Tigapuluh

1.9K 93 0
                                    


"Oo... kalo gitu, sekarang kak Azel dimana?" Tanya Leo yang penasaran.

"Dia kabur dari rumah pas kelas tiga SMP" lirih Aldo.

"Hah?! Kok bisa sih? Terus sekarang dia dimana" entah mungkin hari ini adalah hari paling membuat Leo syok selama sepanjang hidupnya.

Aldo menggeleng lemah.
"Dia itu semacam trouble maker sekolah, terus dia sering banget dapet surat dari sekolah dan akhirnya dia kabur dari rumah karna papa sama mama nggak pernah nganggep dia sama sekali, apalagi nganggep aku" ucapnya memelankan suara di akhir ucapannya.

Leo mengangkat satu alisnya "bukannya papa sama mama sayang banget ya sama kita?"

"Ya dulu waktu aku kecil sampe aku kelas enam SD papa mama emang sayang banget sama kita. Tapi nggak tau kenapa pas aku sama kak Azel kelas satu SMP papa mama malah jarang banget perhatiin kita, sampai akhirnya kak Azel pergi dari rumah" ucap Aldo lirih.

"Emang alasannya kak Azel pergi dari rumah cuma gara gara itu ya?" Tanya Leo.

Aldo menggeleng pelan. "Enggak, dia itu suka ngelakuin perjalanan kemana mana. Tapi sama papa mama dilarang keluar ruma kecuali sekolah atau kerja kelompok. Nah di situ kak Azel mulai berpikir, selama dia tinggal di rumah dia juga nggak dapet perhatian orang tuanya terus buat apa dia bertahan di rumah dan ngabaikan keinginannya itu. Terus akhirnya dia setelah bilang kayak gitu ke aku dia pergi tanpa kasih tau aku" ucap Aldo yang telah menitihkan air matanya dari tadi kemudian melipat tangannya di meja dan menenggelamkan kepalanya disana.

Tiba tiba, orang yang dari tadi memperhatikannya datang menghampiri meja mereka. Leo yang melihatnya jelas saja syok namun ia tetap diam saja karena orang yang menghampirinya menyuruhnya agar tetap diam.

Orang itu mengacak rambut Aldo dengan sayang. Pertamanya Aldo tidak menggubrisnya karena ia pikir itu adalah tangan Leo. Sampai sang pemilik suara berbicara membuat Aldo langsung mengangkat kepalanya.

"Dasar cengeng" dan Aldo langsung tercengang ketika melihatnya.

Orang itu....

Rivaldo Frazel

"Kakak?" Lirihnya dan langsung memeluk Azel dengan erat. Kini ia tidak mempedulikan lagi tatapan aneh orang orang karena ia hanya ingin menyampaikan rindunya yang selama ini ia pendam sendiri.

"Adek gue udah besar tapi cengeng amat sih" ucap Azel yang jelas langsung mendapat pukulan dari Aldo.

"Gue kangen banget sama lo gila, lo kemana aja?" Tanya Aldo akhirnya.

"Duduk dulu keles" protes Azel.

"Oke oke" ucap Aldo sambil cengengesan.

"Siap- Leo bukan sih?" Tanya Azel yang baru menyadari orang yabg bersama adiknya adalah seseorang dari masa kecilnya.

"Masih inget?" Tanya Leo sambil terkekeh.

"Iya dong, orang pertama yang..."

"Yang apa?" Tanya Aldo langsung ketika Azel menggantungkan kalimatnya.

"Yang gue tolong" Jawab Azel yang jelas saja membuat Aldo bernafas lega.

"Kenapa pacar lo? Lo takut gue bilang dia cinta pertama gue?" Tanya Azel lalu tertawa.

"Orang itu nggak bisa ya ngira gue sama Leo bukan pacaran?" Tanya Aldo kesal entah pada siapa.

"Lah orang lo so sweet banget gitu" ucap Azel yang membuat Aldo langsung melotot

"Mana ada gue pacaran sama adek sendiri?" Protes Aldo.

"Adik?" Tanya Azel sambil menaikkan satu alisnya.

"Anaknya papa sama tante Aristka" cicitnya pelan.

Brakk

Azel langsung menggebrak meja dihadapannya.

"K-kenapa? Lo nggak suka ya?" Tanya Aldo tergagap karena kaget akan gebrakan meja kakaknya itu. Untung tempat yang ia kunjungi tidak terlalu ramai karena memang saat ini adalah jam sekolah. Ya mereka memang membolos sekolah karena insiden kemarin.

Azel langsung menarik tangan Leo yang jelas membuat Aldo langsung panik. Namun tidak disangka sangka oleh Aldo, Azel justru nalah memeluk Leo yang membuatnya dapat bernafas lega.

"Lo kok nggak bilang dari dulu sih?" Protes Azel pada Aldo. Aldo menganga mendengar ucapan Azel itu.

"Woi, diajak ngomong juga lo malah bengong"

"Lah lu kan pergi mana gue tau" ucap Aldo sambil memasang wajah datarnya.

"Oh iya, lo pergi kemana selama ini? Terus lo kok bisa sampe di London sih?" Sambung Aldo mengingat pertanyaan yang ia simpan dari dulu itu.

"Kita duduk dulu ya" ucap Azel pada Leo sambil mengelus kepalanya dengan sayang.

"Ya kan lo tau gue pengen traveling dari dulu" ucap Azel ketika ia dan Leo telah kembali duduk di tempat masing masing.

"Terus kalo lo traveling, lo traveling pake uang siapa?" Selidik Aldo.

"Gue kerja lah" sahut Azel dengan santainya sedangkan Leo hanya memperhatikan.

"Lo nggak lanjutin sekolah lo?" Tanya Aldo lagi.

"Enggak sih" jawab Azel sambil cengengesan.

"Loh kakak mau kerja apa kalo lulus SMP aja belum?" Akhirnya Leo ikut ambil bagian dalam perbincangan itu.

"Aku jadi traveler terus ngeabadiin satu foto aja udah dibayar tinggi" jawab Azel santai namun tidak sesantai orang yang mendengarnya.

"Kok bisa sih?"

"Kenapa nggak bisa?" Jawab Azel santai.

"Terus sampe sekarang kakak belum lanjutin sekolah?" Tanya Leo juga membuat Aldo menoleh ke arah Azel.

"Ya kalo hidup gue udah terjamin sama pekerjaan, buat apa gue lanjut sekolah lagi?" Jawab Azel santai. Aldo dan Leo menggeleng gelengkan kepalanya.

"Lo kan pinter kenapa nggak lanjut sekolah aja? Emang lo nggak punya cita cita lain?"

"Ada sih"

***

"Lo tinggal di sini sekarang?" Tanya Azel ketika mereka telah sampai di depan rumah mereka di London.

"Iya, lo tinggal di mana? Lo tinggal di sini aja gak papa kali" balas Aldo.

"Ya gue tinggal di hotel sih, cuma ini udah tempat tujuan terakhir gue, jadi gue bakal tinggal di suatu tempat yang belum gue tau dimana" sahut Azel sambil menggaruk tengkuknya yang diyakini tidak gatal itu.

"Udah lah, kakak tinggal di sini aja. Kan kakak bisa tidur sama kak Aldo"

"Emang kalian tinggal di sini sama siapa aja?" Tanya Azel yang penasaran.

Note: mereka itu di dalem mobil Aldo karena emang Azel ga punya mobil.

"Sama Gio sama Ricky" ucap Aldo yang memelankan suaranya saat mengucapkan nama 'Ricky'

Azel memandang Aldo bingung seolah meminta penjelasan mengapa ia memelankan suaranya saat menyebut nama Ricky.

Aldo yang duduk di depan karena menyetir langsung pindah ke bagian penumpang dan menghela nafas panjang dan mulai bercerita sambil memeluk Leo erat.

Azel yang mendengarnya menggeram marah. Namun di satu sisi ia sangat kasihan pada adiknya itu. Ia mengelus ngelus dengan sayang kepala Leo.

"Kak"

Panggil Aldo pada Azel

"Apa an?" Tanya Azel yang sedang mebahan emosinya pada seseorang yang bernama Ricky itu.

"Kakak nggak mau ketemu papa mama?" Pertanyaan yang muncul dari mulut Aldo itu lantas membuat Azel menegang.

"Emang mereka pe-"

"Mereka nyesel kak, kakak temuin mereka ya" potong Aldo. Azel pun mengangguk meskipun ragu.

Tbc.

Jangan lupa voments
Sorry kalau typo

Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang