CHAPTER 7B: ORANG GILA

4.3K 755 39
                                    

"Ayo pacaran!"

1

2

3

"PACARAN?!" pekik ku namun aku segera membekap mulutku sendiri.

Ia mengangguk pelan lalu memegang tengkuknya, "Ya.... Maksudku.. Hmmm--tidak jadi. Anggap saja aku sedang mabuk. Lupakan saja" ucapnya malu.

Apa katanya? Mabuk? Melupakan? Setelah membuatku hampir pingsan karena mengajakku pacaran?

Dasar! Aku benci Huang Renjun!

Aku tertawa sinis, "Terserah mu" saat aku hendak pergi, ia kembali menahan ku.

"Ada apa lagi?" tanyaku kesal.

"Mianhae." ucapnya singkat. Perlahan tangannya kembali melepaskan tanganku.

Aku menatapnya dengan tangan yang terlipat di depan dada, "Atas?" tanyaku.

"Membentakmu. Waktu itu" ucapnya sambil menunduk.

"Bagaimana kau meminta maaf dengan cara menunduk seperti itu? Apa keberanianmu tidak ada?" balasku sarkas.

Kepalanya terangkat. Menatapku dalam. "Mianhae"

Aku terhenyak. Matanya seolah mengunciku agar enggan melirik ke arah lain. Matanya menenggelamkanku dengan semua pesonanya membuat jantungku berdebar tak karuan.

Aku berusaha menghilangkan kegugupan dengan tersenyum tipis, "Permintaan maaf diterima. Dan.. Maaf untuk kemarin. Aku benar-benar lancang"

Renjun menatap ke depan, bibirnya tersenyum tipis serta beberapa helai rambutnya bergoyang terkena angin menambah ketampanannya. Menatap Renjun dari samping adalah salah satu angel yang aku sukai. Maksudku posisinya yang aku suka, bukan Renjun.

"Aku juga berpikir begitu. Kau benar-benar lancang"

Aku berdecih, "Dasar nerd! Anak cupu!" gumamku.

Ia menaikkan sebelah alisnya mengahadapku, "Mwo?" tanyanya tak percaya.

Aku kembali melemparkan celaan yang sebenarnya hanya candaan, "Anak cupu! Saat semua orang berlomba-lomba menjadi tampan kau malah berusaha menjadi culun. Ada apa dengan otakmu?"

"Ya.. Itu normal. Semua laki-laki ingin menjadi tampan. Otakku?" tanyanya sambil mengetuk atas kepalanya dengan jari telunjuk.

"Baik-baik saja" lanjutnya.

Otakmu itu tidak baik-baik saja, pabbo. Cara berpikirmu terlalu rumit. Untuk apa kau menjadi cupu? Dasar payah!

"Tapi mereka yang sebenarnya jelek yang mengklaim bahwa mengatakan mereka tampan, semua wanita tergila-gila padanya, bahkan ada yang mengatakan karena ketampanan mereka pria pun tertarik kepadanya. Bukankah itu gila? Sedangkan kau---" aku memutus begitu saja saat aku sadar apa yang aku katakan.

Ia menaikkan sebelah alisnya, "Sedangkan aku?" tanyanya padaku.

Kenapa kami jadi membicarakan hal tidak bermutu seperti ini? Kenapa awalnya aku mengatakannya cupu? 'Kan aku juga yang kena akhirnya. Pabbo! Haejung, pabbo!

"Kau menggodaku?" tanyanya. Ia menatapku dengan matanya yang menyipit dan bibir atasnya yang mengulum kedalam.

Astaga, imutnya!

Tidak. Haejung kau bodoh. Bagaimana bisa orang yang tengah memojokkanmu kau katakan imut? Sadar, sadarlah!

Aku melotot, "A-aniyo. Percaya diri sekali"

"Lalu? Kau berusaha mengatakan padaku bahwa aku tampan tapi aku tidak mengumbar ketampananku dan aku lebih baik dari si jelek yang kau cela itu, benar 'kan?"

Kenapa dia benar?

"A-ani." jawabku mengelak.

Bel pertanda masuk berbunyi bagaikan suara surga bagi ku. Aku segera berlari meninggalkan Renjun di rooftop menuju kelas.
Persetan dengan aku yang menabrak beberapa orang di koridor.

"Rena-ya. Mianhae" gumam Renjun.

***

Annyeong! Otte? Pendek? Cuma nyampe segitu. Part ini bahkan blm sampe 500 word-_- lagi pengen update tapi ide ga ada jadi yah segitu aja.

Rena itu siapa ya? Penasaran? Mungkin aku jelasin di chapter selanjutnya💞

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang