Prologue

782 85 9
                                    

That Night

.
.

Malam itu berlalu seperti biasanya.

Tak ada duga yang mengerti untuk melukis cerita.

Dengan langkah tenang,

Jarak fisik terkikis oleh kata tidak sengaja.

Debuman yang tanpa sadar selaras dengan hati berdebam.

Tautan yang terlampau menghias ingatan.

Khusus malam itu mereka seolah menyerah pada waktu.

Mereka tidak menyadarinya.

Perasaan itu terlalu nyata untuk diketahui.

Dan sampai kapanpun.

Mereka terjebak dalam ketidak tahuan itu.

***

Gadis itu berjalan santai dengan beberapa buku pada genggamannya. Helaan frustasi, wajah lelah, dan tubuh yang terlihat bergetar, gadis itu seperti telah menyerah dengan tugasnya.

Tangannya sesekali terangkat untuk membetulkan letak kacamata yang belum sempat ia simpan dan sekedar menarik surai rambutnya ke belakang telinga.

Angin bertiup sangat kencang di musim ini. Tak tahu sudah kali berapa bahu gadis itu kembali bergetar. Dengan bodohnya ia melupakan mantelnya.

Persetan dengan angin malam, toh dia sudah sampai di depan apartemennya.

Tangannya terangkat, benda yang terikat di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sebelas malam.

Sudah malam, tentu saja. Gadis itu terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di kampus.

Ia menekan tombol lift pada lantai lima dan terdiam di dalam lift sendirian. Begitu pintu terbuka, ia kembali berjalan. Kali ini lebih cepat.

Entah mengapa ia merasa takut dengan lorong remang ini, terlebih karena unit di lantai lima banyak yang tidak dihuni.

Namun baru selangkah keluar, tubuhnya berhenti. Menatap datar seseorang berpenampilan serba hitam di ujung lorong sana.

Pakaian yang terlihat kacau. Ripped jeans dan kaos putih polos yang tertutup jaket hitam tersusun agak berantakan. Persis seperti seorang kriminal.

Seseorang yang diduga pria itu terlihat memegang salah satu kenop pintu. Setelah menyadari kehadirannya, pria itu menegakkan tubuhnya, membenarkan masker yang sempat melorot.

Tatapannya lurus kedepan lalu menggerakkan kakinya, berjalan dengan tegap dan tenang. Langkahnya yang tegas terlihat menakutkan. Sialnya wajahnya tertutup oleh masker dan tudung dari jaket hitamnya.

Gadis itu tercekat dengan pikiran yang terus melempar banyak dugaan.

Kilatan matanya menyambar saat jarak mereka hanya lima meter. Gadis itu melotot. Sial! Pria itu benar-benar memiliki aura yang menakutkan.

Dan ketika langkahnya mendekat, gadis itu terjatuh.

Pria itu berhenti.

Suasana menghening. Tegang.

Deruan nafas menjadi satu-satunya suara yang ada sepanjang lorong ini.

Pria itu menghembuskan nafas kasar.

Melirik ke arah gadis itu sebentar, lalu berjalan melewatinya.

Gadis itu baru berani menengok setelah pria misterius tersebut menghilang ditelan pintu lift.

Dan ketika ia berbalik, ia baru menyadari sesuatu, pria itu memegang kenop pintu unit yang berada tepat di sebelah unit apartemennya.

***

To be continue





Meet me again from somewhere (?)

Aku sedikit terhanyut pada paragraf awal prolog ini. Hehe.

Dalam revisi, aku mengusahakan sebuah kejelasan, tapi tidak menjanjikan sebuah akhir yang berbeda. Jadi selamat menikmati yang baru!

Unknown lama resmi di private ya :))

Terima kasih!

Untuk awal baru dan kelanjutan yang tidak bisa ditentukan, aku minta dukungannya, ya!

Kimgysm_

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang