Part 17

6.9K 207 1
                                    

💦Hangel Groups
Olive POV
On

Saat ini aku sedang ada dilobi menuju ruangan Alberth. Aku hanya rindu padanya, entahlah tapi aku benar-benar ingin bertemu dengan nya. aku kesana untuk menemaninya makan siang karena sebentar lagi adalah waktu makan siang.

Saat aku melewati lobi semua yang melihat ku tersenyum dan kadang ada yang memanggil ku ibu padahal aku lebih muda dari dirinya. Itulah ketentuan.

Aku memasuki lift dan menekan tombol angka 7. Aku sengaja tidak membertitahu alberth dulu karena aku ingin membuat nya terkejut. Sebenarnya ini salah satu alasan ku untuk melupakan kenyataan bahwa aku tidak bisa hamil.

Pintu lift terbuka dan aku menuju meja sekertaris alberth.

"Pak Muarth ada?" tanya ku.

"Ada bu tapi, didalam sangat banyak orang, ada sahabat pak Muarth juga ada Adik pak Muarth bersama kekasih nya dan ibu Bianca bagian HRD" jelas sang sekertaris.

"Tidak apa-apa aku mengenal mereka semua tapi... Tidak dengan bagian HRD" jawab ku bingung.

"Ooh. Di memang pegawai baru bu, dia baru sekitar sebulan di perusahaan ini" jelas sang Sekertaris.

"Baiklah, aku akan masuk" sahut ku dan sang sekertaris hanya tersenyum ramah.

Aku berjalan kearah ruangan Alberth, kenapa pintu nya tak terkunci bukannya itu ruangan ber-ac. Ada apa sebenarnya.

Aku terus melangkah dan mendengar suara gaduh dari dalam. Aku semakin mendekat dan berhenti sedikit lebih dekat untuk mendengar apa yang mereka katakan. Bukan maksud menguping aku hanya ingin mengetahui kebenarannya saja.

"Kita bisa bersama lagi seperti dulu Al" ucap seorang wanita yang ku yakin itu Bianca seperti kata Sekertaris tadi.

Tapi apa maksudnya? Siapa yang dia maksud bisa bersama? Alberth dan Dirinya? Ada apa ini? Aku semakin melangkah mendekat.

"Tidak! Itu tidak akan pernah terjadi!" itu suara Alberth. Aku terus mendengarkan dengan seksama.

"Kau ingat saat kita bercinta dulu?" ucap Bianca lagi.

Apa?
Siapa?
Bercinta?
Tapi kenapa?

Aku hanya bisa menutup mulut ku dengan tangan ku sambil berusaha menahan air mata ku. Kenapa ini sangat sakit tuhan? Kenyataan apa lagi ini?

"Kenapa kau tiba-tiba membincarakan hal itu? Sebenarnya apa mau mu hah!?" tanya Alberth terdengar emosi

"Tenang lah Al. Aku hanya ingin mengatakan bahwa setelah kita melakukan itu, ..... aku hamil!"

Bagai di sambar petir, aku melemas dan hampir jatuh jika aku tak berpegangan pada meja disebelah ku. Aku tidak bisa menerima ini, suami ku bercinta dan bahkan membuat wanita itu hamil. Aku harus bagaimana?

Brakk

"APA...!!!?"
Al menggebrak meja nya. Aku kembali mendengar pembicaraan mereka dab menyeka air mata ku kasar.

"Katakan bahwa ucapan mu itu bohong!!" bentak Al.

Aku mendengar suami ku membentak nya. Mereka telah bercinta tapi Alberth terdengar membantah. Ada apa ini? Apa itu cuman kesalahan? Apa Bianca datang untuk meminta tanggung jawab? Suara itu kini memenuhi kepala ku.

"Aw.. Sakit Al, lepaskan..."

"KATAKAN JALANGG!!!!" teriak Al penuh penegasan.

Aku menangis semakin kuat tanpa mengeluarka suara bahkan isakan. Dengan susah payah aku menahan isakan ku dengan menggigit bibir bawah ku. Sakit memang tapi sakit di hatiku berkali-kali lipat dari sakit dibibir ku.

Luka Yang Kurindu (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang