ABM 2 - Part 3

4.2K 91 1
                                    

Ananta duduk termenung di pinggir lapangan basket sekolah nya. Mengingat tentang apa yang keluarga nya bicarakan saat rapat tadi malam. Keputusan ayah nya benar-benar membuat nya hancur.
Bukan nya tidak mau, Ananta hanya belum bisa menerima jika harus menikah semuda ini, terlebih lagi jika Ananta mengingat memory tentang kisah Cinta orang tua nya.

Ananta takut jika kejadian yang menimpa bunda nya terulang. Ananta takut menyakiti wanita yang dicintai nya, Ananta takut akan berbuat seperti Ayah nya atau bahkan dia yang diperlakukan seperti itu. Ini benar-benar membuat nya frustasi.

Ananta hanya bisa mengacak-acak rambut nya. Hingga merasa ada sebuah tangan yang menyentuh pundak nya. Dia pun berbalik dan melihat sosok Gina yang kini duduk di samping nya.

"Aku tau ini berat bagi mu" kata Gina

"Aku ingin sendiri" timpal Ananta.
"Kadang aku berfikir, apa yang harus aku lakukan untuk membuat kedua orang tua ku bahagia. Aku hanya bisa mengeluh kepada mereka tanpa tahu seberapa besar pengorbanan mereka untuk ku" jelas Gina.

"Aku juga memikirkan nya, tapi ini salah! " tegas Ananta.

"Aku juga pernah berfikir bahwa menikah muda itu sesuatu yang menyenangkan. Aku bisa bersama pasangan ku dalam waktu lama. Aku bahkan pernah meminta di jodohkan tapi orang tua ku menolak" Gina menarik nafas dalam. "Saat itulah aku sadar, orang tua ku ingin yang terbaik untuk ku. Aku tau, kamu menolak nya karena masa lalu orang tua mu. Tapi jika aku diposisi mu, maka aku hanya akan berfikir bahwa orang tua ku harus bahagia. Apalagi bunda mu sedang mengandung" kata Gina.

"Aku benar-benar butuh waktu. Aku sadar bahwa selama ini bunda sangat lelah mengurus aku dan Aileen. Apalagi dengan kehadiran calon adik ku. Bunda harus mengurus bayi lagi setelah sekian lama nya dan itu akan membuat nya semakin lelah. Aku merasa kasihan padanya" Ucap Ananta dengan parau.

"Itulah maksud ku. Jika kau menikah kamu akan mempunyai anak saat itulah kamu akan merasa bagaimana menjadi Ayah dan Papa yang harus mengurus dan menafkahi anak dan istri nya"

"Aku akan memikirkan nya. Terimakasih telah menemaniku. Kau memang sepupu yang baik" kata Ananta lalu memeluk Gina. Meyandarkan Gina di dada nya.

                     ..................

Flashback

"Iyah. Jadi, aku dan Olive sudah memikirkan ini dari jauh hari, dan kami pikir ini harus dibicarakan dengan kalian semua. Aku tidak berfikir akan langsung ke masalah pernikahannya tapi, aku ingin melihat proses nya. Ini masalah pernikahan Ananta" kata Alberth yang mendapat respon diam dari semua nya.

"APA!!!" kata Ananta sedikit berteriak.

"Ini keputusan Ayah nak. Jadi mohon mengerti lah" kata Alberth.
"Ayah tunggu! " timpal Gina. "Ananta ingin menikah, dengan siapa? Dengan Gina?!! " tanya Gina antusias dan kebingungan.

"Astaga! Papa, mama tolong tutup mulut kak Gina sebentar" geram Aileen. Gina hanya menyengir.

"Bukan sayang. Ananta akan kami carikan perempuan yang baik nanti" jelas Olive.

"Tunggu nak, tunggu sebentar" kini giliran Fir yang berbicara. "Bukan kah terlalu Dini untuk Ananta menikah? Ia bahkan belum Ujian untuk sekolah nya. Coba pikirkan lagi" kata Fir.

"Aku sudah memikirkan nya dad, aku ingin menemani Olive sekarang, kami akan menunggu kelahiran anak kami dan Olive akan kerepotan jika aku tidak membantu nya" jelas Alberth.

"Tapi Ayah, aku bisa membantu bunda. Ayah tidak perlu cemas. Tolong pikirkan lagi. Kasihan kak Ananta" kata Aileen memohon.

"Maaf sayang, Ayah juga ingin istirahat nak".

Luka Yang Kurindu (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang