tatapan tajam Senja yang dilayangkan untuknya.
Setelah selesai mandi, Senja mengambil handuknya lalu keluar dari kamar mandi meninggalkan Caca yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi. Senja aneh, pikir Caca. Apa mungkin Senja kurang puas dengan jatahnya tadi malam? Padahal Caca sudah berusaha yang terbaik untuk memuaskan Senja.
Memang selama tiga bulan sebelumnya Senja tak pernah menyentuh Caca dalam artian berhubungan intim. Paling jauh hanya ciuman, itu pun setelahnya Senja harus mandi air dingin. Tapi bukankah itu hal wajar karena saat itu Caca baru saja melahirkan dan belum boleh berhubungan intim?
Ok sebaiknya tak perlu membahas itu.
Caca menyusul Senja, ternyata Senja sudah tidak ada di kamar. Caca membuka pintu kamarnya dan turun ke lantai bawah. Caca menemukan Senja yang sudah duduk di ruang makan dengan dua tangkup roti tawar di depannya.
Caca mengambil tempat di samping Senja, dan menghentikan Senja yang tampaknya ingin pergi karena keberadaan Caca di sana. Caca tak bisa membiarkan masalah berlarut-larut dalam rumah tangganya. Dia harus menyelesaikan itu sebelum Senja membawa masalahnya keluar rumah dan mencari penyelesaian dengan wanita lain.
"Kalo aku ada salah sama kamu, kamu bisa ngomong," ucap Caca sambil mengusap lengan Senja.
Senja diam, tampaknya tak berniat menjawab pertanyaan Caca.
"Ok, kalo ini masih masalah ucapan selamat pagi tadi aku minta maaf. Seharusnya aku balas ucapan selamat pagi dari kamu, ini hanya masalah kecil, kenapa kamu besar-besarkan? Sebelumnya kamu nggak pernah mempermasalahkan hal seperti ini Nja, apa sekarang hal kecil seperti itu harus dipermasalahkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Temper
Random[SEQUEL 30 DAYS] [DIREVISI] Senja Retama Putra dan Raisa Inara Putri Mereka akhirnya di pertemukan lagi setelah hampir lima tahun tak bertemu. Caca seorang model dan Senja seorang dokter. Saat sebuah kejadian memaksa Caca berhenti dari dunia m...