26

2K 311 112
                                    

----------------------------

Angin bertiup. Dedaunan bergoyang. Gemercik air bermain dan ranting bergesekan membuat suara.

Setidaknya itu hal yang membuktikan bahwa tempat ini benar-benar sepi.

Memilih untuk ikut terdiam, fokusnya terarah pada gerakan abstrak air di bawahnya. Bukan hal yang membosankan bagi Seul Hee terus-terusan memerhatikan hal semacam itu.

Ada ketenangan yang teraih kala angin menyapa menimbulkan banyak suara. Suara alam yang menjadi nada indahnya.

Seul Hee menunduk. Memandang sejenak tangannya yang bertaut. Hanya memastikan tak ada pergerakan yang berarti.

Hm, tak dapat meluputkannya, Yoon Gi dan genggamannya ikut membawa kehangatan. Satu tangan gadis itu cukup lancang diarahkan Yoon Gi untuk bertahan di pipi lelaki itu.

"Tanganmu dingin, tubuhku hangat. Aku pikir itu bisa menjadi timbal balik yang sesuai." alasan Yoon Gi sebelum posisi ini menjadi posisi yang bertahan cukup lama.

Yoon Gi berbaring, Seul Hee tak memiliki niat yang sama. Sehingga dirinya duduk dengan kepala Yoon Gi yang bersandar pada pangkuannya, menjadikannya bantal. Sedangkan saat ini mereka mengambil posisi tersunyi dari sisi sungai Han.

Seul Hee mengembangkan senyum melihat wajah tenang milik Yoon Gi, wajah yang terlihat pucat. Sedikit khawatir kembali merubah ekspresi Seul Hee.

Pria itu enggan dibujuk untuk kembali. Beragam alasan dengan kalimat singkat bisa ia lempar dan sayangnya, Seul Hee menerimanya. Jadilah mereka di sini, menyamankan diri dengan hanya bersyukur atas kehadiran masing-masing.

Ingin tangan Seul Hee bergerak mengelus wajahnya, menyalurkan rasa bahwa gadis itu benar-benar merindukannya. Namun, Seul Hee pikir, ia cukup puas dengan posisi ini. Setidaknya Yoon Gi telah berada di hadapannya.

Gadis itu tersenyum tipis. Tidak mau ambil resiko terlalu banyak memasang ekspresi. Ia tahu mata pria itu terkatup rapat, namun tidak mengurangi potensi pria itu membukanya secara tiba-tiba.

"Seul..." panggil Yoon Gi.

"Hm."

Pria itu menampakkan retina gelapnya, yang langsung terarah menatap milik Seul Hee. Sesuai tebakan gadis itu.

"Kau sungguh tak apa?" intonasi khawatir tak terelakan dari kalimatnya. Sengaja Seul Hee lempar sebelum Yoon Gi meneruskan apa yang akan ia ucapkan.

Yoon Gi mengangguk, "Keberadaanmu di sini lebih dari sekedar obat."

Seul Hee dapat merasakan Yoon Gi mempererat genggaman pada kedua tangannya. Keduanya berusaha mencari kehangatan, dengan menggenggam tangan dan menyamankan diri.

Seul Hee memastikan jas pria itu terfungsikan dengan baik, memastikan bahwa pria itu mendapatkan kehangatan yang sempurna.

Yoon Gi kembali mengeratkan genggamannya, "Seul, kau masih kedinginan?"

Gadis itu belum berhenti dengan aktifitasnya membenarkan jas. Membuat jas itu menyelimuti tubuh Yoon Gi, tanpa helaiannya yang meluputkan kulit Yoon Gi sejengkal pun.

"Tubuhmu hangat. Harusnya aku yang bertanya, sungguh kau baik-baik saja?"

Seul Hee kemudian ikut menggesekkan telapaknya dengan telapak Yoon Gi dalam posisi bertaut, "Kau bisa menelepon manager untuk menjemputmu."

Jawaban paling spontan yang Yoon Gi tunjukan hanyalah sebuah gelengan.

Dengan agak kepayahan, Yoon Gi berusaha bangun. Duduk, menyesuaikan posisinya pada posisi Seul Hee.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang