22

2.9K 342 40
                                    

---------------------------------

"Love is like that..."

"It is like that... again."

***

Seul Hee mengulum senyum, menatap perbaris gedung yang tertata rapi. Kota Seoul sudah menyambutnya sejak setengah jam lalu. Sekilas melirik pada pengisi kursi kemudi, Dae Yeol yang tak luput akan senyumnya, dengan manik menatap lajunya lekat.

Pagi-pagi pria itu sudah berdiri menyambut dengan pakaian casualnya di depan pintu. Ia melihat sorot keyakinan pada awal maniknya bersinggungan. Kurva tegas pria itu meratakan halusinasinya. Setidaknya ketegasan itu yang membuatnya dapat meraih tangan pria itu hingga membawanya sejauh ini.

Seul Hee menghirup oksigen rakus, gadis itu tetap merasakan hal kosong. Pilihannya seolah melompong karena hatinya yang tak kunjung mendapat tempatnya. Tentu saja ini termasuk bagian dari pilihannya, membawa tubuhnya pergi bersama Dae Yeol.

Perlahan ia kembali mengalihkan tatapannya. Hanya tatapan pudar tanpa makna. Ketegasan maniknya tampak berkurang seiring jalan. Tak mengerti tentang sederet hal yang mendadak memenuhi pikirannya.

Selama perjalanan, tak ada percakapan lebar. Cukup Seul Hee dengan respon kakunya kemudian berpaling pada jendela begitu saja. Dae Yeol menatap uraian rambut gadis itu dengan sebuah senyum kecil, kau tahu tidak ada sesuatu yang tak pantas untuk diharapkan.

Perlahan mobilnya memelan, Seul Hee tak menyadarinya sebelum akhirnya mobil itu berhenti pada sebuah toko besar dengan berbagai macam gaun pada etalasenya. Sejenak Seul Hee menatap etalase dengan pandangan melebar, kemudian melirik Dae Yeol tak mengerti, meminta kejelasan.

"Masuklah." Ucap pria itu yang ternyata sudah terlebih dahulu keluar mobil, lalu membuka pintunya.

"Bagaimana-"

"Kau tidak mungkin memakai celana jeans itu, kan?" mata Seul Hee otomatis beralih pada pakaiannya lalu mendesah kecewa.

Tanpa menunggu walaupun hanya sebuah anggukan, Dae Yeol membawa Seul Hee ke dalam, tak peduli beberapa pikiran telah menggerayangi satu-satunya kepala yang dimiliki oleh gadis itu.

Pandangan Seul Hee hanya akan semakin melebar begitu mengetahui isi yang terlihat lebih mewah untuknya. Setelah Dae Yeol mengatakan sesuatu pada seseorang yang sepertinya pegawai toko, orang tersebut langsung melesak masuk.

Seul Hee melirik Dae Yeol yang tiba-tiba saja tersenyum ketika sadar menjadi objeknya. Kemudian dengan sebuah senyum yang lebih hangat, Dae Yeol membawa Seul Hee mengikuti orang tadi.

Begitu tirai tersingkap, pakaian berjejer rapi dengan setelan pelengkapnya, hanya napas Seul Hee yang sepertinya tertinggal.

Seul Hee menatap Dae Yeol ragu. "Sunbae..."

"Aku tidak mungkin mengajakmu dengan pakaian seperti itu, Seul..."

Seul Hee mencebikkan bibirnya, "Aku tidak cocok dengan rok berat seperti itu."

"Lalu kita akan memilih yang ringkas saja, begitu?"

Seul Hee melotot, "Bu-bukan... maksudku... aku hanya tidak ingin merepotkanmu... aku sudah membawa gaunku sendiri sungguh. Aku pikir itu cukup nyaman dan formal."

"Aku lebih suka menatapmu menggunakan gaun yang aku berikan saat di acara nanti..." Dae Yeol mengeratkan genggamannya pada tangan Seul Hee. Membuat gadis itu refleks memandang tangannya yang bertaut. Begitu gadis itu mengangkat kepalanya kembali, Dae Yeol kembali tersenyum.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang