💦Club malam
Alberth POV
OnIni sudah jam sembilan malam. Aku pergi sejak pagi tadi dan tidak pernah kembali. Aku bahkan sarapn diluar.
Kenyataan memang sangat pahit, bagiamana bisa orang yang selama ini ku cinta i tidak bisa memberiku keturunan, dosa apa yang ku perbuat tuhan.
Aku pergi bukan karena masalah Olive tidak bisa hamil tapi karena dia baru memberitahu ku sekarang. Disaat hubungan kami kembali membaik, masalah yang lain kini datang kembali.
"Tolong Berikan satu vodka lagi" ucap ku pada bartender yang tak lain adalah Roni sahabat ku.
"Tapi ini sudah botol ketiga Al. Kamu akan sangat mabuk nanti nya" tolak nya.
"Aku tidak peduli!! Cepat berikan!!" bentak ku. Yang aku mau hanya itu. Vodka.
Aku tidak tau apa yang dilakukan Olive sekarang. Apakah dia makan dengan baik atau tidak. Aku sebenarnya tidak peduli, tapi bayangan sering muncul dalam fikiran.
"Akkhhh..." aku meneguk gelas terakhir vodka yang ku pesan. "Toong satu botol lagi" sahut ku.
"Tidak! Kau harus istirahat, kau sudah sangat mabuk Al.." sahut Roni aku masih bisa mendengar suara nya.
"Bagi-tu-kah?. Antar kan ak-u pula-ng, cepatlah..." ucap ku sudah mulai kehilangan kasadaran.
"Baiklah" ucap nya. Aku merasakan Roni mengangkat tubuh ku.
Off
....
💦kediaman Muarthque
Olivia POV
On"Dimana Alberth Liv?" tanya Taya pada ku.
"Aku tidak tahu, mungkin dia ada di sebuah club malam" jelas ku.
"Dan kau membiarkan nya?" tanya Anto.
"Dia pergi karena marah pada ku..." kata ku sambil menunduk menahan Air mata ku.
"Memangapa yang membuat nya marah?" tanya Taya.
"ak-aku..memberitahu nya bahwa aku tidak bisa hamil..." lirih ku.
"Apa!!?" teriak Anto. Taya hanya menutup mulut nya dengan tangan karena kaget. "Maaf. Aku hanya kaget" sambung Anto.
"Ta...aku tidak normal Ta" aku memegang tangan Taya. Aku menangis. Taya memeluk ku. Menyandarkan kepala ku di dada nya.
"Sudahlah... Jangan putus asa Liv, kamu pasti bisa hamil" bujuk Taya.
"Iyah Liv, jangan khawatir" tambah Anto
"Bagaimana jika Alberth meninggalkan ku?" tanya ku.
"Tidak, tidak, Alberth tidak aknan meninggalkan mu, aku tau kakak ku seperti apa" kata Anto.
"Apa kau yakin?" tanya ku memastikan.
"Yah.. Aku yakin" sahuy Anto.
Aku melepaskan pelukan ku. Taya menyeka Air mata ku.
"Mama sama bunda mu sudah tau?" tanya taya.
"Iyah. Aku sudah memberitahukan nya" jawab ku.
"Sudahlah, jangan di pikirkan lagi" ucap anto menepuk pundak ku.
Tok tok tok
"Sana buka!" pinta taya pada Anto.
"Demi kamu sayang..." Anto bergegas turun dan membuka pintu.
Cukup lama Anto dibawah, entah siapa yang datang.
"Sayang... Siapa yang datang?" tanya
Taya berjalan kearah pintu hendak menyusul Anto. Aku hanya menunduk meratap kesedihan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Kurindu (EDITING)
Teen Fiction"Aku ini istri mu" "aku tidak menganggap nya begitu" "aku capek kak" "terserah kau saja" ...... pemain yang hebat. disaat aku bersusah payah membesarkan anak kita. kau malah asik bermain dengan jalang sialan mu itu. aku berusaha menjadi istri yang...