CHAPTER 19: GWAENCHANA?

3.2K 559 13
                                    

Haejung menatap Jaemin heran. Untuk yang kesekian kalinya, ia telah menangkap basah Jaemin yang sedang menatapnya. Jaemin menatapnya namun saat ia membalas tatapan Jaemin, Jaemin segera menatap papan tulis dan bertingkah seperti tidak melakukan sesuatu selain memperhatikan papan tulis. Haejung juga heran mengapa Jaemin lebih pendiam hari ini. Ia hanya terus menatap Haejung dengan mata sendu.

Anak ini kenapa? pikir Haejung.

Bel pertanda istirahat pun berbunyi membuat seonsangmin yang masih berbicara segera mengakhiri kegiatan pembelajaran. Setelah saem keluar beberapa anak-anak mulai bergegas menuju kantin. Namun hanya beberapa. Sedangkan beberapanya lagi duduk dibangkunya, memperhatikan Renjun yang berjalan perlahan ke depan. Selama beberapa bulan ini selalu Renjun lah yang mengembalikan LKS mereka ke perpustakaan seusai jam pelajaran. Dan sama seperti biasnya, kini Renjun berjalan ke depan untuk mengambil keranjang untuk mempermudah LKS itu dibawa.

Saat Renjun berjongkok, memegang pegangan keranjang dan hendak berdiri, sebuah kotak susu mulai menghantam tembok yang berada tepat di sebelahnya -yang nyaris hampir mengenai wajahnya- hingga susu yang ada didalamnya terciprat ke daerah sekitar. Renjun berusaha mengabaikan itu dan segera berdiri.

Lagi-lagi satu kotak susu menghantak tembok di sebelahnya. Dan setelah itu lemparan kotak susu datang bertubi-tubi ke arah Renjun membuat pemuda itu hanya memalingkan wajahnya berusaha menghindari kotak susu itu menghantam wajahnya.

Haejung terdiam saat satu persatu kotak itu menghantam tembok disebelah Renjun. Namun ia tak bisa diam saat serangan itu terus menerus terjadi. Ia segera berlari dan berdiri dihadapan Renjun -memunggungi orang-orang yang masih melemparkan sekotak susu. Haejung sesekali meringis saat merasa kotak susu itu menghantam tubuhnya cukup kuat.

Renjun yang tadinya menutup mata, segera membuka matanya saat sadar kotak susu itu tak lagi menghantamnya. Ia menatap Haejung yang tengah menyengir dihadapannya dengan ringisan-ringisan kecil yang bersifat sementara. Renjun dapat melihat tubuh Haejung yang sesekali terkejut karena hantaman itu. Tangannya juga ikut bergetar.

Jaemin berdiri dan segera menggebrak meja, "Kya! Hentikan itu!" bentaknya.

Semuanya diam. Tetapi masih menatap Renjun dengan senyuman miring. Hingga satu kotak susu kembali menghantam punggung Haejung.

Siapa pelakunya?

Jeno.

Haejung membuka mulutnya, "Gwaenchana?"

Bukankah seharusnya Renjunlah yang bertanya? Renjun menatap Haejung datar sembari bergumam, "pabbo" lalu ia mendorong Haejung sedikit dan pergi keluar dari kelas.

Jaemin dengan sigap segera menghampiri Haejung, "Gwaenchana? Cepat ganti seragammu. Kau bisa masuk angin Haejung-ah" tutur Jaemin dengan nada sangat cemas.

Haejung menatap Jaemin dalam hingga akhirnya ia tersenyum, "Nan gwaenchana"

Jeno berdecih, "Apa kami sedang menonton drama?"

"Dasar tidak tahu malu!"

"Sepertinya Haejung dan si bodoh itu sedang bertengkar"

"Anak cupu itu terlalu jual mahal. Dengan wajah pas-pasan seharusnya ia bersyukur masih ada yang mau dengannya. Dasar tidak berperikemanusiaan!"

"Bisakah kalian diam?!" Jeno melirik kebelakang dimana banyak teman-teman -pasukan dan fansnya yang ikut menyerang Renjun yang sedang mengeluarkan bacotan-bacotan tidak perlu.

Jaemin membalikkan badannya dan segera berjalan mendekati Jeno. Pemuda itu berhenti tepat di sebelah Jeno dengan bibir yang tepat berada di sebelah telinga Jeno.

"Lain kali kubuat kau menyesal, anak haram."




•°•°TBC°•°•

Vomment juseyo💞

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang