Bumi Bintang

7.6K 385 11
                                    

Hari yang paling menegangkan untuk Bumi dan Bintang karena dalam kurun waktu kurang dari satu jam status mereka akan berubah, anak pertama mereka akan lahir ke dunia setelah sehari semalam Bintang mengalami kontraksi. Kini mereka tiba di momen yang paling menegangkan, Bintang akan mengemban tugas paling mulia yaitu melahirkan. Keluarga telah menemani sampai tahap ini, kini giliran Bumi yang menemani Bintang melewati perjuangan itu. Dimana sebelumnya Bintang telah meminta maaf pada sang mama, ia akhirnya tahu betapa besar pengorbanan seorang ibu untuk tetap melahirkan anaknya meski harus bertarung nyawa.

  "Kamu kuat sayang," bisik Bumi pada Bintang yang tengah berbaring, Bintang mengangguk mengusap lembut wajah Bumi pria yang selalu memberinya kebahagiaan tak terkira.

  "I love you Mas." ucapnya lirih menahan sakit.

Bumi sekuat tenaga bendungan air matanya melihat bagaimana istrinya tengah kesakitan.

  "Mari kita mulai." kata sang dokter yang bertugas membantu Bintang bersalin.

Bumi dan Bintang sangat tahu resiko melahirkan di usia muda tapi mau bagaimana lagi jika takdir sudah berkehendak, mereka hanya bisa menerima dan berpasrah diri pada Allah SWT. Sekuat tenaga Bintang mengikuti instruksi yang diberikan dokter, sesekali ia berteriak kesakitan senbari menyebut nama Allah.

Bumi yang melihatnya tak kuat membendung air matanya hingga akhirnya terlepas karena raut kesakitan yang ditunjukkan Bintang, puluhan doa ia panjatkan pada Allah agar istrinya diberikan kekuatan untuk bisa melewati semua ini. Sungguh ia merasa sangat berdosa pada sang mami, beliau rela melakukan hal yang sama hanya untuk memastikan ia bisa lahir dan hidup dengan baik. Ingatkan ia agar meminta ampun dan maaf pada mami setelah Bintang berhasil selamat, Bumi mengabaikan rasa sakit akibat genggaman tangan Bintang. Ia tahu semua itu tak ada apa-apanya dibandingkan apa yang Bintang alami saat ini. Betapa mulia dan hebatnya seorang wanita dalam islam; ketika ia sebagai anak ia dapat membuka pintu surga bagi ayahnya, ketika ia sebagai istri ia dapat menyempurnakan agama suaminya, ketika ia menjadi ibu surga berada ditelapak kakinya.

Bumi akhirnya bisa bernafas sedikit lega setelah mendengar tangisan seorang bayi dan bayi itu telah berpindah dari tangan dokter ke tangan suster yang dengan sigap memeriksa bagian tubuh si bayi dan membersihkannya, beda lagi dengan dokter yang akhirnya tersenyum lega karena telah mengeluarkan seorang bayi lagi. Masih sama seperti tadi, bayi kedua diberikan pada suster untuk dibersihkan. Bumi hanya menatapnya diam dan penuh haru, darah dagingnya telah lahir ke dunia. Bumi kembali fokus pada Bintang, tak segan mengecup kening, mata, hidung, kedua pipi dan bibir sang istri berulangkali menggumam terima kasih. Dengan tubuh dan kondisi lemah Bintang hanya mampu membalas Bumi dengan senyuman lemah. Tenaganya terkuras tapi itu tak menjadi masalah karena kehadiran kedua malaikatnya mampu membuat ia merasakan kesempurnaan menjadi seorang wanita dan ibu.

Dokter mendekat dan memakaikan masker oksigen pada Bintang dan pernafasannya berangsur-angsur membaik juga tubuhnya yang kehilangan kesadaran yang membuat Bumi ketakutan setengah mati.

  "Dok istri saya,"

  "Dia hanya tertidur karena kondisinya sangat lemah." kata dokter melihat kepanikan Bumi.

Dokter sudah meninggalkan Bumi dan Bintang setelah memastikan Bintang dan kedua bayinya baik-baik saja. Bumi belum beranjak masih setia berada disisi Bintang, tak beranjak sedikitpun meski hanya untuk menengok bayi-bayinya. Hingga dua suster mendekat dengan bayi dimasing-masing gendongannya, dengan air mata yang berlinang akhirnya Bumi bisa melihat dan menyentuh mereka. Dengan tangan bergetar ia mengambil salah satu bayi, anugerah yang luar biasa yang ia dapatkan setelah istrinya. Para tetuah akhirnya masuk kedalam ruangan setelah sebelumnya Bintang dipindahkan ke ruang rawat, Mami, Mama, dan Bunda menyuruh Bumi segera membacakan adzan pada telinga bayi-bayinya tapi yang disuruh malah tak menurut sama sekali dan malah kembali pada Bintang. Mami dengan gemas memukul lengan Bumi yang meringis kesakitan, si mami gak tahu kalau lengannya sudah luka karena jadi pegangan Bintang tadi.

  "Kamu kalau dibilangin ya dengerin, jangan kayak gitu." omel mami yang menyeret Bumi mendekat ke arah box bayi-bayi.

Bumi akhirnya menuruti perintah para tetuah, mendekat pada mereka dan mulai adzan di telinga kanan si bayi, begitupun dengan bayi selanjutnya, berbeda kali ini yaitu iqomah. Menandakan jika mereka berbeda jenis kelamin, tak lupa Bumi membisikkan nama mereka masing-masing. Para tetuah yang melihatnya tersenyum manis, akhirnya keinginan memiliki cucu terwujud setelah dua tahun lamanya menunggu.

Kini Bumi siap mengemban tugas dan tanggung jawab menjadi seorang suami dan juga ayah yang siap siaga, setia dan bisa menuntun keluarga kecilnya pada jalan Allah, menjauhkan mereka dari panasnya api neraka. Ia selalu berdoa semoga kedua malaikatnya menjadi anak yang selalu cinta Allah dan dapat membawa kedua orangtuanya ke surga.

Setelah satu jam menunggu akhirnya Bintang tersadar, tersenyum bahagia saat matanya menangkap pemandangan yang begitu indah kedua buah hatinya sedang tertidur lelap di box masing-masing. Begitupula ketika ia mendapati Bumi yang sedang tertidur tepat disampingnya, hanya menggunakan kursi sebagai penopangnya. Tadi setelah berjuang ia langsung jatuh tertidur karena tak kuat menahan lelahnya hingga melupakan hal penting yaitu imd (inisiasi menyusui dini). Seorang suster tiba-tiba masuk kedalam kamar rawat, tersenyum mendapati Bintang yang telah sadar.

  "Ibu baik-baik saja?" tanyanya dengan ramah.

Bintang mengangguk pelan, "iya sus, bisa kita lakukan imd sekarang? Tadi aku ketiduran."

Suster itu lagi-lagi tersenyum, "tadi kami sudah melakukannya."

  "Ah makasih suster."

  "Sebaiknya saya memeriksa tekanan darah dan denyut nadi ibu dulu." Bintang hanya mengangguk dan suster tersebut sudah sibuk dengan alat tensi dan juga stetoskop.

Suster tersenyum senang, "puji Tuhan tekanan darah anda sudah normal, denyut nadi pun berangsur-angsur membaik."

  "Apa ibu mau makan terlebih dahulu?" tanya suster yang hanya ditanggapi Bintang dengan gelengang serta tersenyum dan mengucapkan terima kasih dan pemberitahuan jika dalam waktu sejam ia akan kembali. Karena tugasnya selesai, suster itu akhirnya keluar.

Bumi menggeliat pelan dan mulai tersadar, kedua matanya berbinar mendapati Bintang telah sadar dan dalam keadaan baik-baik saja meski terlihat jelas kelelahan yang tak dapat tertutupi. Tanpa kata ia memeluk Bintang sangat erat, menghujaninya dengan kecupan ringan di kening.

  "Kamu hebat Bintangku,"

  "Aku memang hebat mas,"

  "Terima kasih untuk semuanya Sayang,"

  "Terima kasih juga sudah mencintaiku Mas,"

  "Aku berjanji selalu mencintai kamu sampai akhir hayat dengan izin Allah."

  "Aah... Mas Bumi," Bintang menyembunyikan wajahnya yang memerah di dekapan Bumi.

  "I love you Bintangku,"

  "I love you Bumiku,"

Pelukan hangat keduanya terurai oleh tangisan kedua bayi mereka dengan senyum bahagia yang terbit di bibir masing-masing, "we love you angels."

★ E N D ★



Sudah ya? Terimakasih semuanya.

Selamat tahun baru, semangat baru, lembaran baru. 2018 semoga kita jadi lebih baik aamiin.

Pindah ke cerita Rehan yaa!! Habis cerita Ehan kita lanjut ke, cerita Revan dan....

Assalamu'alaikum

Anrdayah 💋

(BS #1) BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang