Enambelas

2.5K 139 0
                                    

Spesial 2035 word buat orang yang spesial. Buat orang yang setiap hari reques buat bikin sampe 2000 word. Dan akhirnya kukabulin juga permintaannya hehe. Cuma chapter ini doang yang 2000 word, selanjutnya enggak ya :p. Langsung baca aja deh :)

------------------------------------------------------

"Apa?!" Pekik Leo ketika mendengar kabar buruk dari seberang sana. Ia melihat id penelepon yang ternyata memang benar ayahnya. Ini bukan berita bohong lagi kan? Ini bukan hal untuk mengerjainya lagi kan?

"Papa nggak bohong kan?"

"......"

Tut tut tut

Leo segera mengganti bajunya dan segera memanggil supirnya untuk mengantarnya ke tempat tujuannya. Segera.

Di tengah jalan, ia kembali mendapat telepon. Kali ini id caller yang berbeda. Nomer tak dikenal. Siapa lagi batinnya yang menelponnya malam malam begini. Karena ia masih dalam perjalanan, ia angkat saja teleponnya karena ia tau pasti saat telah sampai di tempat tujuannnya ia pasti tidak akan sempat mengecek ponselnya sedikitpun.

"Halo?"

"....."

"Apa?!"

"....."

"Oke" ucapnya parau lalau mengakhiri panggilan via ponsel itu.

Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang dan berat bagi Leo. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Kenapa semuanya terjadi diwaktu yang bersamaan? Haruskah ia selalu merasa sengsara seperti ini terus menerus?

Karena otaknya terus berpikir keras, Leo sampai tidak sadar jika ia telah sampai di tempat yang ia tuju. Leo yakin kali ini kabar yang ia terima bukan main main lagi seperti sebelumnya. Ia telah mengingat ingat bahwa tidak ada yang perlu ia rayakan dalam satu bulan ini kecuali ulang tahunnya kemarin.

"Neng, udah sampai atuh. Enggak turun nih?" Ucapan supir pribadinya itu memecahkan lamunan Leo.

"Eh iya iya, bapak tunggu disini aja ya" supirnya hanya mengangguk.

Dengan langkah cepat, Leo segera menuju ruangan yang telah ayahnya sampaikan di telepon tadi. Hingga jarak beberapa meter lagi ia dapat melihat ayahnya dengan tangan kanan yang sudah terlihat jelas dari kejauhan kalau terluka itu.

"Papa.." lirihnya. Mendengar panggilan dari anaknya itu pun, Arsen segera menoleh dan memeluk putri sematawayangnya itu.

"Paaa, mama kenapa pa?" Tanya Leo dengan air mata yang telah membasahi pipinya. Ayahnya itu membawanya untuk duduk di kursi yang berada di depan ruangan berpintu putih dihadapan mereka.

"Tadi kita lagi perjalanan pulang, terus tiba ada motor dari belakang cepet banget. Akhirnya kita mau ambil jalan sebelahnya, tapi tiba tiba di nyalip pake kecepatan yang masih tinggi terus akhirnya papa banting setir" ucap ayahnya menjelaskan. Leo kembali memeluk ayahnya dalam posisi duduk.

"Orang yang ngebut itu sekarang dimana?" Tanya Leo setelah berhasil menguatkan dirinya sendiri.

"Udah ditanganin polisi, katanya nanti bakal diperiksa bareng bareng disini." Tiba tiba Leo teringat sesuatu.

"Pa, bentar ya." Pamit Leo lalu langsung pergi dari sana.

Leo memasuki lift dan menekan nomer lantai yang tepat diatas sekarang dirinya berada. Setelah lift mengantarkannya di lantai 3, ia segera berlari menuju kamar bernomer 21 dengan pintu yang sama sama bercat putih.

Tok tok tok

Setelah mendapat jawaban dari dalam, Leo segera membuka pintu kamar itu.

Cklek

Just A Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang