Duapuluhdelapan

1.8K 90 1
                                    

Dengan gerakkan cepat, Leo mendekat ke arah Ricky.

"Kamu ken-- hmpphhh" belum sempat Leo melanjutkan kata katanya, Ricky telah membungkam mulutnya dengan bibir Ricky. Ricky mencium bibir Leo dengan sangat kasar hingga membuat hati Leo rasanya sakit teriris. Sialnya Leo tidak tau jika Ricky dalam kondisi mabuk karena ia sendiri belum pernah mencium aroma alkohol yang begitu menyengat. Namun siapa yang tidak sakit jika diperlakukan seperti itu. Kini yang dapat ia lakukan hanyalah menangis. Tiba tiba, tubuh Ricky menjauh darinya dan

Bugh

Tiba tiba Aldo meninju dengan keras rahang kokoh Ricky. Dan sekali lagi Aldo meninju perut Ricky dan membiarkannya tersungkur di lantai.

"Leo.." ucapnya tercekat ketika melihat keadaan Leo yang sangat buruk.

Aldo mendekatinya lalu baru saja ia ingin memeluk tubuh Leo, tangan dang pemilik tubuh telah menepistangannya.

"Pergiiii!" Teriak Leo histeris. Gio yang notabene hanya sahabatnya pun ikut merasa iba melihat keadaan Leo yang seperti itu.

Dengan cepat Aldo memeluk Leo tanpa memedulikan ronta'an dan pukulan demi pukulan yang Leo tujukan padanya. Kini yang ingin ia lakukan adalah menenangkan adik kesayangannya itu.

"Shhh... ini aku Aldo, kakak kamu" ujar Aldo sambil mengelus ngelus kepala Leo dengan sayang.

"Jahat!" Ucap Leo yang Aldo dan Gio yakini hanyalah untuk Ricky seorang.

"Shhh kamu tenang ya, sekarang ada aku dan aku bakal lindungin kamu karna aku kakak kamu." Bisik Aldo. Leo masih menangis sesenggukan hingga tak lama kemudian ia mendengar dengkuran halus yang keluar dari mulut Leo.

"Lo urusin si Ricky ya?" Tanya Aldo sedikit ragu ragu.

Gio mengangguk dan berkata "udah lo urusin aja Leo, kasian dia" ucap Gio.

Aldo menggendong tubuh Leo yang bisa dibilang lebih mungil darinya menuju kamar Leo yang berada di lantai dua itu.

Cklekk

Ia memutar knop pintu dan dapat melihat begitu rapinya ruangan adiknya itu. Dengan perlahan ia meletakkan tubuh Leo di atas kasur. Ia mengelus ngelus kepala Leo dengan lembut.

Ketika ia ingin bangkit berdiri karena akan keluar untuk mengurus orang yang telah menyakiti adiknya itu, sebuah tangan mungil menahan tangannya. Ia menoleh dan mendapati Leo memandangnya dengan mata berkaca kaca.

"Kak Aldo" ucapnya parau sambik menepuk nepuk kasur di sebelahnya. Aldo yang mengerti apa maksud adiknya itu langsung saja berbaring di sebelah Leo dan memeluknya.

"Kamu jangan takut lagi ya, nanti aku bakal jagain kamu"

Deg

Ucapan itu?

Sepertinya ia pernah mendengarnya.

Tapi dimana?

Karena ia masih belum menemukan jawabannya, akhirnya ia mengangguk nganggukan kepalanya dan membalas pelukan kakaknya itu.

"Sleep tight" bisik Aldo lalu mencium puncak kepala Leo dan mulai masuk ke alam mimpi.

'Seorang gadis kecil sedang berlari karena ketakutan ada se ekor kucing yang mengejarnya tanpa sebab di salah satu taman bermain ternama yang juga menjadi sekolahnya itu.

"Hikss" ia terus berlari meskipun dirinya tetap saja menangis.

Tiba tiba ia mendengar suara siraman air yang membuatnya menoleh ke belakang. Kucing yang mengejarnya tadi telah pergi entah kemana. Dan kini hanya ada seorang bocah laki laki yang begitu manis dihadapannya.

Tiba tiba anak laki laki itu mendatanginya lalu memeluknya erat. "Kamu jangan takut lagi ya, nanti aku bakal jagain kamu" ucap anak itu. Leo hanya mengangguk nganggukkan kepalanya dalam pelukan yang terasa sangat nyaman itu baginya. Ada dua kemungkinan ia bisa mengatakan pelukan itu sangat nyaman. Satu, karena dari ia mengetahui kata 'kakak' ia mulai sangat ingin memiliki seorang kakak, atau kedua mungkin ia ehm mencintainya? Entah mulai hari itu sampai saat ini Leo masih belum dapat mendeskripsikan perasaan itu dengan benar.

"Nama kamu siapa?" Tanya anak laki laki itu ketika telah melepaskan pelukannya.

"Nama aku Leo, nama kamu siapa?" Anak perempuan bernama Leo iti balik bertanya.

"Nama aku Azel" ucap anak laki laki itu. "Yaudah, kita balik yuk" ajak anak itu ketika menyadari bahwa mereka telah berada di luar area sekolah. Lagi lagi Leo hanya mengangguk.

Ke esokannya, Leo tidak mendapati Azel lagi di kelas yang berada di sebelahnya. Tentu ia merasa sedih. Namun apa yang dapat ia lakukan lagi? Ia hanya dapat berdoa agar suatu saat ia dapat bertemu dengan orang itu.'

Pagi harinya, Leo terbangun dengan mimpi yang akhirnya mengingatkannya pada kata kata yang kemarin malam ia dengar dari mulut Aldo. Ketika membuka mata, ia mendapati Aldo telah terbangun dan sedang memandangi wajahnya dengan seksama.

"Kenapa kak?" Tanya Leo.

"Nggak papa sih, masa nggak boleh ngeliatin wajah adik aku yang cantik ini" ujar Aldo sambil menjawil hidung Leo.

"Ih kak, sumpah deh kata kata kakak ngegeliin banget" protes Leo.

"Oh ya? Kalau dibandingin ini geli mana?" Tanya Aldo lalu menjahili adiknya itu dengan menggelitik perut Leo hingga membuat Leo kegelian.

"Ih kak udah geli tau" ujarnya dan kemudian Aldo langsung melepaskannya.

"Geli mana hemm?" Tanya Aldo dengan nada jahilnya.

"Ih kakak mah gitu" rengek Leo.

"Iya iya" jawab Aldo sambil terkekeh. Tiba tiba, Leo mengingat perkataan Aldo tadi malam dan kini ia tidak tahan untuk tidak membuktikannya.

"Kak" panggil Leo

"Kenapa Yo?" Balas Aldo santai.

"Kakak dulu yang bantu aku pas aku dikejar kucing waktu TK bukan?" Tanya Leo yang membuat Aldo sangat bingung.

"Kayaknya aku belum pernah ketemu kamu deh sebelumnya" sahut Aldo.

"Oh, terus dulu aku ditolong siapa ya? Namanya A Az-"

"Azel?!" Potong Aldo dengan nada yang terdengar sangat syok.

"Ah iya Azel, kakak kok bisa tau namanya sih? Jangan jangan Azel itu memang kakak ya?" Selidik Leo. Bukannya menjawab pertanyaan Leo, Aldo malah menitihkan air matanya. Leo langsung menghapusnya dengan jari jarinya yang lentik.

"Kakak kenapa nangis?" Tanya Leo lembut. Aldo mengadahkan kepalanya ke atas untuk mencegah air mata itu untuk kembali turun.

"Nggak papa kok" ucap Aldo sambil tersenyum.

"Kak, udah deh kakak nggak usah bohong sama aku, masa sama adik sendiri bohong sih" protes Leo. Aldo kembali terkekeh.

"Iya deh iya" ucap Aldo

"Ih kakkk jangan iya iya aja dong, ceritain" rengek Leo.

Aldo menghela nafasnya panjang. "Aku keinget sama Azel" ucap Aldo lirih.

"Loh kakak kenal sama Azel?!" Tanya Leo dengan penuh keterkejutan.

"Gimana nggak kenal, Azel itu--"

Tok tok tok

"Sh*t" umpatnya kesal.

"Kakkkk omongannya ya!" Peringat Leo.

"Astaga Leo. Aku baru ngomong sh*t loh, belum f*ck, b*tch- aww" ucapannya terpotong karena Leo telah memukulinya dengan bantal.

"Kak Aldo mah dibilangin malah diucapin satu satu" kesal Leo.

Aldo menghentikan gerakan tangan Leo dan mendekapnya dalan pelukannya yang hangat. "Iya deh nggak lagi" ucapnya lalu mengecup puncak kepala Leo.

Ceklek

Tbc.

Jangan lupa voments
Sorry kalau typo

Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang