CHAPTER 10: ANAK HARAM

4.2K 714 31
                                    

Haejung mulai berjalan mengelilingi kamar Renjun. Renjun sendiri tengah berada di kamar mandi sekarang. Haejung sesekali menggeleng takjup, "Wah... Aku tak bernah berpikir jika ia menyukai moomin" ia kembali melihat-lihat isi kamar pemuda itu. "Kenapa dimana-mana ada moomin? Apakah ia sesuka itu? Ku rasa ini terlalu berlebihan. Lihat! Semuanya moomin!" omel Haejung sambil menunjuk barang-barang yang berbentuk atau berhubungan dengan moomin.

Kemudian Haejung menatap deretan foto yang tersusun rapi di sebuah dinding yang berhadapan dengan kasur Renjun. Dinding tersebut penuh akan foto polaroid yang menampilkan Renjun, Jaemin dan seorang gadis seusia mereka yang selalu tersenyum ceria.

Melihat senyuman itu Haejung ikut tersenyum, "Sudah kuduga Jaemin dan Renjun itu bersaudara" gumamnya.

Mata Haejung kemudian bergerak ke beberapa bingkai foto yang disusun berdiri di atas meja disamping lemari action figure. Foto-foto itu adalah foto-foto Renjun saat kecil.

Pada bingkai pertama terdapat foto Renjun dan Jaemin kecil yang saling merangkul satu sama lain dengan senyuman yang benar-benar lebar. Sepertinya saat itu mereka sedang bahagia.

Hingga pada saat melihat foto terakhir, Haejung mengangkat foto tersebut. Bibirnya mengulum menahan gelak tawa karena melihat foto Renjun yang baginya sangat lucu, menggemaskan, dan apalah itu.

 Bibirnya mengulum menahan gelak tawa karena melihat foto Renjun yang baginya sangat lucu, menggemaskan, dan apalah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaaaaa Renjun-ah. Mengapa kau sangat menggemaskan?"

"Mwoanenggoya?" tanya Renjun yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Haejung tersentak dan segera membalikkan badannya menghadap Renjun dengan tak lupa menyembunyikan foto tadi di belakang tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan?" ulang Renjun datar. Sebelah tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

Haejung yang berniat menjawab menjadi salah fokus. Entah kenapa tiba-tiba pipinya bersemu merah. Melihat Renjun dalam keadaan begitu membuat jantungnya kembali berpacu.

Meskipun hanya menggunakan kaos oblong berwarna putih dan celana rumahan selutut, Haejung berkali-kali memuji ketampanan pemuda itu dalam hati. "Dia tampan ya tuhan" batin Haejung.

"Kya! Apa yang ada di belakang tubuhmu?"

Haejung yang sedang melamun kembali menginjak bumi, "Hm?," ia melirik foto tersebut dan segera menaruhnya kembali ke tempat semula, "Aku hanya melihat-lihat. Maaf" ucap Haejung merasa bersalah.

Renjun melempar handuk yang digunakannya untuk mengeringkan rambut ke atas sebuah sofa single yang ada di dekatnya. Lalu matanya melirik jam dinding yang terpajang rapi.

"Sudah jam 7 malam. Pulanglah"

Haejung mengangguk. Haejung mengira bahwa Renjun akan mengantarnya hingga gadis itu tetap berdiri di tempatnya membuat Renjun menatapnya aneh.

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang