Bumi, Bintang, Revan, dan Rehan kini telah tiba di rumah berukuran minimalis di salah satu perumahan elit. Dua pasangan suami istri menyambut kedatangan mereka dengan senyum sumringah, tatapan bahagia tak luput dari wajah dua wanita paruh baya aneh yang dengan tega membuat Bumi harus menahan hasratnya untuk tidak menerkam mangsanya yang tak lain ialah Bintang.
"Morning love birds," sapa kedua wanita itu dengan sumringah, memeluk Bintang dan Bumi secara bergantian.
"Morning Mam, Mi." balas Bintang dengan ceria, ia membalas pelukan dari kedua wanita yang ia hormati itu. Ia juga tak lupa memeluk Papa dan mengecup tangan Papi Bumi.
"Selamat datang di rumah baru kalian,"
Bumi menghela nafas dalam-dalam ia tak menduga jika kedua orangtua dan mertuanya begitu getol dengan pernikahan dia dan Bintang hingga rumah pun telah di siapkan. Bumi jadi bertanya-tanya apa kedua orangtuanya sudah bosan melihatnya hingga memutuskan mengusirnya secara halus.
Harusnya Bumi sudah tahu jawabannya adalah iya, kedua orangtuanya pasti begitu terganggu dengan kehadiran Bumi yang selalu mengganggu mereka pacaran.
"Ya salah kalian juga, udah punya anak remaja eh malah sok-sok-an pacaran. Gak liat apa anaknya aja gak pacaran." ucap Bumi saat melihat Mami dan Papinya duduk bermesraan di dalam bioskop mini yang berada di rumah kedua orangtuanya.
Dan dengan kejamnya, Mami dan Papi Bumi malah kompak mengusir Bumi yang mengganggu kemesraan mereka.
"Makanya punya pacar, dasar jomblo." seru keduanya.
Jika mengingat kejadian malam itu, Bumi sangat ingin menceburkan dirinya ke Laut Merah untuk selama-lamanya daripada dia harus mendengar kalimat keramat tersebut dari mulut kedua orang yang berperan penting dalam membentuk dirinya menjadi seorang manusia yang taraf ketampanannya bisa di puji asal tidak di sandingkan dengan sang Papi yang kadar ketampanannya tak berkurang meski usianya sudah menginjak 45 tahun.
Dorongan dari mahluk yang di sampingnya menyadarkan Bumi untuk kembali berpijak ke tanah tepatnya ke lantai rumah. Mahluk yang tadi mendorongnya itu kini tersenyum manis semanis sayur Pare, Rehan. Rehan mengerling genit dan juga menggigit bibirnya menggoda Bumi.
Tak..
"Aaauuh." Rehan mengusap kepalanya yang baru saja mendapat jitakan dari Bumi.
"Bumi bisa gak sih kamu berhenti gangguin Rehan." Papi menatap Bumi tajam, selalu saja anak satu-satunya itu melakukan kdrt pada Rehan.
"Rehan yang salah Pi, dia natap Bumi kayak Tante Salma natap Papi." ucap Bumi membela diri.
Mami yang tadinya asyik menggoda Bintang kini menatap sang suami dan Bumi dengan sengit, telinganya sangat peka jika sang anak ataupun suami tercintanya menyebut nama tetangga mereka yang berstatus janda tanpa anak dan di karunia bentuk tubuh yang begitu menggoda iman para lelaki manapun. Sejak Salma resmi bercerai, wanita tersebut selalu saja mencuri pandang pada suaminya. Bahkan dengan secara terang-terangan Salma sering mengajak Papi mengobrol dengan suara yang sengaja di buat mendesah. Dan sejak saat itu pula Mami dengan tegas mengibarkan bendera perang pada Salma si janda bohay, sebutan dari Bumi.
"Papi gak ngapa-ngapain Mi, noh Bumi yang nyebut nama dia." Kini semua pandangan enam pasang mata tersebut tertuju pada Papi yang sedang mengemis minta di kasihani pada Mami yang sudah memasang wajah sangarnya.
"Bumi gak bakal mulai kalau kamu gak mancing, pokoknya malam ini kamu tidur di luar." ucap Mami membuang muka dari Papi, ia kini melanjutkan kegiatannya tadi menggoda sang menantu. Sedangkan Papi kini menatap Bumi seolah Bumi adalah mangsanya.
