part 23

7.1K 222 5
                                    

Hai hai hai... Author kasi bonus nih. Biasa nya Author haya update 1 part tapi sekarang... Jeng jeng jeng... 2 part. Siapa yang seneng (?). *author nya cerewer eohh..
Yang mau intro bisa via bbm D0701A7F atau via line rasnita61. Thansk.. Happy reading. 💋💋

.

...

💦hangul groups

Olive POV
O bbcn

Aku dan Taya memasuki lobi, semua tersenyum kepada kami, semua keryawan juga sudah tau jika Taya adalah kekasih Anto, putra bungsu dari pemilik gedung ini.

Ruangan Alberth berada di lantai Tujuh, namun sebelum nya Taya ingin keruangan Anto yang berada di lantai empat.

Saat memasuki lift aki dan Taya hanya diam. Taya sibuk dengan ponsel nya dan aku sibuk dengan pikiran ku. Aku sudah beberapa kali ke kantor ini dan selalu ada kejutan yang kudapat kan. Entah itu buruk maupun bahagia. Dan aku berharap saat aku tiba Alberth hanya duduk di kursi nya berkutat dengan berkas-berkas sialan yang kadang membuag nya begitu lelah.

Ting

Kami berdua keluar aku hanya mengikuti langkah Taya dan menemukan Anto sedang duduk dengam secangkir kopi di depan nya. Dia hanya sendiri. Terlihat santai. Berbading terbalik dengan kakak nya yang super sibuk dan padat.

"Sayang..." teriak Taya agar Anto melihat keberadaan kami.

Anto tersenyum memeluk Taya Kemudian beridiri. Anto mengecup bibir Taya singkat, mungkin karena meberadaan ku.

"Hei..wats up kakak ipar?" tanya Anto. Aku hanya tersenyum. "Ganjen!" hardik Taya.

"Dia kakak Ipar ku. Apa kau cemburu?"

"Ambil ini dan coba" pinta Taya ketus. Taya sangat kekanakan jika bersama Anto.

"Baiklah tuan putri" Anto meraihnya. "Apa kalian akan keruangan Alberth? Maro pergi bersama" ajak Anto. Aku mengangguk. Taya bergelayut mesra di tangan Anto. Aku berfikit melakukan itu bersama Alberth tapi untuk saat ini itu tidak mungkin.

Ting

Kami berjalan kearah Ruangan Alberth.

"Ah! Bapak Antony.." panggil Sekertaris alberth.

"Ya ada apa?" tanya Anto. "Aku ingin memberitahu bapak sesuatu"

"Silahkan". "Mari ikut saya" ajak sekertaris itu. Taya yang melihat itu langsung membuang wajah ya kearah lain.

"Tenanglah sayang.. Dia memang. Harus laporan pada ku. Kalian tunggu lah disini sebentar" kata Anto. Aku dan Taya hanya duduk Di sofa kecil didekat kami.

Luka Yang Kurindu (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang