21

3.1K 378 73
                                    

...

"Love is like that..."

***

"Aku akan mengajaknya, Myung. Menuju acara itu."

Myung Soo melebarkan sorot matanya, "Siapa?"

"Seul Hee. Ahn Seul Hee. Aku mohon tidak ada penolakan untuk ini."

"Ahn Seul Hee?" begitu mendengar nama gadis itu, Myung Soo bangun dari tempat duduknya. "Kau bodoh? Bagaimana bisa membawa Seul Hee menuju tempat ramai seperti itu!" nadanya meninggi, hampir membentak.

"Hanya sekali. Setelah itu tidak-"

"Ya. Dan kau membuatnya terekspos berbagai kamera. Kau tahu dia benci dengan hal itu." Myung Soo menggeram. Untuk Seul Hee yang ia anggap seperti adiknya, Dae Yeol terlalu kelewat batas. Membawa gadis itu ke acara besar bukanlah hal yang main-main. Pria itu tidak lupa dengan pembuat judul artikel tajam berada di mana-mana, bukan?

Dae Yeol bahkan tidak menunduk mendengar tolakan mentah seorang Kim Myung Soo. Pria itu justru menatap lekat manik Myung Soo yang sedang berkilat, "Kenapa? Aku hanya mengajaknya. Sudah, itu saja."

"Itu saja? Apa maksudmu itu saja?" Myung Soo melangkah mendekat. Ekspresinya mulai menegas marah, "Aku tahu kau tidak mungkin membawa Seul Hee dan hanya menempatkannya berdiri di luar gedung hingga acara selesai atau terus bersembunyi di balik layar, bukan?"

"Kau ingin menciptakan skandal, huh?"

Dae Yeol menelan ludahnya, menyiapkan rentetan kalimat pembela. Namun hanya dengan satu helaan, pria itu berucap, "Kau tahu bahwa seseorang berhak berjuang untuk mendapatkan cintanya, bukan?"

"Kau sendiri tahu bahwa aku sudah menunggunya selama banyak tahun sedangkan ia? Menolak dengan alasan yang tak wajar. Ini menyesakkan terlebih tahu bahwa ia memerjuangkan orang lain yang memiliki posisi sama denganku... seorang artis?" Dae Yeol menghela frustasi. Emosinya mulai turut ikut campur dalam barisan katanya.

"Saat ini, member lain sedikit menjaga jarak denganku akibat aku yang mengaku untuknya, guna memertahankannya. Aku tetap berpegang pada kepercayaan yang ingin aku percayai sekalipun rasanya itu tidak mungkin terjadi. Mengorbankan apapun dan berusaha untuk tetap mengikatnya erat. Apa aku masih tidak pantas untuk mendapatkannya?" nadanya melemah di akhir kalimat.

Tangan yang tadinya tergenggam keras hingga buku jarinya memutih perlahan merenggang dan menggantung bebas. Kim Myung Soo, pemilik tangan itu, mengangkat tangannya dengan perlahan, sejalan dengan ekspresinya yang melembut tiap detiknya, "Kim Dae Yeol."

Dae Yeol mengangkat wajahnya yang sempat tertunduk sejenak.

Myung Soo menggeleng, "Menunggu memang menyakitkan, terlebih untuk hal yang tak pasti. Tapi kau memiliki sebuah pilihan. Pilihan untuk berhenti, atau lebih tersakiti." Lalu diangaktnya tangan itu untuk sekedar menepuk pundak Dae Yeol pelan, "Aku pikir kau cukup mengerti."

Sebuah suara mengambil kesadarannya kembali pada dimensi waktu semula. Sesekali Dae Yeol kembali menatap sekeliling guna memastikan posisinya di kerumunan paling belakang.

Begitu atensinya beralih pada panggung, ia melihat Seul Hee dengan senyum lembutnya, seperti biasa.

***

Gadis itu tak tahu, mungkinkah kecepatan detak jantungnya sudah setara dengan seseorang yang hendak bunuh diri atau ia hanya melebih-lebihkannya saja. Semua pasang mata otomatis terarah padanya begitu ia membawa tubuhnya naik ke atas panggung dan itu yang membuat tubuhnya sedikit bergetar gugup.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang