Maaf yah, author baru bisa update soalnya author lagi ujian, ini juga nulis nya karena pelajarab besok nggk susah-susab banget.
.....
Olive POV
OnAku bangun lebih awal karena aku tidak mau kalau Alberth harus melihat nya tidur bersama. Masih pagi begini Aku sudah selesai mandi.
Aku bergegas ke dapur, seperti yang sudah ku katakan sebelum nya, aku akan menjalani tugas dan kewajiban ku terhadap Alberth meski dia membenci ku karena masalah kemarin.
Aku tidak tau harus masak apa, semua bahan di kulkas telah habis, apakah nanti Alberth akan marah. Bagaimana ini. Aku menunggu hingga jam menunjukkan pukul enam pagi.
Aku naik keatas untuk membangun kan Alberth dan menyiapkan pakain nya.
Aku mengambil baju dari lemari, memilih baju yang pas untuk memulai aktifitas kembali. Navy, warna ini ku rasa cocok, apalagi dipakai oleh Alberth nanti nya.
"Kak...." panggil ku. Dia tidak bergeming. "Kak.. Ayolah, bangun. Ini sudah pagi" lirih ku.
"Hmm.." dia hanya menggeram. Seakan mata nya sangat berat hanya untuk terbuka.
"Kak.. Ayolah.. Nanti kamu telat. Bagun" aku sedikit mengguncang tubuh nya.
"Aisshhh..." dia bangun sambil mengacak-acak rambut nya. "Pergilah! Jangan mengganggu tidur ku" dia sedikit membentak ku.
Sakit memang, tapi ini murni kesalahan ku, perkataan nya sungguh menusuk hati ku. Kenapa dia berubah menjadi dingin begini?
Yang bisa aku lakukan hanyalah menunduk, aku merasa sangat sedih, aku seperti seseorang yang mencintai nya tetapi dia sama sekali tidak membalas cinta ku.
Aku akan bertahan dengan nya dirumah ini, walau meski bantibya dia sering membawa jalang nya kerumah ini. Aku berharap bahwa yang ku pikirkan salah. Tapi bagiamana bisa menghilangkan fikiran itu jika dibangunkan saja dia sudah sangat marah.
Aku menunggu nya di dapur, kuraih ponsel ku dari dompet ku aku ingin menghubungi Taya mengajak nya untuk membeli baju karena besok adalah hari bahagia Kevin dan Dea.
"Ekkhhmmmm" Aku berbalik mendengar suara deheman Alberth. Ekspresi nya berubah.
"Maaf, aku lupa memberitahu mu jika bahan kita habis. Aku akan membelinya nanti" seru seakan tau apa maksud tatapan nya. Alberth mengeluarkan beberap lembar uang seratus dan memberikan nya kepadaku.bukan.tapi menyimpannya di meja.
Aku berdiri dan meraih tangan Aberth dan mencium punggung tangan suami ku. Hanya sekejap karena dia langsung menepis tangan ku.
Apa kau jijik pada ku?
Aku menunduk menahan air mata ku. Aku juga sadar bahwa baju yang dipakainya bukanlah baju yang kusiap kan tadi. Dia memang benar-benar marah.
Alberth berjalan pergi yang kulihat hanya lah punggung lebar nya.
"Kak..." panggil ku menghentikan langkah nya. "Aku tau kamu marah bahkan benci sama aku, tapi ku mohon jangan berhenti mencintai ku. Aku bodoh karena tidak jujur padamu. Dibenci oleh mu sangatlah sakit kak..." jelas ku. Dia hanya diam tidak berbalik sedikit pun"Hati ku juga sakit saat kau tidak memakai baju pilihan ku tapi tidak masalah, ini murni kesalahan ku. Aku akan membiarkan mu bebas..." ucap ku terhenti karena menangis. Tubuhku terguncang cukup kuat. Dia masih tidak bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Yang Kurindu (EDITING)
Teen Fiction"Aku ini istri mu" "aku tidak menganggap nya begitu" "aku capek kak" "terserah kau saja" ...... pemain yang hebat. disaat aku bersusah payah membesarkan anak kita. kau malah asik bermain dengan jalang sialan mu itu. aku berusaha menjadi istri yang...