Setelah memikirkan matang matang, akhirnya Chleo dan Arsen telah meyakinkan mamanya-Aristka- bahwa mereka akan benar benar menjalankan rencana yang telah mereka buat kemarin dan akhirnya Aristka menyetujuinya karena ia sama tidak terimanya jika seperti itu, namun siapa sangka bahwa pada akhirnya rencana mereka tidak akan semulus yang mereka duga, tetapi malah menambah kekesalan Devan?
***
Seperti yang mereka rencanakan kemarin, kali ini mereka benar benar datang tepat pukul 7 lebih 40 menit.
"Wah bapak yang sangat tidak sopan ini datang lagi Bu Riska" ucap bu Nunu pada bu Riska bermaksud untuk menyindir secara halus.
"Oh maaf, saya mau masuk. Permisi" ucap Arsen
"Stop, bapak sama anak ini mau kemana?!" Ucap
"Ke ruang pemilik sekolah?" Ujarnya santai sambil menaikan satu alisnya.
"TIDAK! TIDAK ADA YANG BOLEH MASUK KE SANA SELAIN PEMILIK SEKOLAH!" Teriak bu Riska yang melihat Arsen dan Leo menjauh. Mendengar teriakan bu Riska, seluruh siswa yang berada dikelasnya tidak memperhatikan guru yang mengajar malah langsung berjalan keluar kelas semaunya.
"Memang siapa pemilik sekolah ini?" Tanya Arsen lagi dengan santainya, tak lupa juga dengan Leo yang masih setia dalam rangkulan tangan papanya itu.
Devan POV
Ck siapa sih yang bikin ribut, gatau orang ngantuk apa?! Karna penasaran ya gue jalan aja ke luar kelas meskipun ngantuk tapi ngantuk gak bakal ngehalangin rasa kepo gue. (Ngomong apa toh Van.. Van.. #Devan)
Lupakan!
Ck! Cewek itu ngapain lagi sih?! Udah kemaren berani bentak gue, sekarang ganggu tidur gue lagi! Wait wait... ini ada apaan sih? Kok ada tuh dua orang kampret segala (bu Nunu & Bu Riska)
Author POV
"Maaf ya, sekolah ini punya Daddy aku" tiba tiba Bela si Ratu cabe dateng dan berbicara dengan alaynya juga suara yang dibuat buat. Arsen menampakan wajah bingungnya sedangkan Leo rasanya ingin segera mengeluarkan yawanya yang terbahak bahak itu.
"Siapa nama Daddy kamu?" Tanya Arsen yang sebenarnya menahan tawanya juga seperti anaknya.
"Leviand Arsena" jawabnya dengan santai.
"Saya mau bicara sama dia" ucap Arsen
"Dia nggak pernah kunjungan ke sekolah" sahut Bela
"Telpon"
"Gapunya pulsa" jawab Bela yang mulai ragu ragu. Dan sudah sangat jelas terdengar tawa mengejek dari seluruh siswa yang mendengarnya.
"Saya minta nomernya"
"Nggak hafal"
"Pasti kamu catet nomer di HP mu kan?" Bela hanya menggeleng. Arsen kemudian membuka dompetnya dan mengambil 3 buah kartu nama.
"Ini buat kamu, ibu, dan ibu" ucapnya sambil menyerahkan kartu nama. "Perkenalkan nama saya Leviand Arsena pemilik sekolah ini" ucapnya sambil mengulurkan tangan pada tiga orang yang ada didepannya.
Bagaimana wajah mereka? Wajah Bela sudah terlihat pucat dan merah karena malu. Sedangkan bu Nunu dan Bu Riska sudah tercengang dan merasa takut akan dipecat. "Saya permisi, saya akan ke ruangan saya dengan ANAK saya" ucap Arsen lagi dengan menekankan kata anak.
"Oh iya, jangan lupakan rahsia untuk beberapa jam yang akan datang" lalu Arsen berjalan pergi menuju ruangannya sambil merangkul Leo. Bukan seperti orang biasanya yang berjalan dengan sombong, mereka malah jalan dengan santainya.
Jangan lupakan Devan. Bagaimana reaksinya? Dia sangat terkejut karena gadis seperti Leo sebenarnya lah yang pantas untuk menjadi anak famous dibandingkan dengan Bela, tapi jujur saja dalam diri Devan ada sedikit rasa 'salut' pada Leo yang tidak menyombongkan seluruh fakta kehidupannya di depan semua orang. Tetapi tetap saja, rasa salutnya itu tidak akan mengurangi rasa kesalnya yang nggak jelas itu.
***
Ruangan pemilik sekolah
"Uhuk uhuk"
"Uhuk uhuk"
"Aduh ini ruangan nggak pernah dibersihin ya pa?"
"Papa juga nggak tau, papa kan nggak pernah kesini. Emang kamu enggak pernah liat orang masuk bersihin ruangan ini Yo?"
"Aku aja nggak tau kalo ada ruangan ini Pa hehe" ucapnya cengengesan.
"Astaga, masa anaknya yang punya sekolah nggak tau ruangan ruangan di sekolah ini. Yaudah, sekarang kita suruh cleaning service bersiin terus kita keliling sekolah" herannya
"Oke pa"
Setelah Arsen menyuruh cleaning service membersihkan ruangannya, ia akhirnya mengajak Leo berkeliling ke seluruh sekolah.
Puas berkeliling selama 2 jam lamanya, akhirnya mereka lelah juga dan memilih untuk menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan itu.
"Kang, pesen mie ayamnya 2 ya sama minumnya jus alpukat 2"
"Iya atuh neng, ditunggu ya" sahut salah satu pedagang di kantin itu.
Selama menunggu, Arsen dan Leo menelpon Aristka untuk menyusul datang ke sekolah, setelah Aristka meng iyakan ajakan mereka, mereka kembali larut dalam obrolan.
Tepat setelah mereka menghabiskan makanannya, Aristka datang dengan menggunakan baju sederhana. Ya, meskipun mereka merupakan keluarga kaya raya, mereka tetap mengutamakan kesederhanaan dan kesopanan. Mereka akan benar benar menggunakan pakaian mewah ketika menghadiri suatu undangan penting ataupun acara pernikahan keluarga atau rekan bisnis.
Usai sedikit berbincang setelah kedatangan Aristka, akhirnya mereka berjalan untuk membayar makanan mereka tadi.
"Mas, itu tadi pesenannya berapa totalnya?" Tanya papa Leo.
"Eh, bapak pemilik sekolah ya? Gausah bayar deh pak, saya aja ini udah bersyukur boleh jualan disini"
"Nggak papa mas, ini udah rejeki masnya" ucap Arsen sambil menyerahkan selembar uang 100 ribu. "Buat kebutuhan sehari hari mas kembaliannya"
"Makasih atuh pak, bapak tau aja kalo saya lagi butuh uang, makasih ya pak" ucap pedagang itu sambil tersenyum lega.
"Oh kalo masih kurang bilang aja pak, nggak usah sungkan sungkan" sahut Aristka yang sama dengan suaminya yang suka berbagi.
"Iya kang, kalo nggak ada mereka minta saya aja" tambah Leo
"Nggak usah pak, bu, neng, ini udah cukup kok. Makasih atuh"
Setelah berpamitan pada penjual mie ayam tadi, akhirnya mereka berjalan menuju ruangan kushus pemilik sekolah yang telah bersih itu.
"Ma, udah bawa baju ganti kan?"
"Udah pa, emang disini ada kamar mandi privatenya ya?"
"Ada kok, Leo kamu mandi dulu ya. Itu kamar mandinya disana"
"Oke pa" Leo dan papanya kembali segar, akhirnya mereka memanggil kepala sekolah untuk meminta absen para murid di sekolah yang akan mereka Rahsia itu. Mereka harus merahsia sekitar 1000 murid, yaitu kurang lebih 500 murid SMP, dan sekitar 500 murid SMA karena kebetulan hari ini siswa SD, dan SD sedang diliburkan karena para guru SD dan TK sedang libur karena hari Sabtu, sedangkan Playgroup tidak ada kelas hari ini. Selain itu mereka juga harus memeriksa sekitar 75 guru.
Tbc.
Sebenernya ada yang baca udah seneng sih, tapi minta voment boleh kan 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bad Boy
Tienerfictie#551 in teen fiction (06/07/17) [COMPLETE] Ketika seorang bad boy dapat menghilangkan seluruh sifat bad boynya hanya karena seorang gadis yang begitu berharha baginya. (6 Oktober 2016- 24 November 2016)