"Kalau Papi tidur di luar kamu juga tidur di luar." ucap Papi tegas meninggalkan Bumi yang sekarang menjadi bahan tertawaan oleh Revan dan Rehan.
"Loe berdua tidur bareng gue." ucap Bumi final tak ingin di bantah.
Rumah baru milik pengantin baru itu telah di penuhi perabotan yang telah tertata rapi dan ciamik, tentu saja itu tak lepas dari kedua wanita yang sangat ingin memiliki cucu itu. Jadi Bumi dan Bintang tak harus repot-repot untuk menata rumah, mereka hanya harus menata kamar mereka berdua. Bumi Bintang patut bersyukur karena mereka tak akan tinggal berdua di rumah tersebut, para orangtua telah menyiapkan seorang pembantu yang akn mengurus bagian dapur dan juga kebersihan rumah. Juga tambahan dua manusia yang akan selalu membuat hari-hari Bumi berantakkan, siapa lagi jika bukan si kembar Revan dan Rehan.
Para orangtua menempatkan Revan dan Rehan di rumah Bumi dan Bintang karena berbagai alasan, alasan pertama ialah agar para orangtua dapat memantau Bumi Bintang untuk tak melakukan aksi terselubung yaitu pisah ranjang. Alasan kedua, para orangtua tak ingin terjadi sesuatu hal yang tak di inginkan jika berani memisahkan Revan, Rehan dan Bumi. Mereka tak ingin mengambil resiko yang mengakibatkan sesuatu hal terjadi seperti kejadian 15 tahun yang lalu, hal yang masih terjadi hingga mereka menginjak usia remaja.
Bumi, Revan dan Rehan tak bisa di pisahkan, entah kenapa ketiga seperti memiliki ikatan batin yang begitu kuat mengalahkan tali tambang. Jika Revan dan Rehan sudah tentu hal tersebut sangat wajar karena keduanya memang terlahir kembar, berbeda dari Bumi yang terlahir satu jam lebih cepat dari keduanya. Kejadian tersebut bermula ketika kedua orangtua Revan dan Rehan harus menghadiri sebuah acara keluarga di Pulau Bali dan membuat Bumi, Revan dan Rehan yang saat itu berusia dua tahun harus terpisah untuk satu pekan. Bumi, Revan dan Rehan yang terbiasa tidur bertiga harus terpaksa di pisahkan hingga membuat Bumi, Revan dan Rehan tiba-tiba di landa demam yang bersamaan pada malam pertama mereka di Bali. Bumi yang tengh tertidur dengan demam tinggi selalu memanggil nama si kembar, begitu pun sebaliknya.
Sejak kejadian itu mereka bertiga tak pernah berpisah tidur, tapi seiring waktu berlalu mereka sudah bisa tidur berpisah kamar hanya berpisah kamar tidak dengan rumah. Maka dari itu, kamar Bumi yang berada di rumah kedua orangtuanya itu bukan milik Bumi seorang. Sama halnya di rumah Revan Rehan, kamar si kembar juga milik Bumi.
Mereka bertiga pernah nekat ketika Revan harus mengikuti olimpiade sains di Yogyakarta selama tiga hari, karena di antara ketiganya hanya Revan yang menjadi peserta jadi hanya Revan yang pergi hingga pada malam pertama Bumi, Revan dan Rehan kembali di landa demam tinggi dan Revan yang terancam tak bisa mengikuti olimpiade. Hingga akhirnya para orangtua mereka memutuskan untuk mengirim Bumi dan Rehan ke tempat Revan setelah melewati kesepakatan yang begitu rumit dengan pembina olimpiade.
Dan para orang tua tak ingin kejadian itu kembali, satu-satunya jalan yaitu menyatukan mereka. Di balik sifat jail Rehan, sifat tripleks Revan, dan sifat aneh Bumi mereka menyimpan perasaan cinta yang begitu besar kepada masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
(BS #1) B
Teen Fiction| status: selesai | Bumi suami Bintang, Bintang istri Bumi. Mereka harus menikah di usia 17 tahun. Ini bukan hanya cerita tentang Cinta, tapi di sini juga ada beberapa cerita tentang keluarga.