~Lee Hi - My Love~
🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆
Caca tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya ke arah kamera. Sebuah kacamata ber-frame putih bertengger manis di hidungnya, rambutnya di kepang dua dengan manis. Tak lupa senyum ceria terpatri di wajah imutnya. Di sampingnya seorang cowok melakukan hal yang sama, hanya saja cowok itu tak memakai kacamata, tersenyum ceria ke arah Caca.
Pagi ini Caca dan Dave memang ada di tempat pemotretan yang sama. Menjadi model majalah remaja tak sulit untuk mereka, karena wajah mereka memang masih terlihat seperti remaja SMA. Di punggung mereka bertengger tas dengan warna yang berbeda, Caca warna pink dan Dave warna biru laut.
Setelah sesi pemotretan selesai, Caca melangkah memasuki ruang ganti. Di ruang ganti Caca mendapati salah satu sahabatnya, Kinan tengah membersihkan make up diwajahnya.
"Hai Ki, nanti jadi kan?" tanya Caca.
Gadis itu menoleh sesaat lalu tersenyum, "iya Sa. Gue udah berkali-kali bilang iya, tapi lo masih aja tanya."
Caca terkekeh, "soalnya gue pengin banget beli yang itu."
"Yaudah buruan ganti baju, abis ini kita shopping!" seru Kinan ceria.
Dengan semangat membara Caca segera mengganti bajunya dengan style sehari-harinya. Celana pendek sepertengahan pahanya, dengan t-shirt longgar membalutnya dengan sempurna.
Kinan yang baru saja menyelesaikan acara bersih-bersih wajah pun berdecak kagum. Selalu seperti itu, Caca benar-benar beruntung. Tubuhnya yang langsing, dengan kaki jenjang, wajah cantik, apa yang kurang menarik dari Caca? Banyak yang iri dengan bentuk badan Caca yang bodygoal, dan Caca pintar sekali memanfaatkan kelebihannya itu dengan menggunakan baju-baju sederhana tapi nampak modis di tubuhnya.
Setelah memastikan penampilan mereka ok, Caca dan Kinan berjalan keluar ruang ganti. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran mobil, di sana sopir Kinan sudah menunggu.
"Sa, tunggu!" suara Dave membuat Caca menoleh, dan mendapati Dave berlari ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Caca setelah Dave sampai di depan Caca.
Dave mengangkat ponselnya dan memperlihatkan layar ponselnya pada Caca. Caca mengernyit sekilas sebelum bola matanya melebar, "gimana Sa? Tunangan gue marah-marah dan ngancam mau memutuskan pertunangan kami," ucap Dave dengan wajah sarat akan ketakutan.
Caca baru tau jika gosip hubungannya dengan Dave bisa melejit. Satu hal yang ada di pikiran Caca, gimana respon Senja? Apa Senja akan marah, atau akan duduk berhadapan dengannya lalu membicarakan semuanya baik-baik?
"Gimana Sa? Lo mau kan bantu gue jelasin ke dia?" tanya Dave penuh harap.
"Bisa, tapi nggak sekarang, sorry. Gue mau shopping sama Kinan, lo tenang aja ok. Gue bakal bantu jelasin," ucap Caca menenangkan.
Dave tampak masih gelisah, Caca tersenyum menenangkan. Walau Caca yakin akan sulit, tapi Caca akan berusaha sebisa mungkin membantu Dave. Dia juga tak akan mau jika kesalah pahaman membuatnya kelak putus lagi dengan Senja. Yah dulu begitu banyak kesalah pahaman, sekarang Caca tak akan mengulangi kebodohannya dulu.
"Yaudah Dave, gue pergi dulu. Lo jelasin sebisa lo, kalo masih belum percaya lo bisa bilang sama gue, nanti gue bantu."
Dave mengangguk mengerti, lalu Caca dan Kinan segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat pemotretan itu. sepanjang perjalanan Caca lebih banyak diam, berkali-kali dia menghembuskan nafasnya kasar, berkali-kali juga dia mengecheck ponselnya dan tak menemukan satu pun pesan, atau panggilan dari Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Temper
Random[SEQUEL 30 DAYS] [DIREVISI] Senja Retama Putra dan Raisa Inara Putri Mereka akhirnya di pertemukan lagi setelah hampir lima tahun tak bertemu. Caca seorang model dan Senja seorang dokter. Saat sebuah kejadian memaksa Caca berhenti dari dunia m...