Yoon Gi mengerjap. Matanya masih tertutup rapat.
Alarm yang berdering sukses membuat pria itu tercabut dari alam mimpinya.
Setelah dua menit Yoon Gi mencoba mengangkat kelopak matanya, pria itu mematikan alarm dan mencoba menilik jam.
07.30 p.m.
Ia telah tidur selama empat jam rupanya. Jangan salahkan Yoon Gi karena kasur merupakan sebuah candu untuknya. Gravitasinya sangat kuat ketika ia telah mencium bantal.
Apalagi perjalanan Seoul-Daegu yang sukses ia lewati nonstop, membuat tubuhnya lebih lengket terhadap kasur.
Terlebih lagi sebelumnya ia menyempatkan diri untuk jalan-jalan malam menggunakan mobil membelah kota Seoul. Dalam kesendirian.
Setelah sebelumnya lagi semalaman suntuk hanya untuk menghuni studio dan terus menghadap layar.
Intinya, dua hari ia habiskan berada di studio lalu berjalan-jalan menggunakan mobil. Itu saja. I-tu-sa-ja.
Teringat sebuah janji, satu jam dari sekarang. Itu tujuannya mengalarm ponselnya.
Setidaknya ia harus bersiap.
Tubuh Yoon Gi terangkat setelah sekitar tiga menit duduk di atas kasurnya. Mengambil dua helai handuk dan membawanya masuk ke kamar mandi.
Tidak lama. Hanya tiga puluh menit Yoon Gi keluar menggunakan kaus hitam polos dan celana hitamnya juga. Kontras dengan kulitnya yang pucat.
Rambutnya basah, mengharuskan satu tangannya terangkat untuk mengusap handuk di kepalanya, mengeringkan rambutnya. Entah mengapa hal itu membuat Yoon Gi terlihat maskulin saat itu juga.
Yoon Gi tak mau repot repot menyisir rambutnya, biarkan saja seperti itu. Pria itu mengambil sebotol parfum dan dipakainya secukupnya.
Laki-laki memang tak perlu berdadan lebih. Tidak seperti perempuan yang perlu menyisir, memasang make up, memilih baju atau dress, tas, atau sepatu.
Bahkan Yoon Gi terlihat tampan hanya dengan menggunakan style seperti itu.
Sekarang Min Yoon Gi sudah siap.
Satu hal yang belum pasti. Seul Hee yang mengunjunginya, atau Yoon Gi yang perlu menjemputnya?
Tinggal dua puluh menit lagi, tapi gadis itu belum kemari. Apa ia yang perlu kesana?
Yoon Gi sempat terkekeh dengan pikirannya. Mengapa terlalu dibuat bingung jika apartemennya hanya bersebelahan.
Tangannya menyambar sebuah topi hitam lalu dipakainya untuk melengkapi keperluannya. Selesai.
Merasa cukup, Yoon Gi memutuskan untuk menjemput gadis itu saja.
Yoon Gi menekan kenop pintu kebawah. Baru saja membuka pintunya, di luar dugaan gadis itu ternyata sedang berdiri ingin memencet bel.
Deg.
Gadis itu sedikit melotot mendapati Yoon Gi yang tiba-tiba muncul dan berdiri kurang dari sepuluh senti di depannya.
Berhenti tiba-tiba dengan tubuh yang hampir bertubrukan.
Posisi mereka agak aneh dengan Seul Hee yang mengangkat wajahnya dan Yoon Gi yang menunduk bekas menatap kenop pintu.
Sedetik kemudian mata mereka kembali bertaut.
Bau parfum ini lagi. Seul Hee membatin sambil menelan kasar ludahnya.
Sedangkan Yoon Gi juga ikut panik mendapati gadis itu sudah berdiri di depan pintu. "Eoh, wasseo?"
"E-eum." Seul Hee mengangguk sambil perlahan mundur ke belakang. Bisa-bisa jantungnya meledak jika terus berada pada jarak seperti itu dengan Yoon Gi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown
Fiksi Penggemard a l a m p r o s e s r e v i s i Seul Hee tak memperkirakan apapun tentang sebuah ketukan secara sengaja atau tidak sengaja ikut mengetuk hatinya. Gadis itu tak pernah tahu siapa yang menyimbangi sebelah unit apartemennya. Bahkan ia tak tahu ji...