"Barang barang nya udah mamah turunin, nanti ada yang mengantar ke kamar kamu" ucap Mamah
"Mah dinda nggak mau sendiri disini" ucap gue pelan
"Din, ngga sendiri ko. Banyak temen temen disini juga"
"Sampe sekarang aja dinda belum tau kamar dinda dimana"
"Nanti ada yang nganterin kamu buat keliling-keliling disini, kalo kamu ada apa apa tinggal bilang aja ke Pak Ustad, dia udah kenal dekat sama mamah"
"Iya mah"
"Yaudah mamah pulang dulu ya,jaga baik baik diri kamu disini. Jangan ngecewain mamah"ucap mamah dan mengecup keningku.
"Abang bakalan kangen banget nih sama kamu"ucap bang rian dan memeluk ku dengan erat.
"Nanti abang nengok kamu ya bawa jodoh abang"bisik bang rian di telinga ku.
"Haha kapan dapet jodoh nya, yang dulu aja ditinggalin terus"
"Abang tuh nyari yang bener bener baik"balas nya dan melepaskan pelukan nya.
Lalu mamah dan abang pergi meninggalkan aku di pesantren. Mungkin kalian aneh melihat kelakukan ku yang seperti ini, entah kenapa untuk kali ini aku lagi nggak mau menolak keinginan mamah untuk aku sekolah disini.
---
Santriwati yang di perintahkan mamah belum juga datang, gue memutuskan untuk mencari kamar gue sendiri. Gue berjalan di sebuah gedung yang bertingkat, namun disini ada 2 gedung entah gedung yang mana yang harus gue masuki namun gue mencoba gedung yang sebelah kiri dulu. Gedung ini menyatu, hanya di pisahkan sebuah tembok saja. Hanya cara mamasuki nya saja beda gerbang tapi sangat bersebelahan. Gue memasuki gedung ini, benar benar sepi.
BRUKHHHHH!!
tiba tiba gue menabrak seorang lelaki dengan membawa sajadah. Berpakaian koko dan sarung, gue kira ini adalah Ustad disini.
"Oh my god,maaf maaf gue ngga sengaja"balas gue
"Kalo jalan tuh pake mata! Ngga liat apa ada orang disini"
"Yaelah santai kali, kan gue udah minta maaf"
"Lo ngga tau gue siapa disini?!"ditanya nya dengan sedikit bentakan. Gue terdiam, sepertinya ini ustad.
"Iya maaf pak ustad"balas gue
"Ha?"
"Iya saya minta maaf pak ustad"lelaki yang di depan ini terdiam,memandangi gue dari bawah sampai atas.
"Anak baru ya?"
"Iya, ustad"
"Yaudah saya maaf kan untuk kali ini, emang kamu mau kemana?" lelaki ini yang ternyata ustad
"Saya lagi nyari kamar"
"Gedung perempuan itu yang sebelah kanan"balas nya
"Iya makasih"ucap gue, dan ustad tersebut berjalan meninggalkan gue sendiri disini.
---
"Dinda ya?"tanya seorang perempuan berpakaian tertutup dengan kerudung panjang nya tersebut. Gue mengangguk
"Perkenalkan saya Riska, santriwati yang akan mengatarkan ukhti ke kamar dan mengelilingi pesantren ini"jelas nya dan mengulurkan tangan nya, gue balas dengan mengulurkan tangan gue juga.
"Eh iya" balas gue dengan cuek
"Mau kemana dulu kita?"
"Gue mau ke kamar"
"Yaudah iya saya antarkan" balasnya.
Entah murid murid disini, habis dari mana namun mereka baru saja berdatangan. Sejak tadi disini sepi.
"Ini kamar nya, bernama Maryam nomor 08"
"Ngga salah ini kamar nya?"
"Iya nggak kenapa ya?"
"Ini kamar nya barengan? Dan gue kebagian kamar paling atas dan paling pojok"
"Iya ukhti, disini satu kamar berisi 5 orang lengkap dengan 3 kamar mandi,satu dapur dan satu tempat menggosok pakaian."jelasnya.
"Ngga ada ac? Ya panas dong"
"Insyaallah disini nggak panas karna udara disini juga sangat dingin. Tersedia 4 kipas angin diatas, lemari dan laci"
"Yaudah iya makasih"
"Cukup ukhti?" Tanya nya
"Iya cukup" balas gue.
Kemudian gue masuk ke dalam kamar tersebut, sepi nggak ada siapa siapa. Tempat yang kurang nyaman menurut gue. Ngga ada ac atau bahkan mesin cuci.
Clek.... tiba tiba pintu terbuka, terlihat 3 orang perempuan datang.
"Anak baru ya?"tanya wanita yang memakai kerudung pink ini. Gue duduk di kasur, dan mengangguk kan kepala.
"Kenalin gue Meysa, yang pake kerudung pink Ririn sama yang ini Karina"ucap Meysa memperkenalkan yang lain nya.
"Selamat bergabung di KAMAR TER-TER-TERRRRRRSERUU YEY!!"teriak Ririn dengan keras dan suara keanak kecilan nya itu. Gue tersenyum.
"Iya kenalin gue Dinda Rayna, bisa di panggil dinda. Gue dari jakarta"
"Semoga lo betah disini"ucap karina dengan senyuman tipis nya.
Tiba tiba salah satu teman dari mereka datang kembali.
"Nah kalo yang ini namanya Safira, anak yang paling kalem"ucap Meysa dengan gembira.
Safira tersenyum kepada gue, "ini gorengan nya" ucap Safira memberikan gorengan nya kepada yang lain nya.
"WOY BERISIKKKK!!"tiba tiba terdengar suara dari kamar sebelah, tapi yang gue dengan bukan suara perempuan melaikan suara laki laki.
"SELAW DONG! Kayak sendiri nya ngga berisik aja"teriak ririn dengan keras
"Anak kecil ngga usah ikutan" balas lagi yang di sebelah.
"Ih masa ririn di bilang anak kecil"
"Udah ih nggak usah di ladenin, mereka itu emang kayak gitu"
"Itu perempuan?" Tanya gue kepada mereka.
"Bukan, itu tuh Algi sama temen temen nya. Kamar kita itu sebelahan banget sama kamar anak laki laki, kan gedung pesantren ini hanya dibatasi tembok saja luarnya. Tapi kamar nya masih sebelahan. Jadi walaupun kita ngobrol pelan tetep aja kedengeran" jelas Mesya
"Tapi kalo kayak gitu tuh seru, bisa ngobrol sama laki laki. Kapan lagi coba disini bisa ngobrol sama lelaki" ucap Karina
----MAAF KALAU JELEK MASIH AMATIR,TOLONG TINGGALKAN JEJAK. SAYA SEDANG MENCOBA BERKARYA TERIMAKASIH☺----
KAMU SEDANG MEMBACA
PESANTREN, I'M COME!
Teen Fiction-SELESAI- PART 1,2,DAN 3 DI PRIVATE. JIKA INGIN BACA FOLLOW DULU:) "mah, dinda nggak mau pesantren! titik pokoknya dinda nggak mau dipindahin ke pesantren" "kamu mau bantah mamah? percuma kamu di jakarta juga mamah nggak akan ngasih uang dan bahkan...