pesantren 43

3.4K 189 16
                                    

Hari minggu ini adalah hari perpisahan kelas duabelas. Gue dan yanglain siap untuk menampilkan tari saman di panggung hiburan nanti.

Gue sudah berada di belakang panggung karena setelah ini adalah penampilan gue dan teman-teman.

"Ini dia! Tari saman dari kelas XI IPA!!" Kata seorang mc memanggilkan nama kelas gue.

Tepukan riuh dari orang-orang sangat banyak, membuat gue dan yang lain merasa ditunggu-tunggu. Akhirnya gue pun menari saman di panggung hiburan, hingga selesai.
Tapi ketika diatas panggung gue nggak lihat algi dimana. Gue juga nggak tau dia bakalan nampilin apa, secara selama ini kita udah nggak pernah berhubungan lagi. Terakhir dia ngasih surat itu buat gue.

"Din! Din boleh minta foto bareng nggak?"tanya kaka kelas dua belas yang lumayan banyak minta foto bareng.

Gue pun meng-iya kan untuk berfoto bersama mereka.

Gue mencari kak rifat kayak nya dia nggak kesini, menurut gue pak ustad sudah melarang nya kesini karena sudah takut bertemu gue.

"Din! Dinn, algi tuhh" teriak uminah dan menunjuk ke arah panggung hiburan terlihat algi dengan gitar nya dan duduk di kursi.

"Aku sadar kalau kini, kita sudah semakin menjauh.
Sempat aku berpikir ini, kau yang menginginkan nya.
Lepas dari pelukku.
Oooh, kini aku sadari.
Ini salahku, tak ingin ku terlambat dan sesali." Algi menyanyi diatas panggung itu dengan petikan gitarnya.

"Hai, sapa kepada wanita berbaju merah itu." Ucap nya dan menatap ke arah gue, membuat semua orang menatap kembali ke gue yang memakai baju merah.

"Aku kira ini adalah sebuah pernyataan yang ingin aku bicarakan, aku kira waktu ini tepat. Aku ingin menyatakan bahwa aku terlanjur cinta padamu, tapi aku tidak pernah tau bahwa kau ternyata tidak mencintaiku. Setelah aku tahu ternyata pernyataan itu terlalu menyakitkan ya. Aku kira selama ini kita saling mencintai, apa hanya aku yang mengira?
Ternyata setelah aku tau, kamu pilih lelaki yang kamu mau. Aku mencoba rela kembali untuk menerima mu bersama yanglain.
Ternyata perubahan itu begitu cepat ya, kau dengan segera meninggalkan ku yang masih mengejarmu sedangkan kau telah berlari cepat untuk mengejar yanglain" ucap nya setelah baca surat pink muda itu.

Gue kira dia membuat surat yanglain lagi.

"Terimakasih" ucap nya dan turun dari panggung.
Sedangkan gue segera pergi keluar dari gedung.

"Din! Din!" Panggil nya mengejar gue, gue pun kembali berbalik melihat nya yang tepat di belakang gue.

"Maaf kalo gue lancang, gue... gue terlanjur sayang sama lo. Dan sekarang gue tau lo lebih suka sama rifat dan... gue benci kita saling kenal, maaf gue belum jadi yang terbaik" ucap nya dengan poni yang acak-acakan karena mengejar gue. Ucap nya sedikit gugup, dan terlihat keringat mengucur dari dahi nya.

Gue masih terdiam menatap algi yang melihat ke arah gue, dan sekarang gue bingung entah harus gimana.

"Semoga sidang lo besok, lo bisa nerima keadaan" ucapnya sekali lagi, tapi tetap gue hanya diam.

"Yyaudah, gue.. pergi" ucap algi dan berbalik meninggalkan gue, entah gue ingin memanggil tapi rasanya susah. Gue hanya bisa melihatnya pergi jauh meninggalkan gue disini, sedangkan gue masih terpaku berdiri.

"Din, lo bego bangetsih! Sumpah, lo nggak ngerespon algi, lo segitu udah nggak sayang nya hah?" Ucap ririn tibatiba datang.

"Gue lagi pusing rin, biarinlah" balas gue dan menunduk.

"Lo jangan pernah ngebohongin perasaan lo sendiri din, lo harus merjuangin apa yang udah lo sama algi buat. Kalian yang udah buat hubungan ini, dan kalian sendiri gitu yang mau ngancurin nya?"tanya ririn

"Terserah rin, gue gak peduli" balas gue kemudian pergi.





















---























"Sumpah lo laki banget bro!" Ucao rizky

"Denger ya, nggak usah peduli deh dinda mau ngerespon atau apa yang penting lo udah ngeluarin semua unek unek lo kan?"ucap furqon

"Udah bro jangan sedih, dinda bentar lagi juga balik lagi" ucap abi

"Iya tapi lo semua ngerti kali apa yang gua rasain"ucap algi dan membenamkan wajah di tangan nya.

"Belum lagi gua pasti di panggil ke persidangan" lanjut algi.

"Tenang aja lu masih punya temen yang bakalan ngebela elu" ucap furqon.

Mungkin prasangka algi benar-benar terjadi, dinda udah nggak punya perasaan apapun padanya. Dan sekarang algi tau, ternyata mereka emang salah satu pasangan yang nggak ditakdirkan untuk bersama.



















---

















Hari ini adalah hari persidangan, semua siswa di perintahkan untuk ke aula. Guru dan semuanya pun harus menjadi saksi, dan gue siap nggak siap harus menerima kenyataan bahwa hari adalah hari persidangan.

"Selamat pagi," ucap bu indah di mic

"Hari ini diadakan nya, persidangan. Untuk lebih lanjutnya akan di jelaskan oleh Riska sebagai ketua putri terbaru" lanjut bu Indah dan duduk kembali ke kursi nya.

"Assalamualaikum wr.wb.
Kepada yang terhormat ibu dan bapa guru, semua murid yang sudah datang di aula ini. Dan kepada Dinda Raynan yang tersangka.
Hari ini diadakan nya acara Persidangan, dimana adalah ketika seorang siswa/siswi yang melakukan kesalahan akan dibawa ke acara persidangan untuk dimintai keterangan.

Kepada Dinda raynan, terpergoki dua kali karena berduaan dengan Rifat yang adalah anak pemilik pesantren. Saksi mata adalah Bu indah.

Ada yang keberatan?" Tanya riska ketika membacakan surat selembaran

"Saya" ucap gue mengangkat tangan.

"Silahkan"

"Pertama-tama saya disini sebagai dinda raynan, ingin meminta maaf kepada semuanya jika saya ada salah. Disini saya akan menjelaskan tentang kronologi yang sebenarnya.
Saya jujur memang bertemu dengan kak rifat, ketika sedang jam pelajaran. Disitu saya nggak sengaja karena hari itu saya di keluarin dari kelas, karena tidur di jam pelajaran. Ketika saya sedang duduk di tangga, kak rifat datang menghampiri dan ketika kita ngobrol bu Indah datang dan memergoki.
Untuk soal malem-malem memang benar saya jalan berdua dengan rifat dan pulang malam" ucap gue menjelaskan semuanya.

"Terimakasih, ada yang keberatan lagi?"tanya riska

"Saya"ucap kak rifat mengacungkan tangan.

"Silahkan"

"Saya tau itu sangat salah dan membuat malu orangtua saya pemiliki sekolah ini. Tapi saya minta, jangan pernah keluarkan dinda dari sekolah ini. Saya tau mungkin saya yang sebenarnya salah yang membuat dinda harus menghadapi semua ini, disini saya melakukan itu karena ada alasan nya. Saya... saya disini karena menyukai dinda," ucap rifat tibatiba membuat semuanya kaget tidak terkecuali dinda. Semuanya kaget dan melihat ke arah rifat dan dinda. Gue melihat algi yang masih duduk dekat pintu bersama teman-teman nya dan wajah yang biasa saja.

"Kepada dinda raynan, apa anda juga menyukai rifat?" Tanya riska

"Saya......."




















---



















Maaf ya kalo makin gajee, jangan lupa komen dan vote yaaah. Jangan rugi baca cerita akuuh

PESANTREN, I'M COME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang