CHAPTER 35: KALAH?

3K 517 54
                                    

"Apa jantungmu masih berdebar-debar?"

Haejung menggeleng lalu tersenyum miris. Hatinya yang semula sudah mantap untuk melupakan perasaannya pada Renjun kini kembali ragu. Ia tak rela pindah ke Jeju jika ia masih menyukai Renjun.

Sepulang dari rumah sakit, Haejung terus digoda Haejoon dan ayahnya mati-matian hingga rasanya ia mau terjun ke sungai Han saat itu juga untuk meredam rona pipinya. Ia juga menelpon Seulbi dan menceritakan semuanya. Seulbi malah sempat sedih diceritakan seperti itu. Ia mengatakan, "andai saja Jaemin berprilaku semanis itu,"

Dan sampai detik ini Haejung tak pernah menganggap tingkah Renjun itu sebagai tingkah yang manis. ITU TERLALU GILA.

"Oh ya, bagaimana dengan bukti yang kau katakan kemarin?" tanya Seulbi. Haejung terlihat semangat dan mengambil sebuah kertas di dalam tasnya.

"Ini fotokopian dan foto aslinya serta foto Renjun dan Jaemin yang di edit. Aku sudah melingkari semuanya. Ayo kita tempelkan di mading!" Haejung segera menarik tangan Seulbi menuju mading.

Saat di tangga, banyak siswi yang berbicara --bergosip sambil melihat ponsel mereka. Saat mereka menyadari ada Haejung dan Seulbi mereka segera pergi menjauh --entah itu naik tangga atau malah turun.

Haejung yang merasa aneh segera membuka ponselnya begitu juga dengan Seulbi. Mereka membuka grup line sekolah.

Anonymous

Bukankah mereka sudah melewati batas? Jaemin mengajak Renjun ke rumahnya yang sepi. Menurutmu, apa yang akan mereka lakukan sebagai pasangan gay?

Postingan tersebut disertai dengan sebuah foto yang menampilkan Renjun dan Jaemin yang saling berangkulan dan diambil dari belakang dengan berlatarkan rumah mereka.

BERITA KONYOL MACAM APA INI!

"kya! Dia mengatakan seolah Jaemin yang bersalah disini karena mengajak Renjun ke rumahnya yang sepi," gerutu Seulbi lalu mengirimkan sebuah komentar di postingan tersebut.

NaSeulbi: Jaemin tidak bersalah!

NaSeulbi: Jaemin akan menghabisi kalian semua!

Haejung menatap Seulbi dengan satu alis terangkat. Dari username saja Haejung ingin tertawa melihatnya. Bagaimana bisa, Na Seulbi?

Kembali ke topik. Haejung juga mengirimkan komentarnya.

Haejungpark: aku punya bukti ini semua hanya permainanmu

Anonymous: @Haejungpark mengancamku?

Haejungpark: tidak. Hanya memberi tau. Apa motifmu? Kau selalu menyerangnya saat mendekati ujian. Siapa incaranmu? Jaemin? Renjun?

Anonymous: kalian semua. Wae?

"Iss benar-benar. Mereka tidak tau saja kalau Renjun dan Jaemin itu bersaudara dan tinggal serumah. Seulbi-ya, kajja! Ayo kita gemparkan lagi sekolah ini"

•°•°•°•°•

"Saem, bagaimana?"

Park saem menatap postingan itu kemudian bukti yang dibawa Haejung secara bergantian. Dahinya berlipat seperti sedang berpikir keras.

"Kau Haejoon dongsaeng?"

Seulbi mengangguk. "Ne.. Dia dongsaeng Haejoon"

Haejung menyikut Seulbi. Gadis itu terlihat sangat terpesona setiap kali melihat Park saem sampai-sampai membalas apa yang seharusnya tidak dibalasnya.

"Ne"

Lalu hening.

"Foto yang baru diposting ini foto asli. Berbeda dengan foto yang dulu. Ah, andai saja Renjun tak menutupi identitasnya semua tidak akan serumit ini.

Aku dapat pesan dari Haejoon beberapa menit yang lalu. Ia mengatakan di foto yang lama itu, ada sebuah  si pengedit. Kita bisa tanyakan siapa pelakunya pada si pengedit"

•°•°•°•°•

Haejung membereskan buku-bukunya. Gadis itu menyandang tasnya dan segera keluar dari kelas. Di koridor, ada seorang gadis yang masih berdiri dengan tangan yang memeluk beberapa buku.

"Bisa bicara sebentar, Haejung-ah?"

Haejung bergeming. Andai saja Seulbi atau siapun teman sekelasnya masih di dalam kelas, Haejung bisa saja beralasan ingin pergi atau apa agar tak bicara dengan gadis itu. Sialnya sekarang kelas --sekolahnya sudah sepi. Haejung sendiri bingung kenapa gadis itu masih berada di sekolah saat bel pulang sudah berbunyi 45 menit yang lalu.

Haruskah ia menerimanya?

"Baiklah,"

•°•°•°•°•

"Jadi.. Ada apa, Rena-ssi?" Tanya Haejung membuka pembicaraan. Gadis itu --Jung Rena menyeruput cokelat panasnya secara perlahan, meletakkan cangkir ke atas meja lalu menatap Haejung sembari tersenyum hangat.

"Gomawo," ucapnya santai dan terdengar sangat tulus.

Haejung mengernyit, "Untuk apa?"

"Bukankah kau yang menempelkan bukti-bukti itu di mading siang tadi? Terima kasih karena sudah bekerja keras untuk membela uri-Renjun," Rena menekankan kata 'uri-Renjun' yang membuat Haejung tersenyum. Kenapa? Karena sepertinya ia sudah kalah dan tak akan bisa menang.

Haejung menatap Rena secara keseluruhan. Ia tak dapat menyangkal perasaan irinya. Dari segi manapun Rena selalu lebih unggul. Rena lebih cantik dan Rena lebih lembut. Haejung nyaris tak pernah mendengar Rena berteriak seperti orang gila sebagaimana yang sering ia lakukan.

Bukankah terlalu susah untuk Renjun melepaskan gadis sesempurna itu?

Ia mencium Haejung tapi dirinya masih terikat dengan Rena. Sebenarnya hatinya untuk siapa?

Tapi setelah dipikir-pikir, dalam beberapa aspek, Haejung lebih unggul. Kepintaran salah satunya.

"Ne," ucap Haejung. Ia menatap minuman yang dipesankan oleh Rena beberapa menit yang lalu. Minuman dengan perisa vanilla.
"Menurutmu siapa anon yang membuat postingan tadi pagi?" tanya Rena setelah memakan sesendok red velvetnya.

Haejung menatap minuman perisa vanilla itu, "Aku tidak yakin," lalu menghela napas panjang. Haejung sedikit mual menghirup aroma minuman vanilla itu. Tangannya mulai menutup cangkir tersebut dengan menggunakan tissu yang tersedia.

"Haejung-ah, bisakah kau biarkan Renjun bersamaku?"

Haejung bergeming. Ia mengangkat wajahnya menatap Rena. Kini Rena menatapnya penuh permohonan. Pertanyaan itu seolah menyuruhnya menjauh dari Renjun. Seperti "PERGI SANA! JAUHI AKU DAN RENJUN!"

Andai saja ia bisa menjawab, "YA SUDAH! PERGI SANA BERSAMA RENJUN!" tetapi tidak semudah itu.

Perlahan, kedua sudut bibir Haejung tertarik ke atas, "Hm. Bukankah dia memang menyukaimu?"

"Molla. Dia menyukai kita"

Haejung menggeleng, "sejak dulu ia hanya menyukaimu."

Perih.

"Hm.. ada sesuatu yang harus aku lakukan--" tutur Haejung.

•°•°TBC°•°•

Gatau ini nanti endingnya bakal kaya apa😭
Lagi memikirkan sad end apa kagak😅

Vomment juseyo💞

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang