4. Who is he?

7.7K 560 124
                                    

~Ed Sheeran - One~



~~~
Senja merapikan pakaiannya yang agak kusut, dan segera melangkah memasuki rumah Caca sambil menenteng sebuah paperbag di tangan kanannya. Hari minggu sore ini, Senja berencana untuk mengajak Caca makan di luar. Di sela kesibukannya, Senja berusaha untuk meluangkan waktu bersama Caca.

Walau dia harus bolak-balik rumah sakit, setidaknya dia bisa bertemu langsung dengan Caca beberapa menit.

Saat pintu rumah terbuka, Senja disambut dengan senyum ramah milik Sarah. "Assalamualaikum tante..." ucap Senja dengan sopan.

"Wa'alaikum salam... calon mantu tante ganteng banget, tante nggak sabar pengin punya cucu jadinya. Pasti anak kalian nanti lucu-lucu."

Senja tersenyum canggung, andai Cacanya mau diajak nikah. "Cacanya mana ya tante?" tanya Senja.

"Yuk masuk dulu, Caca lagi dandan."

Sambil menunggu Caca, Senja duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Tak pernah ada yang menarik, Senja juga tak begitu tertarik dengan sosial media. Dia masih sama seperti dulu, dia bukan orang yang gila popularitas, jadi walau pun dia ganteng, dia tak mau pamer di sosial media.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Senja menolehkan kepalanya dan mendapati Caca berdiri tak jauh darinya dengan sebuah dress tanpa lengan berwarna kuning gading dan sebuah heel senada yang memperlihatkan kaki jenjang milik Caca.

Ini yang membuat Senja tak suka, Caca yang sekarang lebih suka memakai pakaian kurang bahan yang sering memperlihatkan betis, paha, bahkan perutnya. Dia tak suka, jujur saja Senja memang tak mau jika Caca mengumbar tubuhnya.

"Ganti! Aku nggak suka!" ucap Senja dan langsung memalingkan wajahnya. Caca mendengus, dia tau pasti Senja tak akan suka dengan penampilannya, dan dia memang sengaja membuat Senja marah. Caca merasa tak bebas karena selalu diatur semaunya oleh Senja.

"Yaudah, nggak usah jadi pergi!" putus Caca. Dia berniat untuk kembali saja ke kamarnya tanpa peduli dengan Senja. Tapi belum sempat dia berjalan menjauh, Senja menarik tangannya hingga kini dia berhadapan dengan Senja.

Senja mengambil paperbag yang dibawanya dan menyerahkannya pada Caca. "Pake ini!" titahnya.

Dengan terpaksa, Caca mengambil paperbag itu dan mengeluarkan isinya.

"T-shirt?"

"Iya, lebih baik kamu pake t-shirt itu daripada pakaian kurang bahan yang kamu pake sekarang."

Caca menatap t-shirt di tangannya dan baru disadarinya jika t-shirt itu sama dengan milik Senja. Sama persis, "Couple? Ya ampun Senja kita bukan remaja lagi, kita udah dewasa. Harusnya kamu pake kemeja dan aku pake dress, itu lebih cocok."

Senja kira tak akan sesulit itu, tapi ternyata butuh waktu satu jam untuk berdebat hingga akhirnya Caca mau menerima apa permintaan Senja. Dia kembali ke kamarnya dan mengganti dressnya dengan t-shirt yang diberikan oleh Senja.

Saat turun dari kamarnya, Caca terlihat kesal dengan bibir maju lima centi.

"Kenapa manyun?" tanya Senja.

Caca tak menjawab, tapi gerutuan tak jelas terus keluar dari mulutnya. Dia kesal bukan main, t-shirt yang diberikan Senja membuatnya seperti balita, bahkan tangannya sampai tak kelihatan karena t-shirt itu terlalu besar.

"Jelek ih, daritadi ditanya nggak dijawab. Mau dicium dulu?" tawar Senja.

Caca mendengus, "kenapa nggak dikasih karung sekalian?" tanya Caca kesal.

Bad TemperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang