Sembilanbelas

2.3K 120 3
                                    

Ada perasaan lega rasanya ketika mengetahui jika Leo dan Aldo hanyalah kakak adik. Sungguh rasanya Ricky masih belum memastikan perasaannya.

"Ini Cky, lo makan dulu" ucap Leo yang membawa semangkuk bubur dari pihak rumah sakit.

"Gue bisa pulang kapan Yo?" Bukannya memakan makanannya, Ricky jutru malah balik bertanya.

"Baru juga kemarin malem lo sadar, kok udah minta pulang aja sih?" Ucap Leo dengan nada tidak suka.

"Kan gue udah sehat gini Leoooo. Emangnya kenapa sih? Kok kaya gak suka banget?" Balas Ricky santai.

"Lo itu baru sadar kemarin padahal lo koma berminggu minggu terus lo bilang sehat? Astaga Ricky... ya kan gue khawatir sama lo" ucap Leo lalu segera menutup mulutnya.

"Lo kenapa?" Tanya Ricky dengan senyum yang merekah. Leo hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Muka lo kok merah sih Yo?" Tanya Ricky masih terus menggoda Leo.

"Apaan sih Cky" ucap Leo salting. Setelah itu hanya hening yang terjadi.

"Yo" panggil Ricky akhirnya.

"Apa?" Tanya Leo yang sudah tidak salting seperti tadi.

"A-"

"Eh cie serius amat" ucap Gio yang tiba tiba datang memasuki tempat dimaba Ricky dirawat.

"Ngapain lo disini?" Tanya Ricky jutek karena ucapannya gagal ia keluarkan.

"Jahat amat neng?" Tanya Gio dengan watadosnya.

"Udah udah, emangnya lo kesini ngapain Yo? Aldo mana?"

"Kakak" ucap Aldo yang tiba tiba muncul entah dari mana. Leo mengeluarkan cengiran khasnya itu. Aldo hanya mengacak ngacak gemas rambut Leo.

"Lo kenapa ke sini Do?" Tanya Ricky

"Gue mau ketemu adek gue tercinta" jawab Aldo lalu langsung memeluk Leo erat.

"K hh ak" ucap Leo yang kehabisan nafas.

"Eh sorry sorry Yo, gue terlalu excited ya? Hehe" ucapnya sambil cengengesan.

"Eh Cky, setelah lo pulang dari rumah sakit kita bakal sekolah di London" ucap Aldo.

"Lah, terus adek adek gue di panti asuhan gimana?" Tanyanya

"Ya kan masih ada Bunda Luna" jawab Leo

"Emang bener bener pas gue pulang gue langsung berangkat ke sana?" Tanya Ricky

"Ya.. nggak juga sih" jawb Aldo sambil menggaruk belakang telinganya yang ia yakini tidak gatal.

"Palingan seminggu kemudian" sahut Leo.

"Udah pokoknya lo nggak usah bingung, semua udah diatur sama nyokap gue" Jawab Aldo. Lagi lagi Gio hanya diam #jhopejadilaler4

***

Hari ini, Ricky telah diijinkan pulang ke rumah. Yang artinya ia harus pergi ke London untuk melanjutkan pendidikannya disana.

Hari ini ia sendirian berada di rumah Aldo. Leo, Gio, dan Aldo sedang bersekolah. Tidak mungkin ia ikut ke sekolah karena jika ia mendaftarkan diri, itu sama saja dengan ia membuang buang uang karena harus membayar uang pengembangan yang lumayan mahal itu. Akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi sekolah lamanya untuk mengurus surat pengunduran diri dari sekolah yang masih kurang.

Seeperti biasa, saat di sekolah pasti ada saja yang berteriak histeris ketika melihat Ricky dengan kaos polos yang dilapisi kemeja berwarna bitu dengan cealana jeans panjang membuatnya semakin terlihat keren. Ia merutuki dirinya sendiri karena datang tepat saat jam istirahat.

Tanpa mempedulikan orang orang yang histeris karenanya, ia melangkah menuju ruang kepala sekolah. Entah baginya ini nasib yang sunggu sial. Di ruang kepala sekolah, ia dapat melihat ayah Leo seding sibuk dengan kepala sekolah. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk menunggunya di kursi yang tersedia di depan ruangan itu sambil memainkan handphonenya.

Tak lama setelah itu, ayah Leo keluar dari ruangan itu dan menatap Ricky tajam. Ricky tetap mengacuhkannya dengan langsung melewati Arsen tanpa menoleh sedikitpun. Namun ia merasa tangannya dicekal oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Arsen?

Bughh

Satu tinjuan keras mendarat di rahang kokoh Ricky. Ia tidak berniat untuk membalasnya.

"Dimana Leo?!" Tanya Arsen tajam. Ricky hanya mengedikkan bahunya cuek.

"Dimana?!" Sentaknya lagi.

"Apa urusan anda sama Leo?" Ujarnya dingin dan langsung berjalan memasuki ruang kepala sekolah.

Setelah urusannya di ruang kepala sekolah selesai, ia langsung saja msnuju sskolah Aldo, Gio, dan Leo karena sekitar 30 menit lagi merupakan jam pulang sekolah mereka.

Setibanya di sekolah, tempat yang ia datangi itu terlihat sudah ramai akan para penjemput yang berlalu lalang. Tapi entah mengapa ketika ia keluar dari mobil Aldo yang ia gunakan itu aktifitas di sekitarnya menjadi berhenti dan memandangi Ricky dengan kagum.

Bukan Ricky namanya jika ia tidak mengacuhkan orang orang disekitarnya. Ia hanya berjalan santai menuju kantin tempat mereka berkumpul. Samar samar, Ricky mendengar suara isak tangis yang tak asing baginya. Dengan langkah cepat, ia mendatangi sumber suara itu. Hatinya terasa begitu teriris melihat keadaan di depannya.

Leo dengan seragam yang lusuh dan penuh dengan bercak darah di sekitar lengannya. Baju yang tadi pagi masih sangat bersih, kini menjadi kacau. Dengan cepat Ricky menghampiri Leo dan langsung memeluknya. Dan saat itu juga tangis Leo tumpah hingga terdengar isakkan begitu keras muncul dari bibirnya.

Setelah Ricky rasa tangis Leo mulai meredah, ia melepas kemeja biru yang ia kenakan dan ia pakaikan pada tubuh Leo sehingga hanya tersisa kaos putih tipis yang melekat pada tubuhnya. Ia menggendong Leo untuk segera menuju mobil Aldo karena tadi ia sempat melihat kotak p3k. Sebelum ia mengobati luka di lengan Leo, ia tak lupa untuk menghubungi kedua sahabatnya itu agar mendatanginya di mobil.

"Lo kok bisa luka luka gini sih Yo?" Tanya Ricky di sela sela ia mengobati Leo.

"Bully" sahut Leo pelan

"Hah?! Kok bisa dibully sih Yo?" Tentu saja Ricky kaget akan hal itu. Bukannya Leo bukanlah gadis lemah? Tapi mengapa Leo bisa dibully.

"Gatau, tapi tiba tiba mereka datengin gue terus suruh gue ngejauh dari Aldo habis itu langsung bully gue" jelas Leo.

"Siapa orangnya dek?" Tanya Aldo yang entah sejak kapan telah memasuki mobil itu.

"Patricia" jawab Leo apa adanya.

"Patricia? Patricia siapa? Seinget aku, aku nggak pernah kenal orang yang namanya Patricia deh?" Aldo kini bingung sendiri.

"Patricia Emilda?" Tanya Gio. Leo mengangguk pelan. Semua tatapan langsung mengarah kepada Gio seolah menuntut penjelasan.

"Lah lu masa gatau? Diakan anak famous sekolah yang terkenal semaunya sendiri" jawab Gio acuh tak acuh.

"Gabisa dibiarin" desis Ricky tajam.

"Udalah Cky, minggu depan juga kita udah pinda dan gak bakal ketemu dia lagi" ujar Leo berusaha mengatasi emosi Ricky yang meninggkat.

Setelah memastikan luka Leo terobati dengan sempurna, Ricky segera meljukan mobil yang ia kendarainya dengan kecepatan sedang menuju rumah Aldo, rumah yang mereka tinggalu sekarang.

Tbc.

Jangan lupa voments
Sorry kalau typo

Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang