-SELESAI- PART 1,2,DAN 3 DI PRIVATE.
JIKA INGIN BACA FOLLOW DULU:)
"mah, dinda nggak mau pesantren! titik pokoknya dinda nggak mau dipindahin ke pesantren"
"kamu mau bantah mamah? percuma kamu di jakarta juga mamah nggak akan ngasih uang dan bahkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya pertandingan futsal cup selesai juga, algi dan kawan-kawan nya pun mendapatkan piala. Mereka selesai dan bersalaman kemudian dengan bangga nya memamerkan piala tinggi nya itu. Tapi gue nggak menghampiri algi, buat mengucapkan selamat.
Ucapan shafira hari itu masih terngiang di telinga gue.
"Emang lo tuh perusak hubungan orang, din"
Gue emang seharusnya pantas dapet omongan kayak gitu, seharusnya gue bisa nahan diri gue buat nggak deket sama algi. Tapi kali ini gue nyakitin hati sahabat gue lagi, padahal jelas gue pernah disakitin juga.
Seolah-olah tiba-tiba rasa bersalah datang, entah sekarang gue jadi nggak enak hati sama shafira. Seharusnya gue lebih sadar itu dari dulu.
"Kok disini din? Nggak ngucapin selamet ke yanglain?"tanya karina
"Iya kar, lu duluan aja."
"Nggak mau bareng?
"Nggak usah hehe" balas gue,
Gue tau gi, lo pasti nyari-nyari gue untuk ucapin selamat ke lo kan? Gue tau dari mimik wajah lu yang nggak karuan, akhirnya gue pergi ke kamar dan enggan untuk mengucapkan selamat ke algi, seolah-olah yang pantas itu shafira.
---
Gue datang ke kamar, terlihat dinda sedang duduk di meja belajarnya.
"Ngapain lo kesini? Nggak ngucapin selamat ke paca baru lo??" Ucap shafira dengan jutek
"Itu bukan pacar gue, dan yang pantes buat ngucapin selamat itu lo"
"Kalo bukan pacar terus apa?!"
"Silahkan kalo lo mau algi, ambil dia. Gue nggak ngelarang fir"
"Emang sih yah lo itu cantik din, jago buat bikin semua cowok tuh suka sama lo! Tapi seharusnya lo sadar diri dong, cowo yang lo goda itu udah punya siapa!" Balas nya dengan membentak.
Ketika gue akan membalas omongan nya lagi. Meysha dan karina sudah membuka pintu kamar, gue menarik napas panjang dan hanya bisa menahan amarah gue. Tapi gue nggak bisa buat melampiaskan nya ke shafira, dia jelas temen gue. Gue nggak mau bikin dia sakit karena tindakan gue, gue pasti main kasar. Gue tau karena tangan gue gatel karena udah pengen nampar nya!
"Kok nggak kebawah fir?"tanya meysha, sedangkan shafira melanjutkan belajarnya. Dia tidak membalas pertanyaan meysha. Sedangkan gue hanya mengangkat kedua bahu dengan artian "gak tau"
---
"Makasih yah buat hari ini" ucap furqon ketika di depan asrama putri.
"Iya sama-sama." Balas ririn
"Maaf kalo gue udah lancang"
"Nggak apa-apa, btw selamat ya tim futsal menang"
"Iya okay,"balas furqon
"Hehe iya"
"Gue harap lain kali bisa jalan lagi"
"Gue harap kita sampai disini aja qon" balas ririn tersenyum
Mimik wajah furqon berganti menjadi kaget, dia mungkin keheranan dengan ririn yang memintanya untuk berhenti sampai disini aja.
"Gue masih kelas dua SMA kalo emang lo serius sama gue, datang ketika kelulusan SMA buat minta halalin gue" jelas ririn
"Loh rin? Tapi kan?"
"Gue nggak mau cuma ngabisin waktu buat deket sama lo kayak gini doang"balas ririn.
"Terus maksud lo tadi? Lo sama aja bikin gue baper" ucap furqon
"Yaudah, gue pergi dulu ya ke asrama" balas ririn dan segera pergi.
Entah mungkin perasaan nya kali ini tidak sesuai dengan keinginan nya, ririn nggak mau buat deket seperti pacaran padahal tanpa status. Semua orang wajar punya perasaan tapi ririn nggak mau untuk nerima perasaan itu. Masalalu nya terlalu buruk untuk dijadikan kenangan, membuat masa depan nya ke hambat. Mungkin bisa aja furqon cuma bisa iya-iya doang, tanpa bisa nerima apa adanya. Sekarang ririn cuma bisa pasrah dan mikir buat siapa yang bakalan nerima dia apa adanya dikemudian hari.
Perasaan furqon nggak mungkin seutuhnya untuk ririn, sekarang mereka masih kelas dua SMA yang masih labil dan baperan. Yang masih berharap banyak untuk jodohnya kelak,tanpa tau padahal nggak ada yang sempurna.
Dan sekarang ini ririn,yang hanya ingin tau siapa cowo yang selama ini nerima dia apa adanya? Dia cuma pengen tau apa furqon bener-bener buat dapetin dia sampe halalin atau emang cuma pengen pacaran aja? Dan sekarang ririn nggak mau mikir panjang lebar, ketika dia tobat allah pasti nerima maafnya. Ririn tau semua orang punya salah dan sekarang emang ririn harus ubah diri nya.
Dan apapun yang terjadi ririn cuma minta, nggak mau balik ke masalalu. Dimana mamah papah nggak anggap ririn, dimana mamah papah malu punya anak gak perawan kayak ririn.
---
Maaf ya kalo lama update, otaknya keabisan ide hehe
