pesantren 45

3.6K 209 1
                                    

"Furqon! Lu dibilangin nya jangan di acak-acak malah di berantakin"ucap ririn dengan nada kesalnya

"Marah-marah mulu lu rin"

"Ngga mau tau harus beresin!"

"Iya-iya ngomong mulu"

"Iya entar gue yang beresin" celetuk shafira tiba-tiba.

Ririn terdiam dan melirik furqon, ketika mereka sedang masak.

 "Ngg.. ngga usah fir" jawab ririn

"Ngga apa-apa gue aja yang beresin, kalian tinggal bawa makanan ini aja ke tempat makan siswa" ucap shafira

"Yaudah iya fir, makasih yee" jawab furqon tersenyum dan membawa semua makanan untuk berbuka puasa.

Ririn masih bingung dengan sifat shafira yang tiba-tiba mengajak ngobrol, sedangkan mereka kemarin-kemarin berasa nggak pernah kenal.
Mungkin sekarang shafira udah memaafkan kejadian yang dulu-dulu.
























---
























"Dinn, gue mau cerita sama lo!" Ucap ririn dengan kehebohan nya

"Aduh rin, pelan-pelan dong ada apa?"tanya dinda ketika sedang menyiapkan piring-piring bersama algi dan yanglain.

"Sumpah! Tadi shafira ngajak gue ngobrol"

"Seriusan?"

"Serius! Padahal dia nggak ngajak gue ngobrol udah lama banget"

"Bagus lah kalo kayak gitu, jadikan dia nggak marah sama lo rin"

"Kayaknya dia juga udah nggak marah sama lo lagi din"

"Nggak tau sih kalo itu, dia tetep sama aja. Tapi gue nggak peduli yang penting gue nggak marah sama dia"

"Sama aku juga nggak peduli" celetuk algi tiba-tiba yang mendengar percakapan nya.

"Lu kalo di tanya orangtua gimana gi?"

"Gue sih jelasin aja semuanya, toh kita juga udah gede. Dan emang harus ya sahabat itu saling suka? Nggak kan" jawab algi tersenyum

"Din! Ada panggilan dari kak riska" ucap seorang santriwati memanggil gue

"Yaudah gue ke riska dulu ya, kalian beresin dulu nih"

"Iyaiyaa din"

Gue pergi dari merapihkan piring-piring, dan berjalan ke arah riska yang sedang berteleponan.

"Iya ris ada apa?"tanya gue padanya

"Nih ada telpon" jawab nya dan menyodorkan handphone nya itu.

"Halo,ini siapa?"tanya gue di telepon

"Halo din? Ini gue fila!"

"Omg! Gue kangen banget parah, ada apa fil?"

"Kemarin, sarah udah ngelahirin. Anak nya laki-laki" ucap fila dari telepon dengan nada gembiranya

Gue berhenti untuk menyunggingkan senyuman, gue segera diam. Dan, ini hari jadinya terlatih patah hati kembali. Sarah udah ngelahirin anak dari gama, dan itu mungkin hal yang selama ini membuat gue semakin sakit hati kembali.

"Ohiya? Bagus dong"

"Iya din! Kapan lo kesini?"tanya fila

"Ngg..ngga tau fil"

"Eh iya nih gama mau ngobrol" ucap fila

"Hallo din?"tanya gama dari telepon tersebut.

"Selamat ya gam"

"Iya din,makasih. Lo kapan balik? Apa perlu gue jemput?"

"Boleh juga, kapan?"

"Besok"

"Seriusan nih besok banget?"

"Iya besok gue jemput ya,lo harus liat anak gue!"

"Hehe iyaa gam"

"Yaudah udah dulu" jawab nya dan kita pun memutuskan sambungan telepon nya. Gue pun segera kembali ke algi.

"Siapa yang nelpon?"tanya algi

"Fila"

"Oh, kenapa emang?"

"Sarah udah ngelahirin" balas gue dengan tersenyum

"Oh,sahabat kamu itu?"tanya algi, gue hanya mengangguk.

"Nih" ucap algi menyodorkan sebuah es campur kepada gue

"Apaan nih?"

"Es campur lah buat kamu"

"Makasih ya"

"Sama-sama hehe" balas nya tersenyum kembali.

Gue jadi sayang banget gi, rasanya  untuk memiliki lo semakin ingin.

















---


















Gue udah bersyukur banget untuk bisa ngobrol sama tatap muka lagi sama algi,setelah sekian lama nya nggak pernah saling sapa dan ketemu. Dia masih sama dengan apa yang gue kenal, gue merindukan semuanya yang telah lama hilang dari hidup gue. Dan sekarang waktu nya gue untuk memulai berjuang lagi, mencintai algi dengan benar. Setelah gue sekarang nggak peduli apapun yang akan orang katakan tentang gue,algi dan kita.

"Fir" gue memanggil shafira ketika dia sedang merapihkan vas bunga di meja.

Dia hanya melirik.

"Kalo kata gue mendingan vas bunga nya, di sebelah sini aja. Kalo disana ngeganggu orang ngambil takjil" ucap gue kepadanya, dan shafira pun memberika vas bunga itu tanpa melihat ke arah gue.

"Lo masih marah?"tanya gue perlahan kepadanya

"Gue tau kalo lo masih marah banget, cuma... ini udah terlalu lama banget buat kita musuhan" jelas gue kepadanya.

"Lo tau kan? Gimana benci nya gue sama lo?"tanya shafira dengan nada judesnya.

"Gue tau, gue disini cuma mau minta maaf aja fir"

"Sebelum lo minta maaf, gue nggak akan nerima maaf lo" jawab nya

Gue terdiam dan menatap dirinya yang sedang sibuk merapihkan hal yang lain, gue rasa gue percuma untuk meminta maaf jika ia sama sekali memang tidak menerima maaf gue.



















---



















"GAMA! PAPAH KAN UDAH BILANG SAMA KAMU, JANGAN TEMUIN PEREMPUAN ITU LAGI!" Bentak ayah gama ketika tau anaknya menemui sarah lagi.

"Gama tau pah, tapi kan itu juga anak gama pah"

"Papah nggak peduli itu anak kamu apa nggak!"

"TAPI ITU DARAH DAGING GAMA!" bentak gama kepada ayahnya dan pergi ke kamar.

"Kamu udah berani sama papah hah?!" Tanya om herman menyusul gama dan mengetuk-ngetuk kamarnya yang dikunci.

"Jangan pernah ngelarang gama buat ketemu anak gama sendiri!"

"Kamu itu seharusnya sekolah gama! Bukan malah nemuin wanita itu lagi!"

"Terserah papah mau ngomong apa juga!"

"Yaudah,papah pindahin kamu ke amerika! Nggak sekolah lagi di sini" jawab om herman.

Gama semakin bingung dengan keadaan yang menuntutnya agar lebih baik padahal jelas gama sendiri lebih nyaman seperti ini, entah mungkin rasa tanggung jawab itu adalagi ketika melihat anak laki-laki dari rahim sarah. Semakin gama merasa ingin menjadikan mereka keluarga kecil, dengan kemampuan apapun yang gama bisa.









---

Maaf ya lama, jan lupa vote jugaaa hehe

PESANTREN, I'M COME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang