Part 18

7.3K 197 0
                                    


💦kediaman Mahendra

Sudah dua hari ini Olive tinggal di rumah Mama nya, semua bya berkumpul di ruang tamu Anita, Mahendra, Yuni dan Adel. Namun tidak dengan Olive. Olive hanya diam di kamar nya. Tidak mau makan. Sering kali Anita harus membuang makanan nya karena tidak di sentuh sedikit pun.

Olivia POV
On

Aku sedih mengatahui kenyataan bahwa Alberth telah mempunyai kekasih dulu. Kenapa bahagia itu sangat sulit. Aku memang sangat mencintai nya tapi cinta tidak harus memiliki bukan?

Aku sangat kesepian. Memikirkan banyak masalah, di satu sisi aku  senang karena fakta nya Alberth tak menginginkan Wanita itu. Di sisi lain, aku sedih karena aku tidak bisa memberikan Alberth keturunan padahal itu yang di inginkan seorang suami.

Sedari tadi aku hanya duduk menyandar di ranjang ku. Aku sangat sedih, sebenarnya aku tidak ingin terpuruk dalam kesedihan seperti ini tapi aku, tidak bisa mendapat jalan keluar nya.

Tok tok tok

"Olive... Ricky datang sayang..." seru mama ku dari luar sana. Mengingat itu aku kembali teringat pada Alberth kareba Alberth lah yang membuat ku berdamai dengan mama.

Aku diam.

Ricky masuk berjalan kearah ku aku mengalihkan pandangan ku mengarah jendela di samping ku. Menatap kosong langit malam. Gelap dan Hitam.

"Liv... Aku bawa bunga buat kamu" seru nya. Aku menatap Ricky sebentar dan kembali menatap jendela.

"Aku tau kamu bukan butuh bunga, tapi Alberth" tambah nya. Aku sontak menatap nya.

Benar. Yang di katakan Ricky memang benar. Aku merindukan nya. Aku mengingin kan nya. Sangat.

Aku hanya mengambil bunga itu untuk menghargainya kareba berusaha menghibur ku. Dia teman yang baik.

"Ky...." lirih ku dan Ricky duduk di samping ku. "Apa aku pantas bahagia?" tanya ku.

"Tentu saja. Bukan hanya kau, semua orang pantas Bahagia" jawab nya, aku mengangguk.

"Tapi, kenapa kebahagiaan tidak datang pada ku Ky?" tanya ku. Ricky memeluk ku. Mengelus pucuk kepala ku.

"Kebahagian datang jika kau memanfaat kan nya Liv. Bahagia itu sederhana, membuat sebuah senyum ketulusan itu sudah termasuk bahagia". Jelas Ricky. Aku mengangguk.

"Ku dengar kamu tidak mau makan, kenapa?" tanya nya sambil menyudahi pelukan kami dan memegang kedua bahu ku dan menatap ku dalam.

"Aku..aku tidak tau apakah Alberth makan dengan baik disana.." lirih ku menundukkan kepala menyembunyikan kesedihan ku pada Ricky.

"Jangan menyiksa diri mu sendiri Olive..." kata nya. Tubuh ku bergetar. Aku menangis. Ricky mendongak kan kepala ku membuat ku menatap nya.

Ricky menyeka Air mata ku.
"Kau tau? Alberth akan marah jika dia tahu bahwa kamu tidak merawat diri mu" ucap nya.

"Benarkah?...". "Tapi apa peduli nya? Aku tidak berfikir begitu" kata ku.

"Dia mencintai mu Olive, kamu segalanya baginya. Kau tau? Sejak 2 hari ini Alberth memikirkan mu, dia tidak masuk kerja gara-gara memikirkan mu. Apa kau tidak kasihan pada nya?" tanya

"Aku kasihan Ky... Tapi-"

"Aku tau kau merindukan Alberth Liv. Apa kau tidak mau bertemu dengan nya?" tanya nya. Aku diam. Berdifikir.

"Aku ingin bertemu dengan nya Ky, tapi tidak sekarang" ucap ku.

"Besok!"sergah Ricky.

"Tapi Ky ak-"

Luka Yang Kurindu (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang