CHAPTER 30B: APPA TIDAK BERSALAH.

2.8K 523 12
                                    

"JADI APPA TIDAK BERSALAH?!!" Haejung lalu membekap mulutnya sendiri. Bibirnya tak dapat menahan rasa bahagia yang mulai menyelimuti hatinya. Air matanya mulai membendung di pelipisnya. Hingga satu-persatu membasahi pipinya.

"Kau tidak berbohongkan? Bagaimana bisa appa tidak bersalah?" tanya Haejung beruntutan. Haejoon terkekeh melihat adiknya yang begitu bersemangat tapi masih saja tetap menangis. Tangannya bergerak menyeka air mata itu lalu mengacak rambut Haejung, "Molla" jawabnya sembari mengedikkan bahu berniat mengerjai --memancing amarah Haejung.

Haejung menatap Haejoon datar. Lalu sedetik kemudian bantal duduk di ruang keluarga telah mendarat di kepala Haejoon berkali-kali, "Rasakan! Rasakan! Ini akibatnya tidak mau memberitahuku! Rasakan!"

Haejoon menangkis bantal itu dengan tangannya sembari tertawa, "Hahaha... Baiklah-baiklah.. Hei sudah! Aku akan beri tau. Kya!!"

Haejung menarik kembali bantal itu dan meletakkannya ke sembarang arah, "Ceritakan secara ringkas namun terperinci. Aku tidak ingin kau bertele-tele"

Haejoon mencibir, "aku tidak ingin kau bertele-tele" beonya mengikuti ucapan Haejung dengan nada dibuat-buat. Haejung kembali mengambil bantal duduk dan melemparkannya ke wajah manis Haejoon.

"Kya! Aishh!" Haejoon mengusap pipinya yang terkena bantal itu.

"Palli!" perintah Haejung sambil merengek. Ia menendang-nendang apapun yang ada didepannya sebagai wujud rasa kesal.

"Baiklah, baiklah. Begini..." Haejung lalu membenarkan posisi duduknya kemudian mendengarkan secara serius.

"Seminggu yang lalu kami dapat membuka CCTV yang ada di dalam truk yang katanya dibawa oleh appa. CCTV itu menjelaskan semuanya. Sebenarnya bukan appa yang mengendarainya. Appa hanya menumpang sampai ke pom bensin karena truk appa kehabisan bahan bakar disuatu daerah. Supir truk tersebut mengiyakan dan appa mulai naik. Saat itu terlihat di CCTV, supir truk mengantuk dan laju truk mulai tak terkendali. Appa menawarkan diri untuk menggantikannya sampai pom bensin tapi supir itu tidak mau dan mengucapkan ia baik-baik saja. Lalu--"

"Lalu? Appa turun di pom bensin kemudian meminjam kendaraan pegawai pom bensin ke truknya. Setelah appa mengisi bahan bakar truk yang dibawanya, truk mulai berjalan kembali. Appa mengantuk dan laju truk mulai tak terkendali dan menabrak sebuah mobil, kacci? Kya.. Aku sudah bilang tidak usah bertele-tele. Katakan saja intinya!"

Haejoon menjitak kepala Haejung, "kau memotong ucapanku! Bukan! Lalu truk benar-benar lepas kendali hingga menabrak sebuah mobil. Mobil istri Tuan Huang. Saat supir truk sadar ia menabrak seseorang, ia segera menarik tubuh appa yang telah pingsan --karena kepalanya terbentur jok depan ke tempat duduk supir kemudian supir itu melarikan diri" jelas Haejoon panjang lebar.

Haejung masih terdiam mencoba mencerna semuanya. Ia masih tak menyangka bahwa appanya tidak bersalah. Ia masih tak menyangka appanya juga korban dalam kasus ini.

"Lalu.. Kenapa appa tidak berkilah?" tanya Haejung.

"Ingat saat aku mengajakmu menjenguk appa 5 bulan yang lalu? Sebenarnya aku akan mengajakmu ke sidang pertama kasus itu. Appa berkilah dengan mengatakan semuanya namun pengakuannya diabaikan karena tidak ada bukti yang memperkuat"

"Kalau begitu, kenapa appa sembunyi?"

Haejoon tersenyum kecil, "Appa sembunyi karena perasaan takutnya. Ia tau ia dimanfaatkan supir truk itu sehingga kesalahan supir truk itu menjadi kesalahannya --setidaknya itu dimata orang-orang. Perasaan takut itu sebuah refleks yang selalu ada dalam diri manusia. Appa takut ia akan dihukum. Bukan karena kesalahannya, tapi karena bukti-bukti yang seolah mengarah padanya. Ia takut bukti yang sebenarnya tidak ada dan ia memutuskan untuk bersembunyi."

•°•°TBC°•°•
Masih ada yang melek?
Vomment juseyo💞

Innocent;huang renjun[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang