CHAPTER 39: LOTTE WORLD

2.9K 505 48
                                    

Renjun menyisir rambutnya sembari menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini ia tak menggunakan seragam. Hanya jeans hitam dan kaos putih bertuliskan 'good bye' dan sebuah kemeja hitam sebagai luarannya. Kaos tersebut adalah kaos yang diberikan Rena saat ia hendak ke London. Sebenarnya ia hanya ingin mengatakan itu secara tidak langsung kepada Rena. Beberapa waktu lalu ia memang sempat kembali berhubungan dengan Rena— meskipun saat itu Renjun bilang hanya untuk pelampiasan, Rena setuju saja.

Renjun tersenyum,"wahh aku sangat tampan"

"Tapi tetap aku yang paling tampan."

Renjun menatap Jaemin -yang ada dibelakangnya- melalui cermin. Ia lalu memutar matanya," nasib itu tergantung wajah. Apa nasibmu baik? Kalau buruk berarti kontras dengan wajahmu"

Jaemin mencibir menanggapinya. Renjun sangat tau bagaimana membuat seorang Jaemin yang cerewet menutup mulutnya. Renjun sedang menyinggung kejadian tadi malam. Kejadian saat Jaemin dengan mudah memutuskan Seulbi. Karena apa? Ia cemburu dengan Chenle.

"Apa kali ini kau akan tetap peringkat pertama?"

Renjun membalikkan tubuhnya menghadap Jaemin lalu tersenyum remeh," sebenarnya aku tidak boleh sombong, tapi apa ada orang lain yang bisa menggantikan posisiku?" tanya Renjun berniat bercanda. Ia lalu terkekeh sembari menyandang tasnya.

•°•°•°•°•

"KYA! IGE MWOYA!" Haejung menatap lekat-lekat kertas yang ditempel di mading itu. Disebelahnya ada Seulbi dengan mata sembabnya menatap Haejung dan kertas itu secara bergantian. Ia sesekali memarahi orang-orang yang mendorong-dorongnya karena ingin melihat isi dari kertas itu.

"Ah apa masih lama? Orang-orang ini semakin mendorongku," ucap Seulbi terdengar sayup-sayup. Haejung menoleh —menatap Seulbi dengan mata yang hampir keluar.

"Kau turun ke peringkat 46, Seulbi-ya! Pabba! Astaga bagaimana bisa aku peringkat 7?!"pekik Haejung histeris tapi tak dihiraukan oleh orang-orang karena mereka juga melakukan hal yang sama, berteriak saat melihat peringkatnya.

"Haejung-ah, kepalaku pusing. Bisa kau cepat sedikit?"

Haejung yang sedang menatap kertas itu kembali menoleh ke Seulbi, "Jaemin peringkat 50"

Seulbi membulatkan matanya dan segera melihat kertas itu. Kemudian ia tertawa. jenis tawa yang terdengar parau. "Ternyata aku lebih baik dari dia, rasakan!"

Haejung memutar matanya malas lalu menarik Seulbi menjauhi mading,"Kau putus dengan Jaemin?"

Seulbi yang menunduk mengangguk pelan, "ya.. Dan dia yang memutuskanku,"

"Perhatian, perhatian! Siswa-siswi kelas 10 diharapkan berkumpul di lapangan sekarang! Karena 10 menit lagi kita akan berangkat!"

"Kajja!"

•°•°•°•°•

Haejung menatap bangku diseberangnya. Ada Seulbi dan Jaemin yang tampak saling buang muka. Didepan mereka ada Renjun dan Eunbi yang sama-sama terdiam. Disebelah Renjun-Eunbi yang otomatis di depan Haejung ada Hina dan seorang siswa berkaca mata yang sejak tadi selalu menyengir. Haejung sendiri duduk bersama Jeno. Iya Jeno, si biang onar itu.

Hari ini selain menerima hasil ujian, kelas 10 akan liburan —tepatnya hanya membuang-buang waktu dengan bermain di LotteWorld. Ayolah, Haejung bahkan sudah khatam di taman bermain itu. Hampir setiap akhir pekan ia selalu ke sana bersama Haejoon. Membosankan memang, tapi apa salahnya ikut.

Saat ini mereka masih di bis. Entah bagaimana tadi sistem yang bagian OSIS tentukan, Haejung bisa duduk dengan seorang Lee Jeno saat ini. Pemuda itu tampak lebih tampan dengan penampilan rapinya. Tidak culun tapi terkesan rapi dan kasual. Bukan seperti biasanya yang urakan. Haejung juga bisa merasakan aroma parfum Jeno yang sangat memikat.

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang