"Aku mau kita nikah," seru Alberth disela-sela makan siangnya. Ini hari Minggu yah.Ting
Olivia yang sedang memegang sendok yang berisi nasi, hendak memasukkan kemulutnya, kini menjatuhkan sendok itu kelantai.
Apa? nikah?. Dia kira nikah cuman ngucapin ijab kabul doang. Nikah butuh duit Al.
"Kenapa?" tanya Alberth atau Al.
"Nggak. Ini mendadak, Al," jawab Olive
"Kok gitu. Aku sayang sama kamu. Lagian aku juga udah mapan."
"Aku mau selesai sekolah dulu Al." Olive membungkuk mengambil sendok yang tadi jatuh dan menyimpannya di meja.
"Yaudah. Kalo kamu selesai sekolah, kita harus nikah titik!" seru Alberth serius.
"Aku belum bisa komitemn sama or- "
"Oh. Jadi selama dua tahun ini, kamu sebut bukan komitmen? Ada apa sih. Kamu punya yang lain,yah?" Alberth memotong perkataan olive dan bicara dengan nada tinggi.
"Jaga ucapan kamu Al. Kamu pikir aku apa hah!. Wanita jalang. Sialan!" Olive mengumpat pada Alberth
"Jangan mengumpat pada pacar mu. Ralat. Calon suami mu," ucap Alberth sekenanya.
"Aku takut Al. Aku takut kayak mama sama papa."
"Jangan bandingin hubungan kita dengan hubungan orang lain."
"Dia bukan orang lain. Dia orang tuaku dan aku tau kenapa mereka berdua pisah." Kini gantian Olive yang suaranya meninggi.
Olive berdiri dan mengambi tasnya. Berlari keluar restoran dan memanggil taksi. Alberth memanggilnya namun tak dihiraukan oleh Olive sedikit pun.
...
"Bi, kemarin Olive pulang?" tanya wanita paruh baya pada pembantu rumah tangga yang tengah sibuk di dapur. Wanita paruh baya itu -Yuanita, mama Olive- duduk di ruang tengah depan tv.
"Tidak Nyonya. Mungkin Non Olive menginap dirumah Non Taya," jelas Bi Ami.
"Ya ampun. Anak gadis kok nginap di rumah orang. Kayak nggk punya rumah aja," gumam Yuanita
Tiba-tiba pintu utama didorong dengan kuat hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Dari balik pintu, tubuh kecil Olive berjalan masuk. Entah dia tidak melihat keberadaan mamanya atau memang dia sangat cuek.
"Dari mana?" tanya Yuanita
"Rumah temen," jawab Olive seadanya, sambil terus berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
"Nginap dirumah orang lagi?" tanya Yuanita.
Olive berhenti tepat di depan tangga.
"Apa peduli mama?" tanya Olive yang memutar diri menuju sofa tempat mamanya duduk santai membaca koran.Yuanita melipat koran yang dipegangnya dan membuka kaca matanya kemudian menghadap Olive.
"Kamu itu anak mama, jelas mama peduli," jelas Yuanita
"Heh! Anak mama? Sejak kapan?" tanya Olive
"Olive!" Yuanita berteriak, namun Olive terlihat santai saja. Yuanita berjalan semakin dekat ke arah Olive.
"Mama pernah nggk perhatiin olive sekali aja. Mama tau nggk siapa temen-temen olive di sekolah. Mama pernah nggk dateng ke sekolah olive kalo ada acara orang tua? Nggk kan?!" jelas Olive
"Itu karna mama sibuk, sayang." Yuanita hendak menyentuh wajah Olive namun Olive memalingkan wajahnya.
"Itu terus aja alasan mama. Olive di sekolah nggk punya temen, Ma. Kenapa? Karena olive sering mukul orang, olive jahat, olive sensitive. Itu semua karena mama. Mama nggk pernah perhatiin aku," jelas Olive frustasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Kurindu (EDITING)
Teen Fiction"Aku ini istri mu" "aku tidak menganggap nya begitu" "aku capek kak" "terserah kau saja" ...... pemain yang hebat. disaat aku bersusah payah membesarkan anak kita. kau malah asik bermain dengan jalang sialan mu itu. aku berusaha menjadi istri yang...