pesantren 36

3.8K 220 5
                                    

Hari ini adalah hari terakhir camping, pukul sepuluh pagi semuanya harus sudah pulang. Gue sudah merapihkan semuanya, dan sudah di tempatkan di bis. Mereka semua sedang berada di sesi foto-foto, sedangkan gue hanya melihat dan tidak berselera untuk ikut berfoto.

Dari sejak kemarin, shafira masih diam tidak bicara. Apa mungkin karena gue yang tidak bertanya kepada dia?

"Din, kenapa sih lo dari tadi diem mulu?"tanya ririn ketika sudah duduk di bis.

"Nggak apa-apa" balas gue tersenyum tipis.

"Lo lagi ada masalah ya sama shafira?"tanya ririn.

"sumpah sih hubungan ini rumit banget. Gue nggak tau harus gimana lagi"

"Kalo menurut gue sih kenapa lo ga jujur aja ke shafira tentang semuanya?"

"Gue nggak mau dia marah"

"Tapi pada akhirnya shafira juga udah terlanjur marah kan sama lo"

"Iyasih,"balas gue dengan wajah cemberut.

"Gue bakalan bantuin lo buat baikan lagi sama shafira"

"Awal nya gue nggak mau ke pesantren, tapi semakin lama ternyata semakin nyaman. Dan akhirnya ada titik dimana semua konflik datang ke gue, gue cuma bisa diem. Seolah-olah gue emang nggak mampu buat ngeberesin masalah ini" ucap gue tersenyum tipis.

Mungkin keadaan hati gue cape sebenernya, masalah dari sejak gama,sarah semuanya dan sekarang algi yang tiba-tiba nyatain cinta nya ke gue. Dan sekarang gue harus gimana lagi?

Mungkin gue bisa aja stress, depresi dengan apa yang semuanya udah terjadi. Tapi gue masih bisa kontrol diri gue. Disisi lain, pedahal gue udah cape. Apalagi dengan datang nya ke pesantren, bukan malahan bikin seneng tapi masalah datang lagi. Kemudian aku harus apa? Lari dari masalah tiada henti?

"Lo pasti mampu din,"balas ririn tersenyum dan memegang telapak tangan gue.

Seakan semuanya, hanya ririn yang tau. Andai gue bisa deket sama lo fir, gue cuma bilang gue nggak bermaksud buat hati lo sakit. Semua ini tentang perasaan, maaf jika kelewat batas. Perasaan nggak bisa dipaksa berhenti kadang :')















---




















Pagi ini pukul delapan pagi, shit! Gue kesiangan untuk keberapa kalinya???
Hari ini ada lomba Futsal Cup untuk semua sekolah, wilayah jakarta dan bogor.

Gue melihat kasur, ternyata yang kesiangan emang cuma gue doang. Gue keluar asrama dan melihat lapangan sudah ramai dengan banyak nya pengunjung. Gue berasa bego sekarang, kenapa bisa kesiangan.

"Hei din"sapa ririn masuk ke dalam kamar, gue pun mengikutinya.

"Rin, kok lu ga ngebangunin gue sih"

"gue udah bangunin lo daritadi pagi, lo itu tidur apa mati sih?" Balas ririn

"Ya lo tau sendiri lah gue kalo tidur gimana!"

"Udah deh din, mendingan jangan berisik tar gue berantem lagi sama si furqon"

"Lah apa hubungan nya?"tanya gue.

"HEH RIN, JANGAN PIKIR GUE GAK TAU YA LO NGOMONGIN GUEH!" Ucap furqon teriak dari kamar sebelahnya.

"Okay, lu jangan marah rin"ucap gue, dia menarik napas panjang.

"Okay, gue nggak marah. Dan buat furqon lo nggak usah cari gara-gara lagi sama gue!"

"Gue nggak nyari gara-gara ya sama lo! Gue cuma pengen ngobrol doang"

"Tapi ini bukan waktunya!"

"Lah terus kapan lo ngasih waktu yang tepat?" Tanya furqon

"Yaallah! Sabar bangetsih gue jadi cewekk!!"teriak ririn dengan sebal

"YAUDAH OKAY GUE NGGAK AKAN GANGGU LO LAGI!" Teriak furqon dari balik tembok.

"Yaudah rin jangan marah lagi yaa! Acara nya mulai jam berapa?"

"Bentar lagi"balas nya sedikit jutek, gue tau kok rin lo juga pasti gak mau kan acting terus di depan furqon, sok-sokan marah?

"Oh shit! Sekarang jam berapa?  gue telat kali!!"

"Yaudah lo buruan mandi sana! Yakin nggak akan nonton algi?"

"Iya gue mau nonton, iya okey gue bakalan mandi!"balas gue memutar bola mata dan pergi ke kamar mandi.














---















Gue turun dari tangga, dan mencari-cari dimana temen gue berada. Hari ini pesantren rame, karena banyak nya sekolah-sekolah negeri atau swasta untuk mengikuti lomba ini. Banyak orang yang nggak gue kenal dan seragam mereka yang berbeda-beda.

"Din!"panggil algi dari kejauhan dan berlari kecil ke arah gue.

"Apa?"tanya gue dengan cuek.

"Lo masih marah?"tanya nya

"Dindaa!"panggil tiba-tiba seseorang dari kejauhan hingga gue tidak membalas pertanyaan algi.

"Gama!"teriak gue ke arah nya dan melambaikan tangan.

Gama mendekat ke arah gue dengan senyuman khas nya, dia memakai baju futsal warna merah maroon nya.

"Kamu lomba disini?"tanya gue

"Iya, kamu lagi ngapain?"

"Aku lagi liat-liat aja,"

"Hei gi, emh.. ini pacar kamu?"sapa gama ke algi tapi langsung nanya ke gue lagi.

"Hei gam" balas algi menggaruk kepala nya dan sedikit canggung.

"Bukan, algi temen aku doang" balas gue tersenyum.

"Yaudah gue ke lapangan ya din"ucap algi, kemudian gue hanya mengangguk.

"Mamah aku udah nanyain kamu terus" ucap gama ketika kita sedang berjalan di koridor kelas.

"Yaudah nanti kapan-kapan kalo ada libur lagi aku ketemu mamah kamu deh" balas gue tersenyum

"Iya, mau kemana lagi nih?"

"Mau nyari fila sama fara. Mereka ke sini nggak ya?"tanya gue

"Kayak nya sih kesini"

"Btw, sarah apa kabar?"tanya gue

"Kenapa emang? Nggak tau sih aku udah jarang nengokin soalnya papah bakalan marah kalo aku ketemu sarah. Lagi pula dia udah pulang kok ke rumahnya." Jelas gama

"Nggak apa-apa sih, cuma gue nggak mau kalo emang sahabat gue kenapa-napa"

"Dia nggak akan kenapa-napa kok, tapi kayaknya gue emang nggak akan nikahin sama sarah"

"Loh kenapa?"

"Gue masih sayang sama lo" jawab nya dan berhenti berjalan

"Masa lalu itu harus di lupain gam, kita itu lebih baik sodaraan aja. Gue siap anggap lo sebagai kakak"balas gue tersenyum.

"Tapi gue nggak bisa lupain lo" balasnya.

"Emh gimana kalo kita cari fila, fara aja?"tanya gue mengubah topik pembicaraan.

"Okay" balasnya tersenyum.

Gama masih yang dulu, senyum nya, tatapan nya,genggaman nya, masih sehangat dulu. Jadi gue nggak bisa bohongin diri gue sendiri, kalo gue emang masih mengharapkan nya. Nggak heran gam gimana senengnya gue ketika lo ternyata masih nungguin gue balik lagi, tapi... gue harus mikir-mikir dulu untuk lo kembali ke gue.











---

Sumpah sih aku bingung banget alur cerita akhirnya bakalan gimana, soalnya aku akhir-akhir ini otak nya buntu kekurangan ide. Jadi jangan salahin aku kalo ceritanya gaje apa mau sad mau happy pun. Karena otak aku bener-bener buntu!
Jangan lupa baca, komen dan vote ya☺

PESANTREN, I'M COME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang