CHAPTER 41: NUGUSEYO?

2.8K 497 49
                                    





Haejung mengucir rambutnya lalu menyelipkan poninya ke belakang telinga. Setelah merasa dirinya cukup rapi, Haejung segera keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah ibunya yang tengah membuat kue beras di dapur toko mereka. Ayahnya juga terlihat sangat sibuk dengan barang-barang yang akan digunakan untuk membuat kue beras di dalam van nantinya.


"Eomma, aku berangkat ya" ucap Haejung sambil mengambil satu kue beras manis yang baru saja diangkat. "Aww panas," gumamnya.

"Apakah rasanya terlalu berlebihan?" tanya ibunya saat melihat Haejung yang mencoba memakan kue beras yang masih panas itu.

Haejung menggeleng,"ini enak. Sampai jumpa nanti!"


Haejung keluar dari toko dan menghampiri ayahnya yang sedang mempersiapkan van nya di depan toko. "Appa, aku berangkat ya!" lalu Haejung segera menaiki sepedanya dan mengayuh pedalnya.

"Baiklah. Hati-hati!" balas appa nya.


•°•°•°•°•

Haejung menatap gadis bertubuh semampai di depannya. Gadis itu terus mengambil beberapa pakaian lalu diberikan kepada Haejung. Bukan. Bukan diberikan dalam artian di belikan. Gadis itu memberikannya pada Haejung karena menurutnya Haejung sangat cocok menjadi kuli angkatnya.

Setelah merasa cukup, gadis itu menoleh ke belakang —dimana Haejung berdiri dengan susah payah karena baju-baju yang terus saja diberikan kepadanya.

"Aku akan mencoba semuanya. Bawakan ke ruang coba" ucap Somi —gadis semampai itu dengan angkuh. Haejung mengangguk kecil lalu mengikuti langkah Somi. Seorang pelayan pun mulai menghampirinya, "Saya akan membantu anda" lalu pelayan itu mengambil sebagian baju yang dibawa Haejung. Haejung tersenyum lalu menundukkan kepalanya berterima kasih.

Haejung memberikan sebuah baju lalu segera di coba oleh Somi. Namun, saat gadis itu ingin masuk ke sebuah bilik, seorang pemuda keluar dengan membawa sebuah jaket denim di tangannya. Somi menatap pemuda itu kesal lalu segera menerobosnya dan masuk ke bilik itu.


Haejung menajamkan pengelihatannya. Sepertinya ia mengenal pemuda itu.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya saat mendapat reaksi tak menyenangkan dari Somi. Ia lalu mengangkat wajahnya hingga tatapannya jatuh pada Haejung.


Haejung menyipitkan matanya. Dahinya mengernyit bingung saat melihat pemuda itu. Pemuda itu diam menatapnya dalam dengan rahang yang terlihat mengeras. Haejung merasa sepertinya pemuda itu merasa kesal padanya. Tapi karena apa?

Hingga tiba-tiba, Somi keluar dari bilik dan berjalan ke arah Haejung dengan wajah kusut dan menyenggol tubuh pemuda itu. Pemuda itu tak merespon. Meski tubuhnya sedikit tergeser, ia masih enggan melepaskan tatapannya dari Haejung.

"Barikan aku yang lain. Baju yang tadi membuatku terlihat gendut!" Haejung segera menoleh dan memberikan sebuah baju. Somi mengambil baju tersebut dan berniat kembali ke bilik. Namun, langkahnya berhenti saat melihat pemuda yang dianggapnya menyebalkan itu terus menatap Haejung. Tatapan intens yang menurutnya sangat berlebihan. Meski begitu, Somi tetap membalikkan badannya, hendak menatap Haejung.

Haejung terlihat canggung dengan menggigit bibir bawahnya. Tak lama pamuda itu mendekat dan memeluk Haejung membuat seluruh baju yang telah dipilih Somi berjatuhan ke lantai.

Haejung membulatkan matanya saat mendapat sebuah rengkuhan dari orang tak di kenal yang aneh itu. Pinggangnya kini dilingkari oleh sepasang tangan. Pipinya menempel tepat di dada pemuda itu membuat jantungnya berpacu dengan cepat. Otaknya tak dapat memikirkan apa-apa. Ia tak menolak dan juga tak membalas. Ia masih terlalu terkejut untuk mengerti bahwa sebenarnya apa yang sedang terjadi.


Tak peduli Somi yang menggerutu karena bajunya berjatuhan, Haejung memfokuskan dirinya pada pemuda yang kini masih terus memeluknya. Tak lama, Haejung merasa pundaknya bergetar. Lehernya sedikit basah karena air mata pemuda itu. Haejung semakin bingung.

Tapi Haejung mulai sadar ini salah. Ia tak boleh membiarkan orang tak dikenal memeluknya. Dengan sigap Haejung mendorong pemuda itu.

"Haejung-ah..." ucap pemuda itu dengan mata berlinang.

"Nuguseyo?!" tanya Haejung dengan wajah menahan amarah.


"A-aku.. Aku.."


"nu.gu.seyo?" tanya Haejung dengan tegas. Pemuda itu hendak memeluk Haejung lagi tetapi tangan kanan Haejung sudah menampar pipi pemuda itu.

"KAU SIAPA?!" bentak Haejung. Matanya mulai berlinang. Ia tak tau kenapa dan ia merutuki air mata itu.


Pemuda itu berdiri tegak. Melangkah mundur sedikit menjauhi Haejung, hanya selangkah. Tangannya melambai bertepatan dengan air matanya yang mengalir. "Hai! Senang bertemu denganmu lagi, Park Haejung.." ucap pemuda itu diakhiri dengan senyum lebarnya yang terlihat menyedihkan. "Kau tidak ingat aku? Tidak ingat dengan laki-laki bernama Huang Renjun?"


•°•°•°•°•


baca cerita baru aku yuk 'LOVEPEDIA'
Baca juga cerita boowrs 'Gobsmacked'

Jangan lupa vommentnya(͡° ͜ʖ ͡°)💕💕

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang