"Kepada dinda raynan, apa anda juga menyukai rifat?" Tanya riska
"Saya sama sekali tidak menyukai nya"jawab gue lantang.
Hah? Sejak kapan kak rifat punya perasaan ke gue? Yang jelas-jelas gue gak punya perasaan apa-apa ke dia. Gue cuma nganggep sebagai sodara jauh aja nggak lebih.
Terlihat meysha segera pergi dari ruangan sendirian, gue yakin hatinya pasti sakit ketika mendengar pengakuan seperti ini.
"Di tetapkan sodara rifat menyukai dinda dan dinda tidak menyukai nya"
Gue masih terdiam, sedangkan kak rifat masih menatap gue penuh harap. Dan jangan pernah berharap sama gue karna hati gue bukan sama sekali buat kak rifat!
"Kepada dinda raynan, silahkan sampaikan pengakuan semua kesalahan mu" ucap riska.
Gue berdiri di depan mic dan melihat semua siswa-siswi yang berada di depan gue. Semuanya! Mereka begitu banyak sekali. Algi masih berada duduk di tempatnya dengan melihat ke arah gue.
"Assalamualaikum wr.wb.
Pertama-tama aku pengen bilang makasih buat Allah yang udah bisa ngasih kesempatan aku masuk pesantren, buat mamahku yang memaksa aku ke pesantren dan bikin aku jadi lebih baik. Buat pak ustad dan guru-guru semua yang udah ngajarin aku ngaji, belajar bahasa arab atau apapun yang aku gak tau dulu. Buat sahabat sahabat aku, yang mungkin kalian benci sama aku. Entah karena masalah aku sama algi saling menyukai atau emang karena masalah lain nya, aku bersyukur punya sahabat kayak kalian yang udah ngajarin aku gimana caranya disiplin buat bangun pagi,buat nggak males-malesan di asrama.
Dan buat Shafira, maafin gue karena hubungan kita sekarang semakin renggang. Kita bagaikan nggak pernah kenal sejak dulu, bahkan kita sama sekali nggak peduli sekarang. Maaf kalo ini terlalu nyakitin hati, gue sama algi dekat. Dan gue cuma suka algi, bukan kak rifat. Dan gue tau hubungan pertemanan kalian emang udah deket banget, gue cuma nggak mau hubungan kalian jadi ancur cuma gara-gara gue.
Dan Algi, gue mau bilang kalo gue emang bener-bener suka sama lo. Maaf kalo selama ini gue ngejauhin, maaf kalo terlalu lancang. Terimakasih" ucap gue dengan pidato yang sudah di tulis.Semuanya bertepuk tangan dengan riuh, apalagi sejak pengakuan gue mereka sedikit kaget atas deketnya gue sama algi. Karena mereka semua ngira yang selama ini saling suka algi dan shafira.
Algi melihat gue dan tersenyum dengan khasnya.
"Bagaimana keputusan nya pak ustad?"tanya riska kepada pak ustad.
"Keputusan nya..... saya tunda minggu depan" ucap pak ustad segera berdiri dan pergi dari kursi.
---
Sedangkan gue masih terpaku duduk disini, semua siswa siswi bergerumuh keluar dari aula. Gue masih bisa melihat wajah kemarahan tapi ada kebimbangan di raut wajah pak ustad. Ya gue masih tetap berada di perasaan yang bimbang, gue juga takut akan di DO.
"Hei" ucap seseorang dari belakang gue, dan gue pun menengok.
"Eh gi" algi masih tetap dengan senyuman khas nya yang menatap ke gue.
"Gimana kabarnya?"
"Baik" jawab gue dengan sedikit canggung
"Yang tadi jujur gak?"tanya nya.
"Jujur" balas gue tersenyum.
"Lebih baik jujur daripada terus menerus di tutup-tutupi" jawab algi, sedangkan gue hanya tersenyum.
"Sekarang masih marah nggak?"tanya algi
"Marah kenapa?"
"Marah sama aku, kan kamu ngejauh kemarin-kemarin"
"Aku ngejauh juga ada alasan nya" jawab gue.
"Aku sekarang nggak peduli mau sahabat aku ngejauh cuma karena ini, yang namanya sahabat itu pasti dia bakalan ngerti kalo situasi nya sedang rumit."
"Tapi kasian loh shafira"
"Kalo aku ditanya untuk milih sahabat apa pasangan, aku bakalan pilih pasangan. Dia bakalan ada buat aku sampe halal, sedangkan sahabat dia cuma sebagai pelengkap kehidupan agar lebih terlihat sempurna."
"Emang kamu bakalan halalin siapa?"
"Kamu kalo bisa hehe" jawab nya sedikit cengiran.
Sedangkan gue hanya tertawa kecil, matanya,lengkungan senyuman nya, gigi putih nya yang selalu terlihat ketika tertawa itu yang gue kangenin.
Gue merindukan semua yang ada di diri lo gi, gue nggak bisa membayangkan semua itu. Gue cuma bisa liat secara langsung seperti sekarang ini.
---
Semua apa yang gue rasain sekarang sedikit demi sedikit sedih nya telah pudar, mungkin karena hubungan gue dan algi membaik.
Sedangkan gue membiarkan shafira tetap berada di prinsip nya yang mungkin membenci gue, dan meysha dia sama sekali nggak marah. Dia sosok yang dewasa, dia sama sekali nggak menyalahkan kak rifat untuk suka sama gue karena menurut dia "cinta nggak harus memiliki"
Semua orang di dunia ini wajar jika punya perasaan, tapi nggak perlu saling memiliki.
---
Maaf ya kalo gaje dan update lama hehe maklum puasa gengs. Disini aku mo blg "selamat menunaikan ibadah puasa" walopun udh lama bet hehehe.
Btw kelanjutan nya gmn yaaa????
KAMU SEDANG MEMBACA
PESANTREN, I'M COME!
Teen Fiction-SELESAI- PART 1,2,DAN 3 DI PRIVATE. JIKA INGIN BACA FOLLOW DULU:) "mah, dinda nggak mau pesantren! titik pokoknya dinda nggak mau dipindahin ke pesantren" "kamu mau bantah mamah? percuma kamu di jakarta juga mamah nggak akan ngasih uang dan bahkan...