Aku sarankan untuk kalian mendengar lagu Love is Not Over pada beberapa bagian dari chapter ini ataupun chapter berikutnya :3 Selamat membaca...
------------------------------------------------
사랑은 그렇게... 내 상처를 위로하듯이 다가왔죠.
Love is like that... Come to me to heal my wound.Dae Yeol tersenyum, tubuhnya berdiri tepat di depan Seul Hee duduk. Dae Yeol dapat melihat senyum gemetar Seul Hee, sekalipun wajah itu hanya menunjukkannya sepersekian detik saja.
"Anggap aja ini our first date."
"..."
.
.
.
Tatapan itu menatap lurus ke arah tangannya yang bertaut. Langkah yang seimbang dan tanpak dengan kecepatan normal.
Dalam hati Seul Hee terus menghitung, entah apa yang ia perhitungkan.
Nafasnya memburu, namun wajahnya dibuat setenang mungkin. Sekalipun menunduk, Seul Hee tahu perlahan tubuhnya mendekat pada tempat ramai yang akan menjadi akhir dari pilihannya.
Tak ada kebohongan, tubuh gadis itu bahkan sudah bergetar gugup. Tetapi gadis itu cukup pintar menutupinya. Hanya diam yang menjadi tanda bahwa gadis itu sedang dalam pemikiran yang melelahkan.
Dae Yeol mengambil selangkah lebih dulu guna menuntun Seul Hee, membawa jalannya. Pria itu senantiasa menjaga langkah yang terkesan memelan.
Sedangkan gadis itu menunduk gelisah dengan tangan yang makin mengerat menggenggam tangan Dae Yeol. Dengan bodohnya gadis itu berharap Dae Yeol tak mengerti akan keadaan sesungguhnya.
Seul Hee mengangkat wajahnya.
Namun Dae Yeol tidak sebodoh itu.
Samar-samar terdengar suara riuh di balik pintu. Dae Yeol tersenyum tipis.
Gadis itu baru menyadari langkahnya tinggal beberapa meter.
Matanya membulat perlahan, namun tetap tenang. Berkali-kali Seul Hee menarik napasnya kasar.
Mendapati pergerakan tak berarti, Dae Yeol ikut terdiam, menghela, mengumpulkan ketenangan untuk tersenyum. Ia tahu ini akan menjadi langkah yang cukup berat.
Pria itu tak buru-buru membuka suara, memberi sedikit waktu.
Hingga ia mendengar Seul Hee menghela dalam, membuat Dae Yeol mengalihkan atensinya pada gadis itu, "Ayo-"
"Andwaeyo, sunbae-nim."
...
Seul Hee menyanggah cepat. Entah mengapa napasnya menjadi cepat hanya karena mengutarakan satu kalimat.
Dae Yeol mengerutkan dahi. Bahkan bibirnya belum sempat tertutup.
Seul Hee mengangkat wajahnya lebih tinggi untuk membalas tatapan Dae Yeol yang menunjukan reaksi yang telah ia duga. "Bohong jika aku bisa masuk ke sana..." nadanya lirih.
Dan tatapan Seul Hee sungguh bukan main-main.
Pria itu tahu, beberapa emosi berhasil membuncah saat gadis itu melempar kalimatnya, namun tatapan itu mampu membuatnya terdiam dengan helaan kosong. Apa lagi ini?
Seul Hee perlahan memundurkan langkahnya, melepas kaitan tangannya. Cukup pelan, sekalipun ia dapat sesegera mungkin melepasnya.
Ditatapnya tangan kokoh Dae Yeol, pergerakan kecil terjadi yang menandakan pria itu tidak menerima tindakan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
Fanfictiond a l a m p r o s e s r e v i s i Seul Hee tak memperkirakan apapun tentang sebuah ketukan secara sengaja atau tidak sengaja ikut mengetuk hatinya. Gadis itu tak pernah tahu siapa yang menyimbangi sebelah unit apartemennya. Bahkan ia tak tahu ji...