Mereka masih nyaman pada posisi masing masing. Sang gadis menyender pada pundak pria itu. Sedangkan pria itu menyenderkan kepalanya pada kepala gadis itu. Rasanya posisi itu membuat mereka nyaman satu dengan yang lain. Namun tidak ada yang mengungkapkan perasaan mereka masing masing. Meski jantung mereka berdetak dengan cepat seperti lari marathon namun wajah mereka sdedang berusaha untuk setenang mungkin. Posisi tersebut terus sama hingga mereka benar benar tertidur karena hari mulai larut.
Paginya, Leo terbangun dan lupa jika ada Ricky disebelahnya hingga akhirnya Ricky terbangun ketika merasakan pergerakkan super abstrak di sampingnya.
"Morning" sapa Ricky dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Morning" sapa Leo balik dengan senyumannya yang sungguh manis itu. Ricky mengelus rambut Leo pelan dan Leo sangat menyukai itu.
"Ekhem" sebuah deheman mengacaukan kegiatan mereka. Siapa lagi kalau bukan Gio yang telah menyaksikan mereka dari tadi. #jhopejadilaler6
"Pagi pagi udah mesra mesraan aja" ucap Gio malas.
"Ye cemburu bilang aja" gerutu Ricky.
"Udah ah, gue mau mandi" ucap Leo meninggalkan mereka berdua.
Jadwal mereka hari ini adalah pergi ke sekolah baru mereka untuk melihat seperti apa suasana disana. Selesai mereka semua mandi, mereka mampir ke salah satu restaurant terkenal di London untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu, baru mereka melihat lihat keadaan sekolah baru mereka.
"Ih gila keren banget ini mah sekolahnya" teriak Gio. Sedangkan ketiga sahabatnya yang lain memandangnya datar. Gio yang melihat pandangan ketiga orang di hadapannya itu langsing cengengesan tidak jelas.
"Kita ke ruang kepala sekolah dulu ya?" Tanya Aldo.
"Ngapain?" Balas Ricky
"Ya kita cek siapa tau ada persyaratan yang kurang" jelasnya
"Oke" lalu mereka berjalan memasuki sekolah itu
Di tengah jalan, mereka bertemu seorang gadis yang terlihat sok manis di menurut Leo.
"Mau kemana kak?" Tanya gadis itu dengan suara yang di imut imutkan. Note: anggep aja pake bahasa inggris ya, author gabisa bahasa inggris :(
Ricky meliriknya sekikas lalu membuang tatapan wajahnya ke arah lain. Sedangkan Aldo merasa tidak enak jika tidak membalas pertanyaan itu. Akhirnya, sebelum Aldo menjawab, Gio telah mendahuluinya.
"Bukan urusan lo" jawabnya cuek.
Lalu entah mengapa pandangan gadis itu jatuh kepada Leo kemudian memandangnya dengan pandangan tidak suka. Aldo, Ricky, Gio, dan Leo sendiri yang melihatnya bingung akan apa yang menjadi masalah gadis itu dengan Leo, akhirnya mereka berempat lebih memilih untuk tidak menghiraukannya kemudian berjalan menjauh menuju ruang kepala sekolah.
"Permisi" ucap Aldo mewakili mereka berempat.
"Silahkan masuk" sahut orang dari dalam.
"Oh kalian rupanya" tambah kepala sekolah ketika melihat ada keempat murid barunya di ambang pintu.
"Ada apa nih?" Tanya kepala sekolah itu dengan nada bersahabat.
"Ini pak, ada yang kurang nggak file file kita?" Tanya Aldo kembali mewakili.
"Oh enggak ada sih, cuma kemungkinannya kalian bakal dijadiin satu kelas nggak papa kan? Soalnya kalo dipisah bakal ribet karena sistim sekolah kita seperti itu" jelas kepala sekolah itu yang membuat mereka senang bukan main.
"Iya kok pak nggak papa" kali ini Ricky yang menyahuti.
***
"Wih gila pasti bakal seru kalo kita semua sekelas!" Seru Gio ketika mereka keluar dari ruang kepala sekolah. Seperti biasa, Aldo, Ricky, dan Leo hanya memandangnya datar.
"Au ah kalian mah gitu" ujar Gio. Lagi lagi hanya pandangan datar yang ia dapatkan.
"Kita ma- aww!" Ringis Leo.
"Eh lo kenapa yo?"
"Eh kamu kenapa dek?"
"Lah lu kenapa Yo?" Tanya mereka bertiga serempak.
"Eh Yo, tangan lo berdarah" ucap Ricky panik.
"Cky, Yo, kejar tuh cewek!" Pintah Aldo ketika melihat rupanya ada seorang gadis yang melewati mereka dan menyayat lengan Leo.
"Kita ke mobil ya dek, obatin lukamu dulu" Leo hanya mengangguk.
"Aww!" Ringis Leo ketika ia Aldo mengoleskan alkohol pada lukanya.
"Kita ke rumah sakit aja ya dek" ucap Aldo khawatir.
"Nggak usah kak, orang cuma luka kecil gitu aja kok. Ngapain ke rumah sakit, buang buang uang aja" balas Leo. Aldo membelalakan matanya "ini luka panjangnya tujuh senti meter dan kamu bilang kecil dek? Astaga"
"Duh kak, aku aja santai kok. Kok malah kakak yang rempong sih?" Balas Leo. Aldo memandang Leo datar. "Ck kamu tuh, diperhatiin malah kakak dibilang rempong sih?" Leo cengengesan mendengarnya.
"Habisnya kakak ribet banget sih, orang luka gitu aja biasa kan?"
"Biasa biasa, tapi diobatin juga kesakitan" cibir Aldo.
"Ish kakak mah, namanya luka robek kaya gitu dimana mana kalo dikasih alkohol juga perih kali kak, kakak mau coba? Sini nih aku sayat dulu tangan kakak terus aku kasih alkohol, atau aku siram alkohol aja sekalian." Gerutu Leo yang diakhiri dengusan kesal. Kini gantian Aldo yang terkekeh dan mengacak rambut Leo gemas.
"Kalo gue tau kamu adek aku, udah aku bawa pulang kamu dari dulu. Habis ternyata punya adek ngegemesin kaya lo seru juga ya" ucap Aldo lalu kembali terkekeh.
"Ish, kalo aku tau kamu kakak aku juga aku ga bakal galau berminggu minggu" sahut Leo.
"Gala-" ucapan Aldo terputus oleh getaran handphonenya.
Drttt drtt
Ricky is calling
"Bentar dek, ini si Ricky telpon" Leo hanya membalasnya dengan anggukan.
"Halo? Napa Cky?"
"...."
"Oh oke, gue kesana sekarang"
Tut
"Udah yuk dek, kita ke ruang kepala sekolah lagi"
"Ngapain kak?" Tanya Leo sambil mengangkat satu alisnya.
"Ya ketemu sama orang yang nyayat lengan kamu lah" jawab Aldo geregetan ketika melihat Leo yang sedang lola (loading lambat) kemudian Leo hanya mengangguk dan keluar dari mobil.
Ruang Kepala Sekolah
"Jadi ini pelakunya?" Tanya Aldo sinis. Leo yang mendengar nada bicara Aldo saja langsung bergidik ngeri sendiri. Ia tidak membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang yang melukainya tadi.
"Angkat kepala lo!" Bentak Aldo yang melihat si pelaku tak kunjung mengangkat kepalanya.
"Angkat!" Bentaknya lagi karena mulai muak dengan kelakuan pelaku itu.
***
Leo masih saja terus menangis semenjak tahu siapa pelaku dari ini semua. Ia masih tidak menyangkan. Orang yang selama ini ia percayai justru kini mencelakainya. Ia bahkan tidak tau apa salahnya pada orang itu. Ia bahkan telah menganggap orang itu saudaranya sendiri.
Namun apa balasan yang ia terima? Ia hanya menerima penghianatan yang tak jelas asal usulnya. Penghianatan tanpa alasan yang jelas dan tanpa alasan yang masuk akal.
Jujur saja ia kecewa. Seseorang yang telah lama pergi dan tak memberinya kabar sedikitpun, kini tiba tiba datang dan langsung mencelakainya dan membencinya sangat. Ia juga tak habis pikir apa mau orang itu.
Tbc.
Jangan lupa voments
Sorry kalau typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bad Boy
Teen Fiction#551 in teen fiction (06/07/17) [COMPLETE] Ketika seorang bad boy dapat menghilangkan seluruh sifat bad boynya hanya karena seorang gadis yang begitu berharha baginya. (6 Oktober 2016- 24 November 2016)