35

958 152 72
                                    


"Jangan tinggalkan aku-"

***

Dengan langkah sembrono, Yoon Gi berusaha memaksa masuk ke dalam ruangan berisi orang tertinggi pada gedung kerjanya tersebut.

Napasnya terengah begitu ia berhasil melewati orang yang sempat menghentikannya. Matanya langsung tertuju pada pria paruh baya yang sedang mengamati lembaran pada mejanya.

Terpaksa pria itu harus mengangkat kepala untuk melihat orang kurang ajar mana yang sudah berani menerobos ruangan yang sejatinya terbuka lebar untuk siapapun.

"Ya?"

"PD-nim."

Yoon Gi menghela kasar seraya menyibakkan kembali surainya ke belakang, "Jelaskan apa maksudmu, PD-nim."

PD-nim sempat terdiam mendapat lemparan tagihan dadakan seperti itu. Hanya sekejap pandangan datarnya. Setelah itu beliau hanya menatap Yoon Gi tak minat.

Yoon Gi menghela kasar mengetahui respon tak memuaskan tersebut.

"PD-nim!" Yoon Gi berusaha menarik kembali perhatiannya.

PD-nim tersenyum akan hal itu. Beliau mendengar sedikit nada memohon di dalamnya.

"Kau tahu banyak selama ini? Sejak kapan? Tidak, tidak. Mengapa kau mendadak menemui gadis itu? Kau tahu siapa dia? Aku hanya- sebentar, kau tau segalanya?" Yoon Gi berdiri dengan gusar seraya terus mengacak rambutnya. Tatapannya bergetar dan kalut, bahkan bahasa tubuhnya terlihat bahwa ia sedang sangat khawatir dengan banyaknya pertanyaan di pikirannya.

Seharusnya pertemuan PD-nim dengan Seul Hee sudah menjadi perwakilan jawaban atas segala pertanyaan yang ia paparkan.

"PD-nim!" kukuh Yoon Gi terus memanggil pria yang lebih tua darinya itu. Yoon Gi tetap pada pandangan tegasnya. Tatapannya terlalu menuntut hingga membuat pria yang lebih penuh akan kewibaan tersebut menghela.

"Aku tahu semuanya. Lalu kenapa?"

Yoon Gi mendadak mengepalkan kedua telapak tangannya, menahan sesuatu yang tiba-tiba saja muncul akibat mendengar jawaban remeh tersebut.

"Semuanya?"

"Semuanya." balas PD-nim tanpa ragu.

PD-nim tersenyum miring melihat Yoon Gi yang hanya terdiam.

"-dan karena itulah aku memiliki sebuah rencana. Lalu apa yang bisa aku sia-siakan akan hal itu?" sambung PD-nim dengan wajah yang masih penuh sarkastik.

Yoon Gi bergerak membelakangi meja PD-nim seraya mengacak rambutnya kasar. Rencana? Rencana bodoh apa hingga ia tidak boleh mengetahuinya? Pikiran pria itu makin menjadi pada sebuah kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.

"PD-nim." Suaranya melirih seraya berbalik kembali menatap atasannya tersebut, "Jangan membawanya. Ku mohon jangan libatkan dia. Aku hanya-"

Yoon Gi tersedak tanpa suara. Tidak membuatnya terbatuk, hanya saja itu mencekat napasnya. Pria itu berusaha kembali mengambil oksigen, "-tak bisakah kau melepaskannya?"

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang